Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KISAH KYAI MUHCTAR MU'TH (Kyai Tar) dan Pemburu Guru Berilmu Hebat


Berburu Guru Berilmu Hebat
(Kisah Perjalanan Menuntut Ilmu Ahmad Fauzi, SH Surabaya)

Assalamualaikum wr.wb.
Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa,

Cerita ini saya dengar beberapa tahun lalu dari Pak Dasaad dan baru malam lalu 15 Juni 2006 dari Pak Ahmad Fauzi di rumah barunya Desa Pancawati, Ciawi Bogor.

Begini cerita nya.
Kedua sekawan pemuda Ahmad Fauzie dan Dasaad Gustaman pada tahun 1967 berpetualang dari kyai ke kyai. Tujuan nya berburu Guru untuk mendapat ilmu-ilmu tingkat tinggi.

Mulailah ia datangi Kyai-kyai besar yang tersohor keilmuan Nya dan kesaktian Nya. diberbagai tempat di Pulau Jawa, Madura, dan Nusatenggara. Suatu hari mereka berdua berpetualang ke Banten, dan disana bertemu seorang kyai yang kesohor juga ilmu nya. Tetapi oleh Kyai dari Banten itu Fauzie muda bersama Dasaad disarankan belajar kepada seorang ulama yang besar pula di Mataram, Nama nya Tuan Guru Abu Bakar. 

Maka bergegaslah berangkat dari Banten menyebrang sampai Mataram NTB. Sesampai disana kedua pemuda itu pun menyampaikan maksud Nya. Bahwa kedatangan Nya atas rekomendasi Kyai dari banten agar menemui Tuan Guru Abu Bakar di Mataram. Tujuannya berguru mencari Ilmu. Belum juga diajari Ilmu Tuan Guru Abu Bakar memberikan wejangan bahwa dia itu bukan ulama yang dicari-cari. Maka Tuan Guru Abu Bakar menasehati agar kedua pemuda itu belajar ke Ulama Karismatik dan terkenal sakti yaitu Kyai Khamid dari Pasuruan. Kyai ini dikalangan umum terkenal ampuh. Banyak tamu dan muridnya. Muridnya adalah para kyai di jawa dan sekitarnya. Setelah menyebrangi lautan kembali ke Jawa, maka sampailah di Pasuruan. Dicarilah rumah Kyai Khamid.

Maka tak lama kemudian bertemulah kedua pemuda itu dengan Kyai Khamid. Disampiakanlah apa yang dikatakan Tuan Guru Abu Bakar.

Apa yang di katakan Kyia Khamid kepada Pemuda Fauzie dan Dasaad?

Ternyata Kyai Khamid juga tidak bersedia menjadi Guru kedua pemuda itu. Apa pasal.

Kyai Khamid menganjurkan agar pemuda Fauzie dan Dasaad segera berangkat ke desa Losari Ploso Jombang. Disana ada Kyai Besar yang tinggi Ilmu Nya. Yang Ilmunya bagai sumur tidak akan habis bila ditimba airnya. Setelah dicari-cari selama kira-2 tiga hari sampailah ke Desa losari Ploso Jombang, pesantrenNya Pak Kyai Muchammad Muchtar Mu'thi. Pak Kyai dikenal dengan sebutan Kyai Tar. Waktu itu tahun 1967. Pas waktu maghrib kedua pemuda sampai di pondokan. Setelah sholat maghrib kemudian kedua pemuda bertemu seseorang di Masjid, yang belakangan diketahui bernama Pak Met (Slamet Makmun murid pertama Pka Kyai Tar, yang juga Kholifah pertama). Ditanyalah pemuda itu.

Kamu ada perlu apa kesini? Dijawab," Kami datang mau berguru, apakah betul ini pesantrennya Kyai Muchtar Mu'thi". kemudian Pak Met, berkata," Betul ini rumah Pak Kyai Muchtar Mu'thi, kalau mau bertemu/berguru ke pada Kyai Tar, kalian harus menunggu belio keluar dari rumahnya. Selama berjam-jam menunggu sambil nahan kantuk dan gigitan nyamuk kedua pemuda itu harus menguji kesabarannya. Maka kemudian kedua pemuda itu menunggu Kyai Tar keluar dari rumah nya. Pukul 3 pagi Pak Kyai keluar rumah waktu itu memakai jubah warna hitam sepanjang mata kaki nya. Sambil bertanya kepada pak met, " Met, Sopo iku?"

jawab pak Met, " Anu Kyai, itu ada tamu dua pemuda. Katanya mau berguru kepada Pak Kyai".

Kemudian pak Kyai memperintahkan kedua pemuda itu dengan sekalian Pak Met serta Man Sup (adik Pak kyai yang ragil almarhum) ke sebuah tanah lapang dibagian belangkang mesjid.

Di tanah lapang itu ada sebuah tanah yang membentuk lingkaran, kemudian Pak kyai dan ke empat orang lainnya disuruh duduk melingkar di dalam lingkaran.

Pak Kyai menjelaskan tentang asal kejadian manusia dari tanah kemudian dari setetes mani dst dengan panjang lebar. (sebenarnya itulah awal ajaran Shiddiqiyyah, mengenal diri mulai dari awal kejadian diri dari 4 nasir tanah, air, udara dan api/energi). Dalam hati Pak Fauzi berkata, " Kalau ceramah kaya gini sih banyak dalam buku-buku, nggak ada istimewanya, coba kalau memang berilmul tinggi turunkan hujan"

Seketika Pak Kyai, berdiri dan mengacungkan tongkat nya berkata," Wahai Alloh, ternyata ada hambaMu yang tidak percaya kalau dirinya diciptakan dari tanah dan setetes mani, maka tunjukkanlah kekuasaanMu agar hambaMu itu sadar menjadi hamba yang taat dan berbakti, turunkan hujan yang lebat".

Tak seberapa lama, pohon pohon bergoyang kena angin yang besar kemudian datang mendung dan gelap, tak lama kemudian terjadilah hujan lebat. Sangat lebat.

Anehnya kelimaNya yang ada dalam lingkaran tidak kena hujan,

Pak Fauzi bermain-main, coba tangannya dilkeluarkan dari lingkaran," betul ia basah kena air hujan'. Dalam hati pak Fauzi berkata," wah ini kan ilmu sihir, banyak yang punya di Banyuwangi, dan banyak ocehan hati pak Faujie lainnya..."

Setelah beberapa saat hujan lebat, melihat kedua pemuda itu tak ada perubahan sikap dan ketundukan hati, tiba-tiba Pak Kyai Tar mengacukan tongkatnya tinggi-tinggi sambil memutar-mutarnya diatas kepala lalu berkata," Wahai Alloh Dzat yang maha kuasa, hentikan hujan ini, terbitkan cahaya yang terang semoga manusia yang tidak mengakui kejadiannya dari tanah dan air mani ini sadar menjadi hamba Mu yang baik karena cahaya Mu".

Dan.., pohon-pohon pun berhenti bergoyang, angin berhenti bertiup lalu hujan tiba-tiba reda, muncul cahaya terang yang tidak lain datang bulan purnama dimalam hari, padahal waktu itu bukan waktunya bulan purnama.. Dari itu tersadar kedua anak pemuda itu, ta'jub dan percaya kepada ketinggian ilmu pak Kyai. Betul-betul Kyai Tar bukan orang sembarangan.

Dengan serta merta Pak Fauzi dan pak Dasaad menciumi tangan pak Kyai lalu menyatakan diri menjadi murid. Lalu diajari pelajaran mandi, puasa 4 hari dan kemudian baiat jahar dst, belajar sampai Thobib Ruhani 7 hari, Thobib Ruhani 40 hari.

Catatan :
Yang membuat ta'jub kedua pemuda itu adalah :

1. Pak Kyai diberi anugrah mampu mendengar kata-kata hati.

2. Pak Kyai do'anya dikabulkan Alloh minta hujan diberi hujan, minta cahaya didatangkan bulan bukan waktunya.

Yang membuat paling ta'jub kedua pemuda itu ya itu datang bulan di kala bukan waktu bulan purnama. Dan benar-benar bulan purnama.

Subhnalloh ...
Setelah jadi murid kedua pemuda setiap malam datang ke ploso, setelah siangnya kerja disurabaya.

Kalau malam keduanya di minta mijitin badan pak kyai.
Pada saat mijit itulah kedua pemuda itu dapat pelajaran-pelajaran dari Pak kyai.

Suatu kali Pak Kyai meminta memberi amalan Salamun kepada pak Met, dengan katanya," Pak Met, itu Fauzie dibaiat Salamun"

Jawab pak Met, "Nggih kyai".

Lalu pak Fauzie diberi amalan salamun, dengan puasa 7 hari. Dan ketika malam terakhir slulup sambil menelan tulisan salamun dengan pisang emas, dia harus membaca 41 kali dalam air sambil slulup. padahal yang umum diajarinya semampunya asal ganjil.

Lalu suatu saat amalannya di uji coba.
Di Surabaya ada Bioskop no.1 kalau sekarang 21 gitu. Sedang mutar film yang hanya diputar cuma sekali. Yang nonto biasanya penuh dan habis tiketnya. Kemudian kedua pemuda itu bersepakat nonton film itu.

Pak fauzi bagi pintu masuk dengan pak Dasaad. Berjalanlah ke masing-masing pintu yang telah dibagi.

Ajaib.?!
Kedua nya masuk tanpa ditegur penjaga pintu. Dan sesampai didalam ada dua kursi yang kosong, seperti sudah disedikan untuk keduanya.

Kedua nya makin yakin belajar shiddiqiyyah. Ilmu dan doa nya dikabulkan Alloh menjadi kenyataan.

Kedua pemuda itu kemana saja, pak Kyai jalan mengikutinya. Sering pak Fauji jadi sopir mobil pak Kyai (tak diterangkan mobil siapa yang dipakai).

Pak Fauzi sering menjadi bagian keuangan dalam pembayaran makan, kebutuhan perjalanan.

Ikuti sambungnya, uang tinggal 50 rupiah dibelikan jarum dapat kembalian Rp. 900.090,-

Setelah Pak Fauzie dan pak Dasaad jadi Murid Kyai Tar, sebagaimana diceritakan oleh kedua nya bahwa keduanya sering mendampingi Mursyid dalam perjalanan-perjalanan menjelajah negri.

Pada suatu hari, diperjalanan panjang kedua Murid dan murid yang lain seperti Pak Met dan lainnya. Sampai pada suatu wilayah di Yogya, ketika itu ada dikaki gunung.

Ada beberapa jalan menuju puncak Gunung.
Semua murid sebelum naik dalam keadaan puasa.

Maka kemudian Kyai Tar membagi arah jalan kepada murid-murid yang sedang diuji itu.

Pak Fauzi lewat jalan ini, pak Met lewat jalan sana, Pak Dasaad lewat jalan yang itu dan yang lain lewat jalan ini dsb.

Kemudian belio berkata," nati kita sama-sama bertemu di puncak gunung dan berbuka bersama disana".
maka kemudian semua murid berjalan sebagaimana layaknya orang naik gunung. Apalagi dalam keadaan puasa. Tentu sangat lapar dan haus. Ketika sudah mulai perjalanan naik, kemudian pak Kyai Tar, terlihat meluncur naik bagai JET sangat cepat sambil melambaikan tangan dan berkata," saya duluan, saya tunggu dipuncak".

SREET... melesat dengan cepat, kemudian tak terlihat.
Pak Fauzie geleng-geleng kepala dan ta'jub.
Subahnalloh, Pak Kyai Tar secepat kita naiknya.

Semenatara para murid dengan nafas ngos-ngosan terus mendaki jalan naik. Sempat bicara dalam hati para murid itu. Wah kalau haus gini enaknya minum es apukat. Kemudian makan dengan nasi liwet pakai ayam goreng. Ada lagi yang membayangkan minum kopi hangat dan macam-macam.

Akhirnya semua murid sampai di puncak yang telah ditentukan.

Terlihat Mursyid sudah duduk di atas puncak

Alangkah terkejutnya,..
Di atas puncak itu telah tersedia Jus Apukat, Kopi panas, Nasi lengkap dengan lauk pauk dan sambal nya.
Pokoknya nikmat.
Semua murid dipersilahkan berbuka karena pas sampai puncak sudah maghrib.

Murid-murid tambah yakin kalau-kalau mereka tidak salah memilih guru. Sempat terpikir siapa yang menyediakan itu semua dan dari mana? padahal di atas puncak gunung itu tak ada peralatan masak apalagi warung atau restoran.

Semua yang terlintas dihati para murid tersedia disana.

Subahanalloh, Allah maha kuasa atas hambanya.

Itulah di antara ketakjuban Pak fauzie, yang mengaku sebagai murid bandel.

Karena sampai sekarang belio tak khatam-khatam belajar Shid. Ketika suatu waktu dipanggil Mursyid kemudian belio berkata," Zie, kamu sudah waktunya naik pelajaran", "kamu puasa 7 hari persiapan fatihah'.

Ketika dikerjakan maka satu hari dua hari tak ada hambatan berrarti, tapi ketika menginjak hari berikutnya ketika sedang wirid didatangi makhluk-makhluk yang tak dikenalnya. maka pak Fauzie ampun-ampunan minta BATAL untuk persiapan fatihah. dan sampai sekarang belum dikerjakan lagi.

Belio berkata, walau demikian, ia tetap istiqomah mengerjakan Jahar, Sirri walaupun harus di rapel dimalam hari.

Ketika perjalanan keliling dari daerah sampai pada suatu tempat seperti biasa makan-makan di restoran/warung makan. dan Pak Fauzie menjadi juru bayarnya.

Tetapi waktu itu ternyata uangnya tinggal 50 rupiah.

Maka Pak Fauzie matur Kyai Tar ," Pak Kyai, ini uang nya tinggal 50 rupiah" padahal harus bayar makan cukup besar.

Maka Kyia Tar memberikan petunjuk," Zie , kamu keluar dulu . cari Toko yang besar. Lalu kamu belikan sebuah JARUM, uang mu itu. Dan tunggu saja nanti waktu diberi kembalian diterima saja jangan berkata apa-apa".

Pak Fauzie pun bergegas dengan yakin mengikuti petunjuk Mursyid. Uang yang Rp.50 dibelikan jarum disebuah Toko yang besar. Kemudian yang ajaib adalah...

Ketika dapat kembalian ternyata uang kembalian lebih banyak dari uang yang diberikan ke Toko.

Sesuai pesan Mursyid, pak Fauzie tetap diam dan langsung dimasukkan saku dan kembali ke Restoran dimana semuanya sedang ketir-ketir menunggu kalau-kalau makanannya tak ada yang bayar.

Dari cerita Pak Dasaad, pak Kyai selalu mengeluarkan lembaran besar ketika akan memabayar belanjaan.

Aneh nya tak habis-habis dari saku pak Kyai yang tidak terlihat ada isinya itu.

Dan ketika sampai ke ploso sebelum Pak Kyai masuk rumah, pak Dasaad diberi uang terakhir yang disaku Pak Kyai.

Kemudian pak Dasaad segera mohon diri. Tetapi diperjalanan dia mendapat kabar Pak Saifu Umar Ahmadi sdang sakit.

Maka kemudian segera menjenguknya.

Dan uang yang diberi Pak Kyai itu dibelikan obat untuk Pak Madi.

Lain hari Pak Dasaad sowan Pak Kyai dan salah satunya dia matur, " minta dikasih ilmu nya untuk bisa mengambil uang dari saku tanpa habis-habisnya".

Pak Kyai lalu berkata," Lha uang nya itu kemarin sudah saya kasih ke kamu".

Deg.., jantung pak Dasaad terasa terhenti, ternyata uang yang dimaksud sudah dibelanjakan.

Dan Pak Kyai tak berkenan memberikan ilmu itu.

Suatu waktu pak Fauzie terbetik ingin jadi orang kaya, walau sudah berguru pada Kyai Tar, ia coba-coba berguru ke Kyai Hamid di Pasuruan.

Ketika dia sowan Kyai Hamid Pasuruan, disana ada banyak kyai-kyai dari berbagai daerah yang jadi murid2nya.

Sampai waktu pak Fauzie matur ke Kyai Hamid.

Pak Fauzie berkata pada Kyai Khamid, " Saya datang kesini selain silaturahim, saya mau minta ilmu/wirid untuk menjadi orang yang kaya".

Kyai Khamid, terdiam kemudian bicara," Yen wis wayahe teko dewe" dan pak Kyai Khamid tidak memberikan petuah yang lain.

Dalam hati Pak Fauzie, mau minta ilmu/wirid kok hanya di bilangin begitu.

Ketika Pak Fauzie mau pulang dicegat oleh salah satu Kyai yang mau Sowan juga, setelah kenalan dia katanya dari Probolinggo. Dan dia menanyakan ada keperluan apa Pak Fauzie datang ke Kyai Khamid. Lalu dijelaskan sampai dapat keterangan," Yen Wis Wayahe teko dewe"

Lalu apa komentar Kyai dari Probolinggo itu?

Dia kasih tahu pak Fauzie," Yoiku wiridane".

Yaitu amalannya dibaca terus banyak-banyak," Yen Wis Wayahe teko dewe".

Maka tanpa pikir panjang, pak Fauzie wiridan kalimat yang keluar dari mulut Pak Kyai khamid itu.

Berbulan-bulan wirid itu sampai bosen tak kunjung ada kenaikan rizki. Tak kunjung kaya.

Pak Fauzie teringat sama Pak Kyai Tar lalu datanglah kembali ke Mursyid.

Sesampai bertemu Pak Kyai Tar, belum sempat bicara pak Kyai sudah berkata duluan kepada Pak Met," Pak Met, itu lhoh ada murid sing gak percaya sama aku. Dia itu cari guru lagi. Padahal Kyia yang ia datangi itu muridku".

Pak Fauzie merasa malu benar kepada Pak Kyai Tar, lalu dengan segera meminta maaf sambil menciumi tangan Mursyid.

Setelah beberpa waktu kemudian Pak Kyai memanggil Pak Fauzie, belio menawarkan amalan .

Amalannya harus dikerjakan selama 3 bulan.

Selama mengerjakan amalan itu harus sabar bila nanti ada datang cobaan-cobaan. Tetapi kalau lulus cobaan itu akan datang keberhasilan.

Dari mulai minggu pertama mulai terasa kehidupan terasa susah, lama-lama mobil nya terjual untuk makan.

Sampai orang pada tinggal bersama pak Fauzie juga ikut pada pamitan tak betah lagi.

Akhirnya di dalam rumah tinggal pak Fauzie sendiri.

Padahal barang-barang sudah terjual semua buat makan.

Sampai suatu waktu tak punya uang, tak punya beras dan tak ada lagi yang harus dijual.

Pada saat keadaan habis-habisan itu Pak Fauzie tetap istiqomah mengamalkan dari Mursyid.

Akhirnya Pak Fauzie jalan-jalan di daerah Plandaan di Jombang. Ndelalah ketemu sama orang Cina Surabaya yang lagi cari tanah sekian hektar.

Lalu ditanya, apakah Pak Fauzie orang asli situ. Dijawab pak Fauzie , iya orang asli. Percaya saja cinanya itu.

Lalu pak Fauzie diminta mencarikan tanah seluas 120 hektar (kalau gak salah).

Akhir nya pak fauzie bisa mengumpulkan orang-orang yang tanahnya mau dijual. Dan setelah transaksi, Pak Fauzie dapat untung besar dalam waktu singkat. 600 juta.

Sesuai anjuran Pak Kyai, jika dapat rejeki jangan lupa pada anak yatim. Maka pak Fauzie pun melaksanakannya.

Ia bagikan ke anak yatim dan fakir miskin.
Sejak itu sampai sekarang, Rizki pak Fauzie jadi lancar dan mudah. Suatu saat sampai dapat untuk 4 milyard.

Tapi istrinya tak mau kasih untuk anak yatim. Bertengkarlah Pak Fauzie dengan istri. Akhir pak Faujie harus mencuri-curi mengambil bagian untuk anak yatim dan fakir miskin.

Demikian sekelumit cerita darii Pak Ahmad Fauzie, yang sekarang jadi anggota DPR RI Komisi III.

Mudah-mudahan pengalaman belio dapat diambil hikmahnya.

Pak Fauzie dan Pak Dasaad, jika sudah bertemu pak Kyai maka bisa bercerita dengan lepas sampai lebih dari 3 jam. bahkan para kholifah yang mau sowan Mursyid kadang-kadang sampai hampir tak dapat kesempatan. Sehingga membuat Pak fauzie sungkan dengan para kholifah.

Perjalanan ke Malang yang penuh arti.
Sebelum berangkat, Pak Kyai Tar berpesan kepada ibundanya, Nyai Nashihah," Ibu, kami mau perjalanan ke Malang, saya, Pak Met, Faujie, Pak Run, Pak Nyoto dll. Mohon doa restunya, dan nanti kami dibuatkan tumpengan sewaktu sudah pulang.".

Demikian pesan Pak Kyai Tar kepada ibundanya yang dirumah. Pak Fauzie sempat berfikir, mau ada apa kok waktu pulang Pak Kyai mintak dibuatkan tumpengan/untuk selamatan. Ada pertanda apa. Demikian fikiran yang terlintas, mencoba meraba-raba apa makna dibalik membuat tumpeng. Dalam perjalanan Pak Fauzie tak berani bertanya ke Pak Kyai Tar. Tetapi terus menggelitik hati nya. Penasaran mau ada apa..

Maka perjalanan pun sudah dilakukan ke Malang.

Seperti biasa Pak Fauzie menjadi Sopir.
Ketika sampai di Malang Tandem, dimana perjalan naik bukit dan banyak jurang dipinggir jalan ada sesuatu terjadi.

................................................

Mobil nya ada trauble, dan masuk JURANG berguling guling...,

Gulingan Mobil terhenti setelah tertahan oleh pohon Asem sebesar ibu jari. Ajaib !!?

Pikir pak Fauzie. Pohon Asem sebesar jari kuat menanah beban mobil yang lebih dari 1 Ton pada posisi miring di jurang.

Pak Kyai yang berbadan kecil, kurus badannya terdindih oleh Pak Faujie.

Seperti sudah dialami umumnya kecelakaan ada saja yang luka. Maka semua penumpang di kirim ke Rumah Sakit.

Satu diantara penumpangnya Pak Kholifah Slamet Makmun luka parang dan jadi jalan takdir Alloh memanggilnya pulang.

Pak Met ini adalah Kholifah yang umur nya diperpanjang 10 tahun. Mestinya belio harus pulang kerahmat Alloh 10 tahun sebelum itu. Tetapi ketika isyarah datang akan tanggal wafat nya matur Pak Kyai. Lalu pak Kyai menanyakan pak Met apakah sudah siap pulang atau masih mau nambah untuk perjuangan/Jihad fisabilillah.

Maka kemudian ritual doa khusus untuk permohonan tambahan umur dilayangkan Pak Kyai kepada Alloh.

Pak Kyai mengatakan ke Pak Met," Sanggup tidak, 10 tahun diperpanjang hanya untuk perjuangan".

Dan permohonan itu dikabulkan Alloh. Tepat 10 tahun setelah nya kejadian, pak met dipangging pulang.

Pak Met, selama 10 tahun mengapdikan diri untuk perjuangan Laa ilaha illalloh. Siang malam untuk mendidik para kader/murid shiddiqiyyah. Sampai lupa kalau dia punya rumah dan istri yang mesti dikunjungi.

Innalillahi wainna ilaihi rojiun.
Sementara yang lain dirawat biasa karena luka nya tidak parah. Iseng-iseng Pak Faujie bertanya ke Pak Kyai,

Mengapa pak itu yang luka kok kupingnya (separo daun telingan sobek hampir putus? Pak ini, bibir nya sobek dll.)

Pak Kyai pun menjelasakan.
Telinga yang sobek itu artinya orang yang banyak mendengar nasihat ilmu tapi masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Tak pernah diamalkan, tak ada perubahan.

Bibir yang sobek, artinya mulut nya banyak bicara yang nggak benar. dst nya.

Ternyata isyarat itu benar adanya dengan realita orang-orang tersebut waktu itu.

Setelah diberi penjelasan seperti itu, mereka kemudian niat untuk berubah sambil menunggu jahitan telinganya yang putus dan bibir yang robek mereka merenungi makna isyarat yang dialaminya.

Ternyata setiap sesuatu yang terjadi ada makna, manfaat untuk kita menuju kebaikan. Tentu bagi orang-orang bisa membaca isyarat dibalik realita.

Kawan,,
Maknailah, cari tahu makna dibalik setiap kejadian yang berkenaan kepada kita. Dibalik itu ada sebab dan akibat.
close