Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tak Perlu Iri Dengan Kenikmatan Yang Didapatkan Orang Lain


Menjadi bahagia adalah dambaan semua orang. Akan tetapi, pada kenyataannya, mewujudkan impian untuk hidup bahagia tidak selalu mudah. Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi tingkat kebahagiaan seseorang.

Selain itu, makna kebahagiaan bagi setiap individu mungkin saja berbeda. Sebagian orang mungkin mengaitkan kebahagiaan secara langsung dengan kehidupan yang nyaman dan kondisi finansial yang mapan.

Sementara bagi orang lain kebahagiaan identik dengan keutuhan dan keharmonisan rumah tangga. Tapi sebenarnya kebahagiaan itu adalah seseorang yang bangga menjadi diri sendiri, tanpa mencemaskan apa yang dipikirkan orang lain terhadap kita.

Orang yang tak pernah iri terhadap kenikmatan yang orang lain dapatkan memang cenderung lebih bahagia. Karena ketenangan hati yang ia miliki mampu membuat pikirannya selalu berpositif thinking terhadap keadaan apapun.

Orang seperti ini juga lebih menyadari bahwa garis yang ditakdirkan tuhan tidaklah sama, jadi baginya tidak ada waktu untuk menilai kebahagiaan yang orang lain rasakan.

Salah satu masalah yang membuat kita kadang tidak merasa bahagia, yaitu ketika kebiasaan yang selalu membandingkan kebahagiaan yang diperoleh dengan kebahagiaan yang orang lain dapatkan.

Merasa gelisah ketika melihat orang lain mendapat rezeki yang melebihi rezekinya, hatinya mulai tak tenang, hingga akhirnya timbullah sifat untuk hasad ataupun dengki. Dari sinilah nikmat bahagia itu tak lagi bisa dirasa dengan hikmat.

Seseorang yang selalu menempatkan syukur dalam relung hatinya, akan selalu mendapatkan kebahagiaan yang tak terhingga. Karena paling besarnya bahagia yang kita rasakan adalah ketika kita mampu mensyukuri segala sesuatunya dengan bersyukur. Banyak sedikitnya rezeki, dan berganti-gantinya ujian selalu ia kembalikan kepada sang maha kuasa.

Mengapa orang yang tak pernah berlaku egois dan tidak berambisi menjadi yang terhebat dimata manusia cenderung lebih bisa hidup bahagia?, karena orang seperti ini selalu mengedepankan kebahagiaan orang lain ketimbang kebahagiaan dirinya.

Sebab menurutnya bahagia yang paling indah itu adalah ketika ia mampu menjadikan dirinya sebagai sumber kebahagiaan orang lain. Hidup dengan perasaan agar selalu menjadi paling hebat dimata manusia hanya akan membuatnya selalu merasa kurang atas nikmat yang diberikan Allah Kepadanya.

Kita kadang takjub terhadap kesempurnaan orang lain, baik itu kesempurnaan harta, jabatan, kekuasaan dan juga kesempurnaan fisik. Hati kadang berbicara kapankah posisi itu akan bisa kita nikmati?, tapi perlu kita tahu bahwa bahagia itu tidak harus hidup seperti orang lain. Karena bahagia itu datang dari segala sesuatunya yang harus serba sempurna, namun memutuskan melihat segala sesuatunya dengan sempurna.
close