Sejarah Awal Dinasti Abbasiyah. Early History of The Abbasid Dynasty
14 september (Pengangkatan penguasa terbesar dinasti abbasiyah)
14 september tepat hari ini dikenal dimana penguasa terbesar dinasti abbasiyah diangkat. Dinasti abbasiyah adalah dinasti islam kedua pasca bubarnya umayyah dan merujuk kepada keturunan abbas paman tercinta kanjeng RASULULLAH. Ibukota abbasiyah diperkirakan berada di baghdad. Saat menjabat sultan, umurnya baru menginjak 25 tahun data lain menyebut beliau naik tahta di usia 23 tahun. Harun al rasyid belajar dari Yahya ibn Khalid Al-Barmak. Era pemerintahan Harun, dikenal sebagai masa keemasan Islam di mana saat itu Baghdad menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dunia.
Pada masa pemerintahan beliau beberapa tugas dilaksanakan antara lain :
Mewujudkan keamanan, kedamaian serta kesejahteraan rakyat.
Membangun kota Baghdad yang terletak di antara sungai eufrat dan tigris dengan bangunan-bangunan megah.
Membangun tempat-tempat peribadatan.
Membangun sarana pendidikan, kesenian, kesehatan, dan perdagangan.
Mendirikan Baitul Hikmah, sebagai lembaga penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi, perpustakaan, dan penelitian.
Membangun majelis Al-Muzakarah, yakni lembaga pengkajian masalah-masalah keagamaan yang diselenggarakan di rumah-rumah, mesjid-mesjid, dan istana.
Harun Ar-Rasyid (786-809 M) adalah khalifah kelima Daulah Abbasiyah. Dilahirkan pada Februari 763 M. Ayahnya bernama Al-Mahdi, khalifah ketiga Bani Abbasiyah, dan ibunya bernama Khaizuran. Masa kanak-kanaknya dilewati dengan mempelajari ilmu-ilmu agama dan ilmu pemerintahan. Guru agamanya yang terkenal pada masa itu adalah Yahya bin Khalid Al-Barmaki. Harun Ar-Rasyid diangkat menjadi khalifah pada September 786 M (Mohon maaf saya kurang begitu paham penyebutan penanggalan hijriyah pada 786M) . Jabatan khalifah itu dipegangnya setelah saudaranya yang menjabat khalifah, Musa Al-Hadi wafat. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Harun Ar-Rasyid didampingi Yahya bin Khalid dan empat putranya. Daulah Abbasiyah mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid, seorang khalifah yang taat beragama, shalih, dermawan, hampir bisa disamakan dengan Khalifah Umar bin Abdul Azis dari Bani Umayyah.
Pada masa itu, Baghdad menjadi mercusuar kota impian 1.001 malam yang tidak ada tandingannya di dunia pada abad pertengahan. Daulah Abbasiyah pada masa itu, mempunyai wilayah kekuasaan yang luas, membentang dari Afrika Utara sampai ke Hindukush, India. Kekuatan militer yang dimilikinya juga sangat luar biasa.
Harun Ar-Rasyid mempunyai perhatian yang sangat baik terhadap ilmuwan dan budayawan. Ia mengumpulkan mereka semua dan melibatkannya dalam setiap kebijakan yang akan diambil pemerintah. Perdana menterinya adalah seorang ulama besar di zamannya, Yahya Al-Barmaki juga merupakan guru Khalifah Harun Ar-Rasyid, sehingga banyak nasihat dan anjuran kebaikan mengalir dari Yahya. Hal ini semua membentengi Khalifah Harun Ar-Rasyid dari perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari ajaran-ajaran Islam.
Suasana negara yang aman dan damai membuat rakyat menjadi tenteram. Bahkan pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid sangat sulit mencari orang yang akan diberikan zakat, infak dan sedekah, karena tingkat kemakmuran penduduknya merata. Di samping itu, banyak pedagang dan saudagar yang menanamkan investasinya pada berbagai bidang usaha di wilayah Bani Abbasiyah pada masa itu.
Setiap orang merasa aman untuk keluar pada malam hari, karena tingkat kejahatan yang minim. Itulah beberapa kisah singkat tentang pemerintahan penguasa luar biasa SULTAN HARU AL RASYID.