Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KISAH DOA ORANG YANG DIZALIMI


Seorang nelayan miskin yang hidupnya menanggung keluarga dengan hasil tangkapan ikan.

Malangnya tangkapan ikannya selalu tiada.

Hanya menggunakan jala, dia menebarkannya di tepian pantai dengan harapan akan ada ikan yang tersangkut.

Beberapa kali dicoba, nampaknya tiada razeki buatnya. Begitulah beberapa hari dan dia tidak berputus asa. Dia mempunyai kesabaran dan tekad berusaha yang tinggi.

Pada suatu hari, dia ke pantai lagi, menebar jala dengan harapan ada ikan yang tersangkut.

Beberapa kali dicoba, namun tidak hasil juga.

Namun, dia mencuba lagi dengan longlai dan penuh harapan.

Lalu, Allah mentakdirkan seekor ikan besar terperangkap dalam jalanya... Alangkah gembiranya melihat ikan besar itu.

Sambil menarik ikan tersebut, dia pun membayangkan apa yang akan dilakukan dengan ikan itu... Saya akan memberi makan keluargaku sampai mereka kenyang.

Tetanggaku juga harus diberikan.

Selebihnya barulah aku jual.

Demikian nelayan itu merencanakan apa yang akan dibuatnya terhadap ikan itu. Razeki yang begitu sulit diperolehi.

Malangnya, ketika itu ada seorang raja dengan tentaranya. Sangat tertarik melihat ikan besar yang baru diperolehi nelayan itu. Lantas, disuruhnya pengawalnya mendapatkan ikan tersebut dari nelayan... Sudah tentu nelayan itu sangat keberatan.

Setelah merasakan bahawa dia tidak dapat mempertahankan ikannya itu dari diambil oleh raja, dia pun meminta harga sebagai bayaran.

Dengan angkuh pengawal itu merampas ikan itu dan mengatakan raja tidak membayar harga daripada apa yang dikehendakinya.

Maka, ikan itupun dibawa pergi... 😥😥 Bergenang air mata sang nelayan miskin yang tak mampu berbuat apa-apa. Haknya dirampas.

Kepada siapa hendak dia mengadu..? Hanya kepada Allah Tuhan yang satu.

Dia pun menadahkan tangan dan berdoa.

Sementara raja itu, dengan senang hati karena dapat ikan, disuruhnya tukang masak istana segera masakan ikan itu. Ikan sebesar itu hanya dia seorang saja yang makan.

Malangnya, beberapa hari setelah makan ikan itu, raja telah dijangkiti satu penyakit aneh. Penyakit itu pada mulanya hanya berupa bengkak pada ibu jarinya. Bengkak itu disertai dengan sakit yang sangat mengganggu kenyamanannya.

Lama kelamaan mulai bernanah.

Tabib istana dipanggil dan setelah dicermati, dia menasihatkan supaya ibu jari kaki raja itu dipotong. Raja enggan menerima nasihat tabib istana dan disuruh carikan obat untuk sakitnya.

Namun obat tidak ditemui juga walau bermacam ikhtiar diusahakan.

Beberapa hari kemudian, tabib istana yang merawatnya memberitahu bahwa penyakit itu telah merebak hingga ke pergelangan kaki. Kakinya hendaklah dipotong supaya penyakit tidak merebak ke atas. Raja masih enggan menenerima nasihat tersebut karena dia mencintai kakinya.

Dia memerintahkan agar dicari tabib lain yang lebih handal.

Seorang tabib dari luar di bawa.

Setelah melihat penyakit di kaki raja, dia pun memberitahu bahwa penyakit di kaki raja itu telah merebak hingga ke betis. Kalau tidak dipotong betis, ia akan merebak ke atas lagi.

Ketika itu, Terimalah raja.

Lantas betisnya itu pun dipotonglah.

Raja sangat sedih atas kehilangan betisnya.

Namun, kesedihannya tidak tamat di situ.

Dalam keadaan sedih karena kehilangan kakinya, tiba-tiba negerinya dilanda gempa. Harta benda dan jiwa banyak yang musnah.

Keadaan ini membuatkan raja sangat heran.

Lalu, raja memanggil seorang ulama dan bertanyakan maksud di balik semua musibah yang menimpanya itu.

"Tuanku telah menzalimi seseorang", ulama itu membuat rumusan.

"Seingat saya, tidak pernah saya zalimi siapapun", ujar raja.

"Coba Tuanku ingat betul-betul, pernahkah tuanku menzalimi seseorang?", ulama itu tetap dengan pendapatnya.

Maka, ketika mengimbau kembali apa yang telah dilakukannya, raja pun teringat perihal ikan yang dirampasnya dari seorang nelayan.

Ketika dia merampas ikan itu, dia tidak merasakan itu suatu kezaliman. Apalah harganya seekor ikan..

"Perkara kecil di mata tuanku adalah besar di mata nelayan itu", ulama itu mengingatkan.

Raja itu memerintahkan agar nelayan itu dicari dan dibawa mengadapnya.

"Apa yang telah kamu lakukan setelah ikanmu saya rampas?", raja bertanya kepada nelayan itu.

"Saya tidak lakukan apa-apa", jawab nelayan ketakutan.

"Ceritakan terus terang, kamu tidak akan saya apa-apakan", raja membujuk dan menenangkan nelayan yang ketakutan itu.

Akhirnya nelayan itu pun berkata... ;

"Setelah ikan itu tuanku rampas, saya hanya mampu berdoa..." "Apa doamu?", soal raja

Nelayan pun berkata: "Aku hadapkan wajahku kepada Allah dan berkata...

"Ya Allah, sesungguhnya dia telah memperlihatkan kekuasaannya atasku... Maka tunjukkanlah Kekuasaan Mu ke atasnya”.

"bnu Abbas r.a. meriwayatkan bahawa Nabi SAW telah mengutus Mu’adz ke Yaman dan Beliau berkata kepadanya :

"Takutlah kamu akan doa seorang yang terzalimi, karena doa tersebut tidak ada hijab (penghalang) di antara dia dengan Allah”.
(Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim)

~Janganlah kamu berbuat zalim saat kamu berkuasa.
~Maka kezaliman itu membawa akibat penyesalan

Kamu boleh lenakan mata tetapi yang dizalimi sentiasa berjaga

~Dia berdoa ke atasmu dan mata Allah tidak pernah lena. Wallahua'lam

Mengutip Dari Ustaz Ahmad Nasir
close