Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Malaikat Mikail Menahan Matahari Dengan Sayapnya


KompasNusantara - Malaikat Mikail merupakan salah satu pembesar setelah Malaikat Jibril. Tentara Allah SWT ini betugas menurunkan hujan dan membagikan rezeki kepada makhluk di muka bumi. Pada satu ketika Allah SWT memerintahkannya untuk menahan matahari.

Hal ini membuat waktu subuh menjadi lebih lama dibanding biasanya. Kisah ini terjadi pada suatu subuh saat Rasulullah SAW memimpin shalat berjamaah. Ternyata pada saat rukuk punggung sang  Nabi ditahan oleh Malaikat Jibril sehingga tidak bisa bangkit.

Hal ini tentu membuat nabi dan makmumnya bingung. Ternyata ada peristiwa yang lebih besar terjadi, malaikat Mikail juga menahan matahari agar subuh jadi melambat. Sebenarnya apa yang terjadi hingga  Malaikat Mikail menahan matahari? Berikut kisah lengkapnya.

Ternyata hal ini terjadi karena Ali bin Abi Thalib. Khulafaur Rasyidin keempat ini memang menjadi manusia yang beruntung karena Allah SWT begitu perhatian padanya. Bahkan, sampai memerintahkan malaikat-Nya menahan matahari demi dirinya.

Kisahnya bermula saat pelaksanaan shalat subuh berjemaah yang tengah dipimpin Rasulullah SAW. Tiba-tiba, malaikat Jibril datang dan membentangkan salah satu sayap ke punggung Nabi yang sedang rukuk. Hal ini membuat Rasulullah SAW rukuk lebih lama. Setelah Jibril pergi barulah beliau bisa i’tidal dan meneruskan shalat hingga selesai.

Setelah shalat, seorang sahabat kemudian bertanya kepada sang Baginda.

“Apa yang terjadi ya Rasulullah, sehingga engkau memperlama rukuk tidak seperti biasanya?”

“Ketika aku rukuk tadi, dan membaca subhana rabbiyal adzim, lalu hendak mengangkat kepalaku, tiba-tiba Jibril datang dan merentangkan sayapnya dipunggungku hingga lama sekali. Sampai sayap itu diangkat, barulah aku bisa mengangkat badan,”

“Mengapa begitu?” tanya sahabat yang lain

“Aku tidak tahu dan tidak bisa menanyakan kepada Jibril” jawab Nabi.

Dan datanglah Jibril kemudian menceritakan apa yang terjadi kepada Nabi.

“Wahai Muhammad, Ali tergesa-gesa untuk ikut berjamaah, tetapi di depannya ada seorang lelaki tua nashrani yang berjalan sangat pelan. Ali tidak mau mendahuluinya karena sangat memuliakan lelaki tua itu! Karena itu Allah memerintahkan aku untuk menahanmu dalam ruku, agar Ali dapat ikut jamaah!”

Penjelasan Malaikat Jibril ini membuat Nabi terkagum. Namun Jibril meneruskan dan membuat Nabi lebih kagum lagi. “Yang lebih mengagumkan lagi, Allah memerintahkan malaikat Mikail untuk menahan perputaran matahari dengan sayapnya, sehingga waktu subuh tidak habis karena menunggu Ali hadir!”

Kemudian, sang Baginda Nabi saw memanggil Ali untuk mengkonfirmasi. “Benar, ya Rasulullah, lelaki tua itu sangat pelan jalannya dan aku tidak suka untuk mendahuluinya karena memuliakannya. Tetapi ternyata ia tidak datang untuk shalat, untungnya engkau masih dalam keadaan ruku’ sehingga aku tidak tertinggal shalat jamaah bersamamu!”

Jawaban Ali membuat Nabi tersenyum dan kemudian bersabda “Inilah derajat orang yang memuliakan seorang lanjut usia, walau ia bukan seorang muslim!”

Semoga bermanfaat

Sampaikanlah ilmu ini kepada orang lain. Semoga mempermudah urusanmu di Dunia Akhirat dan Memberatkan timbangan Amal baikmu di Yaumul Mizan.

Riwayat dari Rasulullulah saw. mengatakan:

من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (H.R. Muslim no. 1893).

Kita menghindari kesia-siaan. Penting untuk menyampaikan kebaikan, namun tidak kalah pentingnya juga untuk memperhatikan cara yang baik dalam menyampaikan kebaikan. Kebaikan harus tersampaikan dengan baik, agar pesannya tidak hilang dalam hiruk-pikuk kehidupan.

Wallahu a’lam bis-shawab.

close