Sebuah Renungan Tentang Rezeki dan Kisah Abdurrahman bin Auf Yang Selalu Gagal Menjadi Orang Miskin
KompasNusantara - Kalau rezeki diukur dari kerja keras, maka kuli bangunan lah yang akan cepat kaya.
Jika rezeki ditentukan dari waktu kerja, maka warung kopi 24 jam lah yang akan mendapatkan-nya, bahwa mungkin mampu mengalahkan KFC, dan Mc Donald.
Jika rezeki itu milik orang pintar, maka dosen yang bergelar panjang yang akan lebih kaya.
Jika rezeki itu karena jabatan, maka presiden dan raja lah yang akan menduduki 100 orang terkaya di dunia.
Rezeki itu karena kasih saying Allah.
“Mengejar rezeki itu jangan mengejar jumlahnya, tapi mengejar keberkahannya.” (Ali bin Abi Thalib)
MESKIPUN LARI, RIZKIMU AKAN TETAP MENGEJARMU
“Kalau anak Adam lari dari rezekinya (untuk menjalankan perintah Allah) sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.” (HR Ibnu Hibban No.1084)
Miskin kaya sudah ada yang mengaturnya.
ABDURRAHMAN BIN AUF SELALU GAGAL JADI ORANG MISKIN
Suatu ketika Rasulullah alaihi wa sallam berkata, Abdurrahman bin Auf r.a akan masuk surga terakhir karena selalu kaya. Ini karena orang yang paling kaya akan dihisab paling lama.
Maka mendengar ini, Abdul Rahman bin Auf r.a pun berfikir keras, bagaimana agar bisa kembali menjadi miskin supaya dapat masuk syurga lebih awal.
Setelah Perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya jatuh.
Abdurrahman bin Auf r.a pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik sahabat tadi dengan harga kurma bagus.
Semuanya bersyukur.. Alhamdulillah.. kurma yang dikawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semua oleh Abdurrahman bin Auf. Sahabat gembira. Abdurrahman bin Auf r.a pun gembira.
Sahabat lain gembira sebab semua dagangannya laku. Abdurrahman bin Auf r.a juga bergembira sebab berharap jatuh miskin!
Abdurrahman bin Auf r.a merasa sangat lega, sebab tahu akan bakal masuk surga dulu, sebab sudah miskin.
Namun.. Masya Allah
Rencana Allah Subhanahu wa ta’ala itu memang terbaik.
Tiba-tiba datang utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk.
Rupa-rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang cocok adalah KURMA BUSUK!
Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdurrahman bin Auf r.a dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa.
Allahu Akbar..
"Wahai manusia, di langit ada rezeki bagi kalian. Juga semua karunia yang dijanjikan pada kalian” (QS. Adz Dzariah, 22)
Jadi.. yang banyak memberi rezeki itu datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang busuk?
Allah Subhanahu wa ta’ala lah yang member rezki
Semoga kisah ini dapat menyuntik kembali semangat dalam diri kita semua, yang sedang diuji dalam pekerjaan dan usaha kitam UNTUK LEBIH MENGUTAMAKAN URUSAN Kepada Allah disbanding urusan dunia yang sementara ini, Aamiin.
Sampaikanlah ilmu ini kepada orang lain dengan cara Menshare dan Tag Sahabatmu di Komentar Postinganini, semoga mempermudah urusan di dunia, akhirat dan memberatkantimbangan amal baikmu di Yaumul Mizan.
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain. (HR. Ahmad)