Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah TKI Di Arab, Dapat Hibah Rumah Mewah Karena Rajin Shalat Subuh Di Masjid

Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan pula. Tampaknya hal itu benar-benar dirasakan oleh salah satu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Jeddah, Arab Saudi. Pria bernama Alman Mulyana ini mendapatkan harta warisan dari seorang warga Arab. Tidak tanggung-tanggung, Alman mendapatkan rumah mewah yang sudah terisi sejumlah perabotannya.

Bukan tanpa alasan dia mendapatkan kebaikan itu semua. Alman mengungkapkan alasan di balik pemberian harta warisan kepada dirinya yang sebenarnya bukan siapa-siapa dalam keluarga tersebut. Penasaran dengan alasan menyentuh TKI yang mendapat harta warisan rumah mewah ini?

Melansir dari akun YouTube Muhammad Sofi AW, Jumat (13/11/2020), simak ulasan informasinya berikut ini.

Bukan Warisan Namun Hibah

Sebelum bercerita, Alman Mulyana memberikan penjelasan terlebih dahulu atas pemberian rumah mewah tersebut. Menurutnya, ini bukanlah sebagai bentuk warisan melainkan hibah. Sebab, warisan itu diberikan kepada hak waris seperti anak-anak beliau.

"Jadi guys, ini mohon maaf. Jadi bukan warisan, tetapi lebih tepatnya itu hibah. Kalau warisan itu hak waris, buat anak. Ini mah hibah, jadi ini kebaikan si kakek sama saya," papar Alman Mulyana.

"Ini kakek nih," ungkap Alman sembari memperlihatkan pigura foto sang kakek.

"Mana kang? Mana Kang? Ya Allah ini kakeknya kang Alman, Ya Salam," ujar Muhammad Sofi saat melihat foto sang kakek.

Asal Mula Bertemu Kakek

Alman tak lupa untuk menceritakan awal mula dirinya bertemu dengan sang kakek. Siapa sangka, pertemuan mereka dilandasi dari aktivitas rutin Alman yang mampu menarik perhatian beliau.

"Nah saya datang ke sini itu, ini (perabotan rumah) sudah seperti ini. Jadi ceritanya, ketemunya sama kakek itu luar biasa waktu saya kerja jadi sopir pribadi. Saya salat subuh itu sebelum adzan, saya sudah di Masjid. Dan kakek itu perhatiin saya terus, 'Ini anak sebelum adzan kok sudah ada terus' gitu. Dan saking lamanya bertahun-tahun, mungkin ada jarak setahun setengah si kakek baru nyapa. Kan dilihat dari luar itu kaya sombong loh kakek tuh, pertamanya," cerita Alman.

Saya baru ini di salam duluan sama orang Arab. Saya bilang kontrakan saya jauh dan ke masjid saya jalan kaki. 'MashaAllah' (kata kakek), sudah segitu. Terus setiap hari salat subuh ngobrol sampai jam setengah enam kadang ya. Dan ujung-ujungnya kakek itu menawarkan diri ke saya. Menawarkan jasa gitu katanya gini, 'Kamu jangan utang (sewa) rumah. Kamu tinggal saja di rumah saya'. Saya tolak langsung mentah-mentah, saya enggak sangka di kasih rumah segede gini. Kirain tuh kamar sepetak, kamar sopir. Dan ternyata saya dikasih ini tuh sebenarnya panjang ke sana," jelasnya.

Diberi Rumah Mewah

Lebih lanjut Alman mengatakan, dirinya sempat ditawari untuk menempati salah satu rumah sang kakek. Bukan sombong, Alman dengan tegas menolaknya. Kedekatan terus terjalin, hingga akhirnya kesepakatan pun dilakukan. Alman menerima kebaikan niat sang kakek, namun dirinya hanya ingin mengontrak saja.

"Dan akhirnya saya tolak mentah-mentah, 'Kenapa kamu tolak pemberian saya?' katanya. Saya bilang, saya bukan menolak rezeki tetapi saya sama kamu itu belum kenal lama. Tetapi kamu tuh tiba-tiba percaya kasih tempat tinggal ke saya. Dan akhirnya 'ya sudah gini saja, saya kontrakan enggak apa-apa. Kamu kontrak di rumah saya'. Saya pikir lagi, enggak langsung datang, itu prosesnya lumayan lama. Saya orang lama juga di sini dari tahun 2004, jadi enggak mudah dekat sama orang Arab. Lama semakin lama, dia tuh makin dekat ke saya," kata Alman Mulyana.

"Akhirnya pulang dari masjid itu sarapan, 'Habis pulang sarapan kita lihat rumah yang saya kontrakan ke kamu'. Akhirnya saya dilihatin rumah ini, saya bilang 'Wuh enggak mau saya, saya enggak kuat bayar kontrakan'. 'Kamu kuat berapa bayar kontrakan? (kata si kakek), 1000 saja sudah kemahalan saya bilang. 'Ya sudah se punya nya saja', akhirnya saya kontrak 800 rumah ini. Segede gini 800, sudah tinggal pakai fasilitas," sambung Kang Alman.

"'Iya ini buat kamu. Saya suka sama kamu tuh seperti ke anak saya. MashaAllah kamu setiap subuh sudah ada, sebelum adzan subuh sudah ada di Masjid. Dan saya enggak punya anak'. Dan akhirnya saya dengan segala kerendahan hati menghargai niat baik sang kakek," tambahnya.

close