Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KISAH NABI IBRAHIM AS KETIKA DIBAKAR HIDUP-HIDUP

Kaum Ibrahim (عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ) memiliki hari besar yang biasa  mereka hadiri setiap tahunnya di luar perkampungan. Ayah Ibrahim (عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ) mengajaknya untuk menghadiri perayaan hari besar ini, lalu Ibrahim (عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ) menjawab, “Aku Sakit”

“Lalu, dia memandang sekilas ke bintang-bintang, kemudian dia (Ibrahim) berkata, sesungguhnya, aku sakit.” (Qs. Ash-Shaffat:88-89)

Setelah semuanya pergi keluar perkampungan menuju perayaan hari besar, sedangkan Ibrahim (عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ) tetap ada disana. Ibrahim (عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ) mendapati semua berhala dihiasi dengan amat indah dan menawan. Dihadapannya mereka berikan berbagai macam makanan sebagai kurban, lalu Ibrahim dengan nada mencela dan mencemooh berkata.

“Mengapa kamu tidak makan? Mengapa kamu tidak menjawab? Lalu dihadapinya (berhala-berhala) itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya.” (Qs. Ash-Shaffat: 91-93)

Kemudian Ibrahim (عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ) pun memukul berhala-berhala yang ada dengan kapak yang besar dan menyisakan satu patung besar agar bisa memberikan kesan bahwa patung yang paling besar tersebut cemburu jika ada tuhan-tuhan kecil yang disembah bersamanya.

Saat mereka pulang setelah merayakan hari besar, mereka terhenyak dengan apa yang menimpa berhala-berhala. “Mereka berkata, Siapakah yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sungguh, dia termasuk orang yang zalim. (Qs. Al-Anbiya’ :59)

Setelah semuanya berkumpul dan Ibrahim (عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ) pun didatangkan tepat seperti yang mereka inginkan, “Mereka bertanya, Apakah engkau yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai Ibrahim?” Dia (Ibrahim) (عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ) menjawab, ‘Sebenarnya (patung) besar itu yang melakukannya maka tanyakanlah kepada mereka jika mereka dapat bicara.

Maka mereka pun tersadar atas perbuatan mereka. Dan berkata kepada Ibrahim (عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ), “ Engkau (Ibrahim) pasti tahu bahwa (berhala-berhala) itu tidak dapat bicara.” (Qs. Al-Anbiya’ : 65)

Saat itulah Nabi Ibrahim (عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ) mengatakan, “ Mengapa kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun, dan tidak (pula) mendatangkan mudarat kepada kamu? Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah! Tidakkah kamu mengerti?” (Qs. Al-Anbiya’ :66-67)

Karena kalah dalam perdebatan, akhirnya mereka beralih menggunakan kekuatan dan kekuasaan demi membela kebodohan dan kesewenang-wenangan. Allah pun menunjukkan kuasanya dengan membuat api yang membakar Nabi Ibrahim (عَلَيْهِ ٱلسَّلَامُ) menjadi dingin “Wahai Api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!” (Qs. Al-Anbiya’ : 69)

Referensi
Katsir, I. A. (2013). Kisah Para Nabi Kisah 31 Nabi dari Adam hingga Isa. Jakarta Timur: Ummul Qura.
close