Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nasehat Abu Nawas Kepada Orang Yang Sulit Bersyukur


KompasNusantara - Dikisahkan seorang laki-laki setengah baya duduk dikedai teh menanyakan Abu Nawas. Ia mengeluh bahwa ia tidak menemukan jalan keluar dari masalah pelik yang dihadapi. Salah seorang teman Abu Nawas mencoba menolong 'mari saya antar' ucap orang itu. Setelah duduk di kursi ruang tamu, laki-laki tersebut mengutarakan masalahnya.

"Aku mempunyai rumah yang amat sempit, sedangkan aku tinggal bersama istri dan kedelapan anak-anak ku. Rumah itu kami rasakan terlalu sempit sehingga kami merasa tidak bahagia, rasanya kami sulit bersyukur atas apa yang dilimpahkan oleh Allah kepada kami sekeluarga". Dengan gamblang ia menceritakan.

"Punyakah engkau seekor domba"? Tanya Abu Nawas.

"Tidak. tetapi aku mampu membelinya." Jawab orang itu.

"Kalau begitu belilah seekor dan tempatkan domba itu didalam rumahmu". Abu Nawas menyarankan.

Orang itu tidak membantah. Ia langsung membelinya seekor domba seperti yang disarankan.

Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas. Wahai Abu Nawas, aku telah melaksanakan saranmu. Tetapi rumahku bertambah sesak", kata orang itu mengeluh.

"Kalau begitu belilah lagi beberapa ekor unggas dan tempatkan juga mereka didalam rumahmu". Kata Abu Nawas

Orang itu tidak membantah. Ia langsung membeli beberapa ekor unggas yang kemudian dimasukkan kedalam rumahnya. Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi ke rumah Abu Nawas.

"Wahai Abu Nawas, aku telah melaksanakan saranmu dengan menambah penghuni rumahku dengan beberapa ekor unggas. Namun kami semakin tidak betah." Kata orang itu dengan wajah yang semakin muram.

"Kalau begitu belilah seekor anak unta dan peliharalah didalam rumahmu." Kata Abu Nawas

Orang itu tidak membantah, ia langsung ke pasar hewan membeli seekor anak unta untuk dipelihara didalam rumahnya.

Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas. Ia berkata "Wahai Abu Nawas, tahukah engkau bahwa keadaan didalam rumah ku sekarang hampir seperti neraka. Semuanya berubah menjadi lebih mengerikan daripada hari-hari sebelumnya. Kami sudah tidak tahan lagi tinggal serumah dengan binatang-binatang itu". Kata orang itu putus asa.

"Baiklah kalau kalian merasa tidak tahan, maka jualah anak unta itu." Kata Abu Nawas

Orang itu tidak membantah. Ia langsung menjual anak unta yang baru dibelinya.

Beberapa hari kemudian Abu Nawas pergi ke rumah orang itu. "Bagaimana keadaan kalian sekarang?" Abu Nawas bertanya

"Keadaan sekarang lebih baik karena anak unta itu tidak tinggal lagi disini." Jawab orang itu tersenyum

"Baiklah, kalau begitu sekarang jualah unggas-unggas mu," kata Abu Nawas

Orang itu tidak membantah. Ia langsung menjual unggas-unggasnya

Beberapa hari kemudian Abu Nawas mengunjungi orang itu. "Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang?" Abu Nawas bertanya

"Keadaan sekarang lebih menyenangkan karena unggas-unggas itu sudah tidak lagi tinggal bersama kami." Kata orang itu dengan wajah ceria

"Baiklah kalau begitu jualah domba itu." Kata Abu Nawas.

Orang itu tidak membantah. Dengan senang hati ia langsung menjual dombanya. Beberapa hari kemudian Abu Nawas bertamu ke rumah orang itu. Ia bertanya "Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang?"

"Kami merasakan rumah kami bertambah luas karena binatang-binatang itu sudah tidak lagi tinggal bersama kami. Dan kami sekarang merasa lebih berbahagia daripada dulu. Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepadamu wahai Abu Nawas". Kata orang itu dengan wajah yang berseri seri

Sebelum pulang Abu Nawas berkata, "Sebenarnya batas sempit dan luas itu tertancap dalam pikiranmu. Kalau engkau selalu bersyukur atas nikmat dari Tuhan maka Tuhan akan mencabut kesempitan dalam hati dan pikiranmu". Kata Abu Nawas menjelaskan.

Sumber : Kisah ini dinarasikan dari buku "Kisah 1001 Malam Abu Nawas Sang Penggeli Hati" karangan MB Rahimsyah terbitan lintas media, Jombang Jawa timur.
close