Kisah Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani Mimpi Bertemu Sosok yang Mengaku Tuhan
KompasNusantara - Ulama besar yang punya kedalaman ilmu dan makrifat Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani (470-561 H) pernah bermimpi mendengar suara yang mengaku dirinya sebagai Tuhan. Kisah mimpi ini diceritakan dalam Majmu Fatawa (I/172) dan Dzail Thaqatil Hanabilah (I/294).
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani rahimahullah pernah berkata dalam kitabnya Sirrul Asror, suatu ketika Syekh Abdul Qadir Jailani sedang bermunajat kepada Allah SWT. Tiba-tiba tempat di sekelilingnya memancarkan cahaya yang amat menyilaukan.
Dari cahaya tersebut datanglah suara memanggil Namanya: “Hai Abdul Qadir, akulah Tuhanmu, aku datang kepadamu untuk menyatakan bahwa kini aku telah menghalalkan segala yang tadinya aku haramkan!”
Mendengar hal itu, Syekh Abdul Qadir mengatakan kepadanya: “Ikhsa’ Ya Lien! Pergilah wahai musuh Allah!", enyah kau dari mukaku”. Seketika padamlah cahaya yang menyilaukan itu.
Datanglah suara merintih. Dan dikatakan kepadaku (Syaikh Abdul Qadir Jilani), "Wahai Abdul Qadir! Engkau telah selamat lantaran ilmu yang ada padamu. Padahal aku TELAH MENYESATKAN 70 ORANG ALIM DENGAN CARA INI." Ada orang yang bertanya kepada Syaikh, "Darimana engkau tahu jika itu adalah syaithan?"
Ketika dinyatakan mengapa Syekh Abdul Qadir Jailani tahu bahwa hal itu suara setan, dijawab: Ucapannya sendiri, “aku telah menghalalkan segala yang tadinya kuharamkan”. Itu terang ucapan setan. Sebab hal-hal yang telah diharamkan oleh Allah SWT tak mungkin jadi dihalalkan! Allah tak mungkin menyuruh hamba-Nya mengerjakan hal-hal yang telah diharamkan.
Namun lagi-lagi iblis tidak putus asa. Ia tetap berusaha agar bisa menipu dan menjerumuskan Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Walaupun ia telah gagal dengan tipuan yang pertama, ia tetap melancarkan tipuan selanjutnya. Iblis mencoba menjerumuskan Syekh Abdul Qadir menjadi orang sombong dan bangga diri.
Setan kemudian berkata kepada beliau, “Wahai Abdul Qadir, engkau telah selamat dariku sebab ilmumu dengan ketetapan Tuhanmu dan sebab keahlianmu di dalam hukum-hukum keadaan-keadaanmu.
Sungguh, dengan tipuan seperti tadi, aku telah berhasil menyesatkan tujuh puluh orang dari ahli tarekat (ahli tasawuf)!” Namun sekali lagi, Syekh Abdul Qadir gagal ditipu oleh iblis, beliau menjawab, “Keutamaan dan Anugerah hanya milik Tuhanku.”
Beliau tetap tawadhu’ dan merendah. Beliau sama sekali tidak merasa bahwa keberhasilan mengalahkan setan adalah sebab beliau, akan tetapi sebab anugerah dan pertolongan Allah Swt, sehingga pujian hanya milik Allah semata.
Di dalam Fathul Ghuyub disebutkan bahwa Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani rahimahullah berkata, "Sirnakanlah kegelapan (kedzaliman) dengan cahaya lentera, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Bila terbersit di dalam hatimu sesuatu atau datang kepadamu suatu ilham, maka timbanglah semua itu dengan Qur'an dan Sunnah.
Bila kamu mendapati di dalam Qur'an dan Sunnah perkara itu telah diharamkan, seperti zina, riya', bergaul dengan orang-orang fasik dan dzalim serta yang semisal dengan itu dari perbuatan dosa dan maksiat, maka janganlah kamu terima hal itu dan jangan kamu kerjakan, dan pastikanlah bahwa itu datangnya dari setan yang terlaknat."
Dari keterangan itu kita dapat memetik hikmah bahwa Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani tidak membolehkan kita untuk langsung percaya kepada ilham atau mimpi begitu saja. Tetapi hendaklah kita ukur terlebih dahulu akan kebenarannya menurut dalil-dalil Qur'an dan Sunnah Nabi. Untuk mengetahui kebenaran tafsir sebuah mimpi, seseorang perlu bimbingan guru atau ulama yang tersambung dengan Nabi صلى الله عليه وسلم.
Sumber:
Wasiat Emas dan Aqidah Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani karya Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa
Wallahu A'lam