Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Jin Islam Membunuh Jin Kafir


Semasa Rasulullah Saw. berdakwah di Mekkah, satu pertemuan telah dirancang secara diam-diam untuk memalukan Rasulullah Saw. Berhala pujaan kafir bernama Walid ditempatkan dan Walid bersujud padanya. Jin kafir yang bernama Masfir telah memasuki badan berhala itu, mempamerkan kebolehannya bersembunyi di balik patung dengan mengeluarkan suara-suara yang mendustakan Rasulullah Saw.

Jin itu memasuki patung berhala, menggetarkan badan patung dan berkata; Sungguh Muhammad bukanlah nabi. Tak perlu kau membenarkannya.

Ibnu Masud, yang kukuh imannya, menyaksikan berhala ini mengerutkan dahinya, Meracaukah berhala ini, ya Rasulullah Saw?

Rasulullah Saw bersabda, Ibnu Masud sahabatku. Engkau jangan gusar, ini hanyalah permainan syaitan yang nyata. Sesudahnya Rasulullah Saw diikuti Ibnu Masud meninggalkan pertemuan muslihat kaum musyrik itu.

Dalam perjalanan pulang Rasulullah Saw dan Ibnu Masud dihentikan seorang penunggang kuda yang berpakaian hijau. Penunggang kuda tak dikenali itu turun dari pelana kuda dan mengucap salam kepada Rasulullah Saw. Beliau menjawab dengan pantas, lalu bertanya “Siapakah engkau wahai penunggang kuda? Sungguh aneh salammu”.

Penunggang kuda misterius itu mengangguk; “Ya Rasulullah Saw. Sungguh diriku adalah dari golongan jin yang setia menganut Islam sejak zaman Nabi Nuh. Ketahuilah, aku telah meninggalkan negeriku sangat lama. Dan sekembalinya aku di rumahku, aku heran melihat isteriku menangis tersedu-sedu. Aku bertanya apa yang telah terjadi dan membuatnya begitu sedih. Isteriku menjelaskan, Engkau sama sekali belum tahu, beberapa masa lalu Masfir telah mendustakan Rasulullah Saw!”

“Aku marah besar kepada Masfir dan terus memburunya. Di antara Shaffa dan Marwa aku berhasil menangkapnya. Kepalanya kupancung dan aku tinggalkan badannya bak anjing hina tiada kepala. Lihatlah, darahnya masih segar di mata pedangku ini.”

Rasulullah Saw mengangguk-angguk. Beliau mendoakan jin yang memiliki kebajikan itu, “Siapa namamu? Jin mukmin itu menyebutkan, Namaku Muhair bin Abhar, ya Rasulullah Saw. Saya berhuni di bukit Thursina. Adakah engkau mengizinkan aku membalas penghinaan kaum musyrik melalui mulut berhala, seperti Musfir telah dustakan dirimu? Rasulullah Saw bersabda, Lakukan sesukamu.

Beberapa penduduk kota Mekkah mengundang Rasulullah Saw untuk suatu pertemuan. Beliau menghadirinya dan di sana berhala Hubbal kembali diletakkan di atas meja. Satu demi satu orang-orang musyrik mulai bersujud pada berhala; Wahai Hubbal. Sabdakan sesuatu tentang Muhammad pada kami. Patung berhala beku, diam tidak kuasa bertindak. Jin Muhair bin Abhar lalu merasuki berhala dan berkata, Hai penduduk Mekkah, camkanlah! Muhammad itu benar. Agamanya benar. Dia mengajak kamu kepada kebenaran. Kamu yang bergantungan kepada berhala-berhala mati ini adalah sesat. Jika kamu tidak mengimani Muhammad dan membenarkannya niscaya kamu akan kekal tinggal di neraka Jahanam. Berimanlah kamu kepadanya. Dialah nabi Allah dan sebaik-baik makhluk Allah.

Orang-orang musyrik meradang. Abu Jahal menerjang Hubbal dengan marah. Patung berhala yang tidak berdaya itu terpelanting jatuh berkeping-keping. Rasulullah Saw dengan tenang meninggalkan pertemuan itu. Kepada jin yang mukmin itu Rasulullah Saw berkenan untuk memberi nama baru kepadanya yaitu Abdullah bin Abhar.
Wallahualam..

Semoga bermanfaat

Sampaikanlah ilmu ini kepada orang lain. Semoga mempermudah urusanmu di Dunia Akhirat dan Memberatkan timbangan Amal baikmu di Yaumul Mizan.

Riwayat dari Rasulullulah Saw. mengatakan:

من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (H.R. Muslim no. 1893).

Kita menghindari kesia-siaan. Penting untuk menyampaikan kebaikan, namun tidak kalah pentingnya juga untuk memperhatikan cara yang baik dalam menyampaikan kebaikan. Kebaikan harus tersampaikan dengan baik, agar pesannya tidak hilang dalam hiruk-pikuk kehidupan.
close