Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KISAH SITI MASYITHOH TUKANG SISIR KELUARGA FIR'AUN

Bismillahirrahmanirrahim

KISAH SITI MASYITHOH "Tukang sisir keluarga fir'aun"

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Peristiwa ini terjadi ketika Rasulullah  Isra' Mi'raj.

Saat Rasulullah ﷺ perjalanan dari Makkah ke Masjidil Aqsha salah satunya saat itu 

Nabi Muhammad  lewat di suatu tempat yang berbau Wangi, 

maka Nabi  pun bertanya kepada Jibril عليه السلام.

"ini bau apa wahai Jibril ??. "

"Ini adalah bau dari makam Masyithoh." 

Kemudian jibril عليه السلام melanjutkan ceritanya : 

"Tatkala Masyithoh menyisir rambut Putri fir'aun dan sisirnya terjatuh dan Masyithoh 

mengucapkan bismilah, Putri fir'aun kaget dan bertanya : 

"Apakah kamu punya Tuhan selain ayahku (fir'aun) ?"

Masyithoh menjawab : "iya."

Si Putri menjawab "kalau begitu akan aku laporkan ke ayahku...."

"Silahkan" jawab Masyithoh. 

Setelah di laporkan maka Masyithoh pun disidang fir'aun. 

"Apakah kamu punya Tuhan selain aku..? " tanya Fir'aun. 

Masyithoh menjawab : "Iya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah ﷻ." 

Pada saat itu Masyithoh mempunyai dua orang Putra dan seorang suami maka fir'aun pun 

memberikan tawaran antara meninggalkan agamanya dan keluarganya selamat atau 

tetap pada agamanya akan tetapi keluarganya harus disiksa bahkan mati di tangan fir'aun.

Siksaan yang fir'aun siapkan adalah semacam kuali yang besar yang menyala mendidih.

Masyithoh pun memilih tetap pada keyakinannya, 

maka Masyithoh pun harus merelakan suaminya mati di tangan Fir'aun, 

kemudian putranya yang pertama, disaat putranya yang kecil akan di masukkan Masyithoh pun 

mulai ragu karena rasa Kasih sayangnya kepada anak yang masih bayi itu, 

Atas izin Allah ﷻ bayi itu pun bisa berbicara dan mengucapkan : 

"Yaa Ummah, jangan ragu karena engkau berada dalam kebenaran, 

maka Masyithoh pun yakin dan tetap pada keyakinannya dan harus mati bersama bayinya"(AH)

Semoga bermanfaat 

Silahkan share

Sumber : Diterjemahkan dari kitab Al Anwarul Bahiyyah. karya Abuya As Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki.


BACA JUGA : Kisah Nabi Musa dan Orang Fasik yang Diangkat Menjadi Wali Allah


close