Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Abu Nawas, Sorban Sakti


KompasNusantara - Pada suatu hari di kerajaan yang dipimpin oleh Raja Harun Al Rasyid telah terjadi huru-hara. Rakyatnya tidak lagi mendapat ketenangan seperti biasanya karena telah terjadi penculikan dan pembunuhan yang misterius.

Raja dan para prajuritnya akhirnya mengetahui bahwa huru-hara tersebut bukan datang dari musuh, namun dari dalam istana sendiri yang diotaki oleh para menterinya.

Namun, raja sangat kesulitan untuk mencari siapa yang bersekongkol terhadap tindakan penculikan dan pembunuhan tersebut karena dia melihat bahwa para menterinya semuanya taat kepadanya.

Dari itu, dipanggillah Abu Nawas sebagai penasehat yang cerdas memiliki segudang cara dalam menyelesaikan masalah.

"Akhir-akhir ini aku sangat gelisah, terjadi kekacauan disana-sini, sepertinya ada orang kepercayaanku yang hendak mencoba menghancurkan kerajaanku. Apa ada yang salah dengan kepemimpinanku?"  Tanya baginda kepada Abu Nawas.

"Ampun beribu ampun baginda, apa yang bisa hamba lakukan untuk membantu?"  Tanya Abu Nawas.

"Begini wahai Abu Nawas, berilah cara kepadaku untuk menguji kesetiaan para menteriku." Pinta baginda raja.

"Baiklah paduka, berilah hamba waktu sehari saja agar bisa memikirkan caranya."  Ujar Abu Nawas.

Abu Nawas pun kembali ke rumahnya setelah baginda memberinya waktu sehari. 

Setiba di rumah, Abu Nawas mulai berpikir keras mencari cara menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi baginda. Malam pun semakin larut, tidak sadar ia pun tertidur lelap karena kelelahan berpikir seharian.

Keesokan harinya ketika hendak menunaikan shalat subuh, tanpa sengaja ia menemukan sehelai sorban yang berbau tidak sedap. Sorban itu memang telah lama tidak dicuci oleh istrinya. Dari situlah Abu Nawas menemukan sebuah cara jitu untuk masalah baginda.

Setelah siap menunaikan shalat, di pagi buta Abu Nawas langsung bergegas menuju istana kerjaaan untuk menghadap baginda raja dengan membawa serta sorban yang sudah bau tadi.

Abu Nawas pun menceritakan ide yang baru saja ia temukan, ide tersebut adalah memanfaatkan sorban yang sudah dibawa serta.

Ia meminta baginda raja untuk bersandiwara seolah telah memiliki sorban sakti. Baginda raja pun seteju dan melakukan yang diminta Abu Nawas. Maka dibuatlah rencana untuk mengumpulkan seluruh menterinya. Semua menteri berkumpul di pendapa istana sesuai perintah raja.

Di hadapan para menteri itu, baginda raja mengatakan bahwa ia telah mendapat hadiah berupa sorban sakti hasil pemberian dari kerajaan lain. sedang salah satu kesaktian sorban itu adalah bisa menentukan masa depan kerajaan di masa yang akan datang. Lalu baginda pun berseru,

"Wahai para menteriku, bantulah aku untuk menentukan masa depan negeri ini."' Seru raja.

"Bagaimana caranya wahai baginda?"  Tanya salah seorang menteri.

"Masing-masing dari kalian, coba ciumlah sorban hadiah ini secara bergantian. Apabila berbau wangi, maka kerajaan ini akan damai, abadi, sentosa. Namun, apabila bau yang tercium busuk, maka kerajaan ini tidak akan lama lagi akan segera runtuh."  Jelas baginda.

Baginda pun memasuki sebuah ruangan, dimana para menteri akan bergiliran satu persatu di panggil ke ruangan baginda untuk mencium sorban sakti tersebut.

Setelah semuanya telah mendapatkan giliran, maka dikumpulkanlah kembali para menteri-menterinya.

"Bagaimana baunya."  Tanya raja.

"Sorban ini baunya sangat harum, niscaya kerajaan ini akan damai abadi." Jawab menteri pertama.

Menteri kedua dan ketiga menjawab sama dengan menteri pertama. Intinya adalah mereka berusaha untuk membuat rajanya senang.

Giliran menteri keempat dan kelima angkat bicara.

Di luar dugaan, menteri keempat dan kelima ini mengatakan bahwa sorab sakti tersebut baunya busuk dan menyengat hidung.

Mendengar penyataan menteri keempat dan kelima itu, baginda raja akhirnya membuka rahasia bahwa sorban yang dikiranya sakti tersebut adalah milik Abu Nawas yang sudah usang dan tidak dicuci lama sekali.

"Kini aku tahu siapa diantara kalian yang selama ini telah berkhianat kepadaku. Kalian telah terbukti berbohong dan kalian pantas untuk dihukum berat."  Ujar Raja Harun.

Menteri pertama,kedua dan ketiga pun mulai kalang kabut kebakaran jenggot, spontan saja mereka saling menyalahkan. Baginda pun tidak ambil pusing dengan memerintahkan pengawal menangkap dahulu mereka bertiga. Setelah diselidiki secara mendalam, maka terbuktilah mereka bertiga bersekongkol untuk menyingkirkan baginda raja. Para menteri pengkianat itu pun segera dijebloskan ke penjara.

Kepada menteri keempat dan kelima, Raja Harun Al Rasyd memberikan hadiah dan memuji kesetiaan yang telah diberikan oleh mereka. Begitu juga dengan Abu Nawas.
close