PERTEMPURAN SAMUGARH 29 MEI 1658 M
Sejak kematian permaisuri Mumtaz Mahal, Istri Sultan Shah Jahan, raja dirundung kesedihan yang berlebih. Ia bahkan menghabiskan dana negara yang besar serta mengerahkan masyarakat hanya untuk membangun kuburan istrinya, bangunan itu dikenal dengan Taj Mahal.
Di saat yang sama, negara sedang mengalami kegoncangan dan pemberontakan di berbagai wilayah karena ulah musuh dari dalam dan ulah penjajah dari luar.
Sementara pengganti sultan, Putra pertama. Tidak menunjukkan perhatian yang besar terhadap urusan kemaslahatan agama dan negara. Hal ini kemudian menimbulkan penentangan dari banyak pihak, termasuk dari kedua adiknya. Aurangzeb dan Murad Baksh yang didukung oleh para ulama.
Sheikh Thantowi dalam karyanya 'Rijal Mina Tarikh' mengungkapkan: "Saudara sulung condong kepada dunia, dia ingin mengembalikan India seperti di masa kakeknya, Jalaluddin Akbar. Hal ini ditolak oleh Aurangzeb, seorang yang wara' dan bertaqwa. Ia bangkit melakukan penentangan bersama seorang saudaranya yang lain".
Perang Samugarh merupakan pertempuran paling menentukan dalam perebutan tahta dinasti Mughal keenam. Perang ini melibatkan putra-putra raja Mughal kelima, Shah Jahan. Antara Dari Shikoh melawan dua adik lelakinya Aurangzeb dan Murad Baksh (Putra ketiga dan dan keempat Shah Jahan).
Setelah kekalahan pada perang Dharmat, Dara Shikoh mundur ke Samugarh (sebuah wilayah sekitar 16 km di timur Agra India), perang terjadi di puncak musim panas.
Pertempuran dimulai dengan tembakan meriam oleh pasukan Dara Shikoh ke arah pasukan Aurangzeb.
Secara jumlah dan persenjataan, pasukan Aurangzeb kalah oleh Dara Shikoh. Tapi Aurangzeb unggul dalam taktik dan pengalaman perang. Sejak usia muda, ia telah terlatih untuk memimpin pasukan Mughal dalam berbagai pertempuran di medan jihad.
Setelah kemenangan dalam perang Samugarh, Aurangzeb diangkat menjadi sultan keenam Dinasti Mughal.
Di awal masa pemerintahannya Aurangzeb membatalkan 80 jenis pajak yang pernah dikenakan kepada masyarakat. Terhadap non muslim ia hanya mengharuskan jizyah yang justru pada pemerintahan sebelumnya dihapus.
Aurangzeb membangun masjid, madrasah, taman, rumah sakit, serta memperbaiki jalan. Ia juga melarang pidato berlebihan untuk memuji sultan, melarang bersujud ke tanah sebagai bentuk penghormatan kepada raja. Untuk memudahkan masyarakat melakukan pengaduan, Aurangzeb menunjuk wali di setiap wilayah. Kepada masyarakatnya ia berseru, "Siapapun yang memiliki hajat, atau hak terhadap Sultan, maka sampaikalah kepada wali yang telah ditunjuk".
Referensi:
1. أورانك زيب».. سادس الخلفاء الراشدين وحاكم الهند
بسام رمضان
2. Britannica, Battle of Samugarh
BACA JUGA : PENGERAHAN PASUKAN ISLAM KE AL HIND PADA MASA DINASTI UMAWIYAH