Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Makhluk-Makhluk Penghuni Bumi Sebelum Nabi Adam AS


KompasNusantara - Allah menciptakan Nur Muhammad dan menciptakan darinya ruh seluruh manusia, langit, bumi beserta elemen dan kehidupannya, Allah kemudian mengabarkan kepada para malaikat tentang rencana-Nya yang hendak menciptakan Nabi Adam ‘Alaihissalam sebagai khalifah di bumi.

Hal ini sebagaimana yang terekam dalam Al-Quran, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”

Para malaikat bertanya, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dan mensucikan Engkau?” Allah menjawab, “Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah : 30)

Para malaikat menyangka khalifah yang hendak Allah ciptakan tersebut akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi (padahal saat itu Nabi Adam belum diciptakan), sebab sebelumnya mereka mengetahui bahwa di bumi pernah terjadi kerusakan dan pertumpahan darah yang dilakukan oleh penguhuninya.

Nabi Adam memang manusia pertama di bumi, namun bukan berarti beliau penghuni pertama di bumi. Sebab ternyata jauh sebelum Nabi Adam diciptakan, Allah telah menciptakan tiga golongan makhluk yang menjadi penghuni bumi. Mereka semua akhirnya dibinasakan karena membuat kerusakan dan pertumpahan darah di bumi. Itulah yang menjadi dasar prasangka malaikat.

Sayyidina Ibnu Abbas mengisahkan bahwa setelah Allah menciptakan bumi, menumbuhkan berbagai pohon dan tanaman, serta menyebarkan binatang dan burung-burung, maka buah-buahan jatuh dan mengering. Rerumputan pun tumbuh saling tumpang-tindih sehingga membuat bumi berantakan.

Lalu bumi mengadukan keadaan itu kepada Allah, hingga Allah menciptakan makhluk bernama Jin untuk membersihkan bumi dan mengurusnya. Jin ini bukanlah Jin yang diciptakan dari api sebagaimana yang masih ada hingga hari ini.

Jin dalam pembahasan ini adalah makhluk yang menghuni bumi untuk pertama kalinya, dan sekarang mereka telah binasa. Jin ini diciptakan dari angin, awan dan kilat, bukan dari api. Mereka memiliki jiwa dan beraktifitas.

Mereka disebut Jin karena tidak terlihat, diambil dari kata Janna yang berarti samar. Sedangkan Jin yang diciptakan dari api disebut Jin karena dulunya mereka merupakan penjaga Jannah (kebun surga).

Jumlah Jin penghuni bumi ini sangat banyak, mereka menyebar ke segenap penjuru bumi. Bentuk mereka beraneka macam. Ada yang putih, hitam, merah, kuning, bercak-bercak dan totol-tolol.

Ada yang normal, yang tuli, yang buta, yang menawan, yang buruk, yang kuat dan yang lemah serta terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka menikah satu sama lain hingga bumi sesak oleh keturunannya.

Saat itu Allah menurunkan angin topan yang membinasakan sebagian besar dari mereka. Hanya sedikit diantara mereka yang tersisa. Mereka yang tersisa inilah yang pertama kali membuat rumah, membelah batu, memburu burung dan binatang liar.

Mereka lalu berbuat aniaya diantara sesamanya. Mereka saling berperang, namun bukan dengan senjata, melainkan dengan cara memboikot rumah musuhnya hingga musuhnya tersebut kelaparan dan mati.

Bumi lalu mengadukan persoalan ini kepada Allah, hingga Allah menciptakan makhluk lain bernama Bin yang perawakannya lebih besar dari Jin. Mereka membinasakan Jin hingga tak ada satu pun yang tersisa. Jin tinggal di bumi selama 500 tahun.

Bersambung ke pembahasan Bin

Referensi : Bada’iz Zuhur Fi Waqa’id Duhur hal. 22-24 karya Imam Ibnu Ilyas Al-Hanafi,


Setelah Jin melakukan banyak kerusakan dan peperangan di bumi, bumi lalu mengadukan persoalan ini kepada Allah, hingga Allah menciptakan makhluk lain bernama Bin yang perawakannya lebih besar dari Jin. Mereka membinasakan Jin hingga tak ada satu pun yang tersisa. Jin tinggal di bumi selama 500 tahun.

Bin adalah makhluk yang lebih kuat dan hebat dari Jin. Ia mampu menembus lapisan bumi hingga bumi yang ketujuh. Merekalah yang pertama kali membuat sumur, menggali sungai dari mata air dan mengalirkannya ke laut.

Mereka juga yang pertama kali membuat roda dan membangun jembatan. Mereka gemar menangkap ikan di lautan dan berburu binatang liar di daratan secara berlebihan, hingga menyebabkan binatang-binatang di bumi hampir punah.

Oleh karena itu, semua binatang yang di darat dan laut mengadukan tindakan Bin yang sering memburu mereka berlebihan. Kemudian Allah mengutus makhluk lain bernama Jan yang diciptakan dari nyala api. Jan lalu membinasakan Bin hingga mereka lenyap dari muka bumi.

Bersambung ke pembahasan Jan

Referensi : Bada’iz Zuhur Fi Waqa’id Duhur hal. 22-24 karya Imam Ibnu Ilyas Al-Hanafi,


Setelah semua binatang di darat dan di laut mengadukan tindakan Bin yang sering memburu mereka berlebihan, Allah kemudian mengutus makhluk lain bernama Jan yang diciptakan dari nyala api.

Jan ini hidup layaknya manusia. Mereka makan, minum, tidur dan menikah hingga berketurunan banyak. Mereka juga ada yang beriman dan yang kafir. Diantara mereka ada yang bernama Nahabir dan Nahamir. Jan lalu memerangi Bin hingga mereka binasa.

Setelah bumi dikuasai Jan, mereka berkembang biak dan memenuhi bumi, dan lagi-lagi timbul peperangan diantara mereka sendiri. Namun untuk kali ini Allah tidak menciptakan lagi makhluk sejenis mereka, melainkan mengutus pasukan langit yang terdiri dari malaikat dan Jin penjaga surga, bukan Jin makhluk yang pertama menghuni bumi.

Tentara langit tersebut dipimpin oleh seorang Jin penjaga surga bernama Azazil. Itulah sebabnya sekalipun Azazil bukan dari golongan malaikat, tapi dia digelari sebagai Sayyidul Malaikat (pemimpin para malaikat). Namun karena keberhasilannya itu pula dia mulai merasa angkuh.

Dia merasa dirinya makhluk Allah yang paling hebat. Karenanya ketika Allah memerintahkan semua penghuni langit untuk sujud kepada Nabi Adam, hanya dia yang menolak. Dialah yang kemudian dikutuk menjadi iblis.

Referensi : Bada’iz Zuhur Fi Waqa’id Duhur hal. 22-24 karya Imam Ibnu Ilyas Al-Hanafi,

close