30 Tahun Mengabdi di Tanah Tandus Afrika, Yacouba Sawadogo Berhasil Menghijaukan Kembali 20 Hektar Tanah Kekeringan
30 tahun mengabdi di tanah tandus Afrika, Yacouba membuktikan diri bahwa ia bisa menghentikan gurun. Lelaki kelahiran Burkina Faso tahun 1960 ini mengejutkan banyak orang dengan upayanya menghentikan gurun. Bertahun-tahun didera penanaman dan peningkatan populasi yang berlebihan, lahan di desa Yacouba mengalami kekeringan dan kerusakan yang luar biasa.
Merasa sedih akan kondisi ini, Yacouba tidak lantas berpangku tangan menunggu bantuan. Lewat tangannya sendiri, ia menghijaukan kembali 20 hektar lahan yang kini telah menjadi hutan lebat dengan aneka tumbuhan dan hewan hidup di dalamnya.
Ia bersekolah di sebuah sekolah agama yang memprihatinkandi mana terkadang anak-anak tidak bisa mendapatkan makanan yang cukup. Yacouba adalah yang paling muda dan berbadan paling kecil, sehingga ia kadang tidak kebagian makanan sama sekali.
Banyak ilmuwan yang menyerah akan masalah kekeringan di lahan utara Burkina Faso ini. Namun, Yacouba yang hanyalah petani biasa mencoba membalikan keadaan dengan mempraktikkan metode pertanian tradisional Afrika yang disebut Zai.
Metode ini sebenarnya sangat mudah dan tidak memerlukan peralatan yang mahal. Namun, memang agak membingungkan karena dengan metode ini, lahan diklaim akan tumbuh kembali justru di musim kemarau.
Metode Zai yang nampak aneh ini memang jadi tantangan tersendiri bagi Yacouba. Awalnya, Yacouba ditertawakan dan diejek oleh sesama petani maupun petinggi-petinggi pertanian yang ada di sana.
Di tahun 1980-an. dengan hanya berteman Mathieu Ouedraogo, sesama petani lokal, Yacouba mencoba untuk bereksperimen dengan berbagai teknik rehabilitasi lahan hingga akhirnya menggunakan teknik Zai ini.
Tak disangka, dalam 20 tahun, wilayah seluas 15 hektar yang semula kering bertransformasi menjadi hutan hijau yang menjadi rumah bagi setidaknya 60 spesies pohon.