Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Muadz Bin Jabal Sahabat Rasulullah Yang Paling Paham Perkara Halal Dan Haram


Salah satu kelebihan Mu’adz bin Jabal radhiallahu anhu yang paling menonjol dan keitstimewaannya yang utama ialah fikih atau keahliannya dalam soal hukum. Keahliannya dalam fikih dan ilmu pengetahuan ini mencapai taraf yang menyebabkannya berhak menerima pujian dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan sabdanya, “Umatku yang paling tahu akan yang halal dan yang haram ialah Mu’adz bin Jabal.”

Dalam kecerdasan otak dan keberaniannya mengemukakan pendapat, Mu’adz hampir sama dengan Umar bin Khaththab. Ketika Rasulullah ShalIallahu Alaihi wa Sallam hendak mengirimnya ke Yaman, lebih dulu ditanyainya, “Apa yang menjadi pedomanmu dalam mengadili sesuatu, hai Mu’adz?”

“Kitabullah” ujar Mu’adz.

“Bagaimana jika kamu tidak jumpai dalam Kitabullah?” tanya Rasulullah pula.

“Saya putus dengan Sunnah Rasul” ujar Mu’adz.

“Jika tidak kamu temui dalam Sunnah Rasulullah?” tanya Rasulullah lagi.

“Saya pergunakan fikiranku untuk berijtihad, dan saya takkan berlaku sia-sia” jawab Mu’adz.

Maka berseri-serilah wajah Rasulullah, sabdanya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq kepada utusan Rasulullah sebagai yang diridhai oleh Rasulullah...”

Maka kecintaan Mu’adz terhadap Kitabullah dan Sunnah Rasulullah tidak menutup pintu untuk mengikuti buah fikirannya, dan tidak menjadi penghalang bagi akalnya untuk memahami kebenaran-kebenaran dahsyat yang masih tersembunyi yang menunggu usaha orang yang akan menghadapi dan menyingkapnya.

Mungkin kemampuan untuk berijtihad dan keberanian menggunakan otak dan kecerdasan inilah yang menyebabkan Mu’adz berhasil mencapai kekayaan dalam ilmu fikih, mengatasi teman dan saudara-saudaranya hingga dinyatakan oleh Rasulullah sebagai “orang yang paling tahu tentang yang halal dan yang haram.” Dan cerita-cerita sejarah melukiskan dirinya bagaimana adanya, yakni sebagai otak yang cermat dan jadi penyuluh serta dapat memutuskan persoalan dengan sebaik-baiknya.

Masyaallah

Wallahu a’lam.

Sumber: 101 Sahabat Nabi - Hepi Andi Bastoni
close