Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KISAH NABI MUSA A.S. INGIN MELIHAT ALLAH SWT

Kisah berikut ini memang benar-benar nyata dan terjadi, karena Allah ﷻ sendirilah yang mengabarkan kepada kita via Al Qur'an.

Kisahnya;
Pada suatu ketika Nabi Musa عليه السلام telah memenuhi panggilan Allah ﷻ. Beliau عليه السلام naik ke gunung sinai (Thursina) setelah Beliau عليه السلام menyempurnakan 40 malam yang diisi dengan puasa dan beribadah sendirian diatas gunung itu. Allah ﷻ pun berfirman dan menurunkan Taurat kepada Beliau عليه السلام.

Kemudian Nabi Musa عليه السلام pun sangat rindu untuk melihat wajah Sang Kekasih yang telah berkata-kata kepada nya, wajah Rabb nya.

"Dan tatkala Musa datang menurut waktu yang telah kami tentukan. Dan telah berfirman Rabb nya kepadanya : berkatalah ia, ya Rabb perlihatkanlah (dirimu) keapadaku, agar aku dapat memandang Engkau"

Berfirman Allah ﷻ : Engkau sekali-kali tidak akan mampu melihatku, tetapi arahkanlah pandangan engkau ke gunung itu. Maka jika ia tetap pada tempatnya, niscaya engkau dapat melihatku.

Setelah mendengar permintaan Nabi Musa عليه السلام itu, kemudian Allah ﷻ berfirman : "Wahai putra Imran, sesungguhnya tidak akan ada yang sanggup untuk melihat KU, kemudian ia mampu untuk tetap hidup."

Nabi Musa عليه السلام berkata : Ya Rabbi, tidak ada sesuatupun yang menyekutui MU, sesungguhnya melihat MU dan kemudian mati itu lebih aku sukai daripada aku terus hidup tanpa melihat MU. Rabbi, sempurnakanlah nikmat, anugerah dan hikmat MU kepada ku dengan mengabulkan permohonanku ini, setelah itu aku rela mati "

Ibnu Abbas رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ, sahabat Rasulullah ﷺ meriwayatkan bahwa ketika Allah ﷻ mengetahui Nabi Musa عليه السلام ingin dikabulkan, maka berfirman Allah ﷻ : "Pergilah engkau, dan lihatlah batu di atas puncak gunung itu, duduklah engkau diatas batu itu, kemudian Aku akan menurunkan bala tentara KU kepada mu."

Dan ketika telah sampai di puncak batu tersebut, maka Allah ﷻ pun menurunkan bala tentaranya, para malaikat hingga langit ketujuh, untuk menampakkan diri kepadaya. Diperintahkan para malaikat penghuni langit untuk menampakkan diri di hadapan nabi MUsa عليه السلام sambil mengeraskan suara tasbih, tahlil mereka, bagaikan suara petir yang menyambar-nyambar.

Kemudian para malaikat penhuni langit kedua diperintahkan menampakkan diri, dengan warna dan bentuk yang beraneka ragam, mereka bersayap dan memiliki raut muka, diantaranya ada yang berbentuk seperti singa. Berlalu di hadapan Nabi Musa عليه السلام sambil mengeraskan suara -suara tasbihnya.

Mendengar teriakan2 tersebut, Nabi Musa عليه السلام merasa ngeri dan kemudian berkata : Ya Rabi, sungguh aku menyesal atas permohonanku. Apakah engkau berkehendak untuk menyelamatkanku dari tempat ini ?

Pimpinan dari kelompok malaikat tersebut berkata : Hai Musa, bersabarlah atas apa yang engkau minta, apa yang engkau lihat ini baru sebagian kecil saja.

Allah ﷻ memerintahkan para penghuni langit ketiga turun. Lalu keluarlah malaikat-malaikat yang tak terhitung jumlahnya dengan aneka ragam bentuk dan warnanya. Ada yang seperti api yang menjilat-jilat, mereka memekikkan tasbih, tahlil dengan suara hiruk pikuk menggelegar.

Nabi Musa عليه السلام semakin berputus asa dan kelompok malaikat itu berkata : wahai Musa, bersabarlah hingga engkau tidak akan sanggup lagi untuk melihatnya.

Kemudian penghuni langit keempat turun. Ada yang berbentuk seperti kobaran api yang menjilat-jilat, ada pula yang seperti salju. Dengan suara melengking mereka memekikkan tasbih dan tahlil.

Demikianlah, Penghuni dari setiap langit turun satu demi satu. Semua malaikat tersebut bergerak maju sambil cahayanya menyambar semua mata yang ada. Mereka datang membawa tombak yang sangat panjang dan lebar. Tombak-tombak itu bagaikan api yang bersinar terang benderang melebihi sinar matahari.

Nabi Musa عليه السلام menangis dan meratap. Ya Rabbi, ingatlah aku, jangan Engkau lupakan diriku. Aku adalah hamba Mu. Aku tidak mempunyai keyakinan bahwa aku akan selamat dari tempat ini. Jika aku keluar maka aku akan terbakar, jika aku masih disini aku akan mati.

Ketua para malaikat itu pun berkata : Nyaris dirimu dipenuhi ketakutan dan nyaris hatimu terlepas wahai Musa. Tempat yang engkau gunakan untuk duduk adalah tempat yang akan engkau pergunakan untuk melihat Rabb.

Kemudian turunlah malaikat Jibril عليه السلام, Mikail عليه السلام dan Israfil عليه السلام, beserta seluruh malaikat penghuni langit ketujuh, termasuk pemikul Al Arsy dan Al Kursi. Mereka secara bersama-sama menghadap kepada Nabi Musa عليه السلام sambil berkata :

Wahai orang yang terus menerus salah. Apa yang menyebabkanmu naik ke atas bukit ini. Mengapa engkau memberanikan diri meminta Rabbmu untuk dapat melihat Nya ? Nabi Musa عليه السلام gemetar hingga kedua lututnya seakan-akan luruh dari persendian.

Ketika Allah ﷻ melihat itu, maka ditampakkanlah tiang-tiang penyangga Al Arsy, lalu Nabi Musa عليه السلام bersandar pada salah satu tiang tersebut hingga hatinya tenang.

Malaikat Israfil عليه السلام berkata : Hai MUsa, demi Allah, kami ini sekalipun pemimpin para malaikat, sejak kami diciptakan kami tidak berani mengangkat pandangan mata kami ke arah Al Arsy. Karena kami sangat khawatir dan sangat takut kepada Rabb. Mengapa engkau berani melakukan ini wahai hamba yang lemah ?

Setelah hatinya tenang, Nabi Musa عليه السلام menjawab : Wahai Israfil, aku hanya ingin mengetahui akan Keagungan Wajah Rabb ku yang selama ini aku belum pernah melihatnya.

Kemudian Allah ﷻ menurunkan wahyu kepada langit : AKU akan menampakkan Diri, bertajali pada gunung itu

Maka begetarlah seluruh langit dan bumi, gunung, matahari, bulan, mega, surga, neraka, para malaikat dan samudera. Semua bersungkur sujud, sementara Nabi Musa عليه السلام masih memandang ke arah gunung itu.

Tatkala Rabbnya menampakkan diri diatas gunung, maka hancur luluhlah gunung itu dan nabi Musa عليه السلام pun jatuh pingsan. Nabi Musa عليه السلام seakan -akan mati karena pancaran Cahaya Allah ﷻ yang Mulia dan Beliau عليه السلام terjatuh dari batu dan batu itu sendiri terjungkal terbalik menjadi semacam kubah yang menaungi nabi Musa عليه السلام agar tidak terbakar Cahaya.

Kemudian Allah ﷻmengutus malaikat Jibril عليه السلام untuk membalikkan batu itu dari tubuhnya. Wajah nabi Musa عليه السلام memancarkan cahaya kemuliaan, rambutnya memutih karena cahaya.

"Maka setelah Musa tersadar kembali, dia berkata: Maha Suci Engkau , aku sungguh bertaubat kepada MU dan aku adalah orang yang pertama kali beriman." (QS. Al-A'raf 143).

Nabi Musa عليه السلام pun berkata, "Saya beriman, bahwa sesungguhnya tidak ada seorangpun yang mampu melihat Mu ya Allah dengan mata lahir, kecuali ia akan mati."

Semoga bermanfaat

Sumber : QS. Al-A’raf: 143, IBNU KATSIR

close