Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Putri Ong Tien Istri Sunan Gunung Jati yang Berasal Dari Negeri China


KompasNusantara - Putri Lie Ong Tien atau Putri Tan Hong Tien Nio merupakan putri  dari salah satu kaisar dari Dinasti Ming. Kisah Cinta Putri Ong Tien telah melegenda sehingga masuk dalam lingkaran keluarga kesultanan Cirebon dan menjadi bagian penyebaran Islam di Jawa Barat.

Sebelum Dinasti Ming berdiri,  banyak pejabat tinggi muslim asal Arab dan Asia Tengah yang duduk di pemerintahan Dinasti Yuan, antara lain Sai-Dian-Chi atau Sayidina Syamsuddin (1211-1279) gubernur provinsi Yunnan pertama dalam sejarah, yang ditunjuk oleh kaisar Kubilai Khan, Dinasti Yuan.

Saat itu banyak muslim asal Arab dan Asia Tengah yang tertawan dan dibawa ke Cina oleh pasukan Mongol. Kemudian Anak-cucu Jenghis Khan  memerintah Cina dan mendirikan Dinasti Yuan (Guan). Pada zaman Dinasti Yuan, Orang-orang Muslim dari Asia Tengah ini menduduki posisi dan jabatan penting dalam pemerintahan.

Kisah Putri Ong Tien bermula dari kunjungan Syarif Hidayatullah  ke negeri Tiongkok Pada tahun 1471.  Kunjungan-nya ke Negeri Tiongkok ini terjadi berkat hubungan Diplomasi yang sudah di bangun oleh  Laksamana Cheng Ho. dan Penguasa Caruban sebelum berdirinya kesultanan Cirebon.

Selain itu Kunjungan Syarif Hidayatullahke negeri Tiongkok merupakan upaya mempererat hubungan muslim Cirebon dengan komunitas muslim di Guangzhou keturunan  Saad bin Abi Waqqash dan tiga sahabatnya dan Komunitas muslim Suku Hui di Yunnan.

Di Tiongkok Syarif menetap sementara lama di salah satu ibu kota Negara bagian yang bertetangga dengan Ibu kota Beijing sekarang. Di Guangzhou Islam sudah mulai berkembang dibawa oleh panglima besar Islam, Saad bin Abi Waqqash saat berkunjung untuk pertama kalinya ke China pada tahun 616 M.

Di kota Guangzhou inilah Syarif Hidayatullah menetap,  satu-satunya  tempat komunitas muslim Tionghoa yang telah membangun Masjid Huaisheng bersama  Saad bin Abi Waqqash delegasi Khalifah Usman bin Affan (644-656M) yang membawa hadiah dan diterima dengan baik oleh kaisar Dinasti Tang, Kao-Tsung (650-683)

Selang beberapa lama Di kota Guangzhou, Sunan Gunung Jati dapat kehormatan menghadap Kaisar Hong Gie, Putra Mahkota Kaisar Yung Lo dari Dinasti Ming. Di istana Kaisar Hong Gie, Syarif Hidayatullah bertemu dengan Putri Ong Tien.

Pertemuan pertama ini membuat putra Syekh Jamaluddin Akbar ini akrab dengan Putri Kaisar Hong Gie. Keakraban yang berlangsung lama, memberikan mereka perasaan yang berbeda. Cinta lalu tumbuh bersemi  namun hubungan asmara ini tidak di restui Kaisar Hong Gie.

Untuk mencegah hubungan ini berlanjut ke jenjang pernikahan, Kaisar Hong Gie  mendeportasi Syarif Hidayatullah ke luar dari negeri Tiongkok, Lalu Pendiri kesultanan Cirebon ini menetap di salah satu tempat di kota kelahiran Laksamana Cheng Ho, di Yunnan.

Menurut Legenda, Kaisar mengundang Syech Syarief Hidayatullah datang ke istana. Ulama kelahiran mesir itu diminta untuk menebak manakah diantara dua putri raja yang tengah hamil.

Sebelumnya, Kaisar menyuruh Putri Tan Hong Tien Nio, mengganjal perutnya dengan baskom, sehingga tampak seperti hamil, kemudian duduk berdampingan dengan saudarinya yang memang sedang hamil tiga bulan. Syarif Hidayatullah menunjuk Putri Tan Hong Tien Nio.

Dengan menunjuk Putri Lie Ong yang hamil tebakan Syech di nyatakan salah. Syech Syarief ditertawakan oleh para pembesar kerajaan Tiongkok. Sebab kehamilannya itu sengaja di rekayasa oleh Istana dengan melilitkan bantal di perutnya untuk mengujinya. Namun, ternyata secara ajaib Putri Tan Hong Tien Nio benar-benar hamil, sedangkan kandungan kakaknya justru lenyap.
Kembali kepada kisah Cinta Putri Tan Hong Tien Nio pada Ulama kebangsaan Indonesia yang bergelar Maulana Isnanul Kamil ini.

Semula Kaisar tidak merestui putrinya menikah dengan orang asing  namun kemudian Putri Ong Tien direstui oleh Kaisar Hong Gie, dengan restu Kaisar, sang putri  beserta rombongan kerajaan menyusul Syarif Hidayatullah.
Putri Tan Hong Tien Nio berlayar  menempuh perjalanan laut melintasi Laut Cina Selatan dan Laut Jawa dengan menumpangi kapal layar kerajaan China menuju Cirebon.

Saat mendarat di Cirebon,  rombongan kerajaan pengiring Putri Lie Ong Tien membawa serta berbagai barang berharga dari kerajaan Tiongkok. Kong-kong, piring-piring panjang, keramik, guci, tembikar, pakaian sutra, permata, piring dan perhiasan emas.
Menurut Legenda, kalung yang dipakai Putri Tan Hong Tien Nio ini berbentuk rantai tipis yang terbuat dari emas putih dengan dihiasi berlian ungu dan ditengahnya terdapat batu mulia besar yang sangat indah dipandang mata.

Batu mulia besar indah yang dipakai Putri Tan Hong Tien Nio merupakan batu mata kucing hijau dengan serabut urat air yang sangat lembut. Batu itu adalah Batu kemilau dengan struktur seberat 39 crat, berwarna hijau crystal dan bercahaya emas memanjang menjadikan batu ini terindah di dunia sampai saat ini.

Pernikahan antara Putri Tan Hong Tien Nio dengan Syarif Hidayatullah terjadi pada tahun 1481, Setelah pernikan ini Putri Kaisar Hong Gie mendapat  gelar Rara Sumanding dan menjadi seorang muslim. Tak lama kemudian pada tahun 1485 Putri Tan Hong Tien Nio meninggal dunia.

Keberadaan Putri Ong Tien ini bisa dibuktikan dengan adanya makam bergaya China yang ada di dekat makam Sunan Gunung Jati di Cirebon. Namun,  Keberadaan Putri Tan Hong Tien Nio (1481-1485)  sebagai putri Kaisar Hong Gie  tidak tercatat dalam sejarah resmi Dinasti Ming.

Catatan sejarah mengenai Putri Tan Hong Tien Nio cukup minim. Apalagi dari sumber China belum di temukan catatan tentang Putri Tan Hong Tien Nio.  Mungkin Kaisar Hong Gie yang di maksud dalam legenda Nusantara ini adalah Kaisar Chenghua (1447-1487) atau Kaisar Hongzhi (1487 -1505).

close