Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SANTRI BODOH YANG BERTEMU DENGAN NABI KHIDIR


KompasNusantara - Alkisah cerita ini berawal dari sebuah padepokan atau pondok pesantren di daerah Purwodadi Jawa Tengah. Di pondok pesantren tersebut tinggalah seorang Kiai yang memiliki seorang putri beserta para santri yang sedang menimba ilmu agama. Salah satu santri yang mengabdi di pondok pesantren tersebut adalah seorang pemuda yang sangat bodoh. Bertahun-tahun belajar ilmu agama di Pondok tidak ada satupun ilmu yang ia dapat karena kebodohannya itu. Dan hanya sepenggal ayat dari Surat Al-Lahab yang berbunyi “Tabat Yada” yang ia bisa. maka dari itu ia dipangil “Si Tabat”. Walaupun bodoh,  Si Tabat ini adalah seorang santri yang sangat patuh kepada sang guru yaitu kiai tersebut. apapun perintah sang guru pasti akan ia laksanakan tanpa berfikir panjang

Pada suatu ketika sang putri kiai tersebut sakit yang aneh. Bertahun-tahun berobat kesana-kemari ke orang-orang pintar, tabib dan dokter tidak kunjung sembuh juga. Sang Kiaipun hampir putus asa karena sang putri tak kunjung sembuh. Akhirnya Kiai berdoa memohon petunjuk kepada Tuhan agar  diberi petunjuk untuk kesembuhan sang putri. Saat Kiai sedang tidur. Sang Kiai bermimpi, ada sebuah suara yang mengatakan “Jika sang putri ingin sembuh maka yang tau obatnya adalah Nabi Khidi. Setelah terbangun sang merasa bingung terhadap mimpinya semalam dan beliau berfikir bagaimana cara mencari Nabi Khidir dan siapa yang akan mencarinya.

Setelah berfikir lama akhirnya Kiai tersebut mendapatkan sesorang yang akan mencari Nabi. Tanpa berfikir panjang Si Tabat dipanggil untuk menghadap Kiai dan diberi tugas untuk mencari Nabi Khidir. Karena kepatuhannya Si Tabat tanpa berfikir panjang langsung menerima apa yang di amanatkan Kiai tanpa tau siapa dan dimana nabi khidir. Setelah mendapat amanat tersebut Tabat langsung pergi. Tetapi saat keluar dari pendopo padepokan Tabat kembali lagi menemui Kiai. Karena kebodohannya Tabat baru menyadari siapa dan dimana orang yang akan dicarinya. Akhirnya kiai menjelaskan siapa Nabi khidir itu. Dan Kiai berkata “Jika kamu ingin mencari Nabi Khidir kamu telusuri sungai hingga nanti akan bertemu dengan seseorang yang memakai jubah putih. Setelah bertemu dengan Nabi kamu tanyakan apa obat agar putriku ini dapat sembuh dari penyaki aneh ini”. Setelah mendapatkan penjelasan dari Kiai Tabatpun langsung berangkat dengan menyusuri sungai.

Butuh waktu bertahun-tahun Si Tabat untuk menemukan Nabi. Saat di tengah perjalanan TAbat melewati sebuah kuburan tua. Pada saat itu juga terdengarlah suara tanpa rupa yang memanggilnya. “Tabat kamu mau kemana nak?”. Tabatpun langsung menjawab “Siapa kisanak? Aku mau mencari nabi Khidir”.  Suara itu menjawab “Aku orang yang berada di dalam kuburan ini. Kebetulan sekali nak, bolehkah aku meminta tolong kepadamu?.”  Ternyata orang yang ada di dalam kubur tersebut adalah seorang ustads, tetapi saat dia di dalam alam kubur selalu disiksa.  Dan ia ingin meminta tolong kepada Tabat jika ia bertemu Nabi Khidir agar ditanyakan mengapa kok dia disiksa. Si Tabatpun langsung setuju dengan permintaan Seorang di dalam kubur tersebut.

Tabatpun melanjutkan perjalanan menyusuri sungai. Di tengah perjalanan dia bertemu dengan pohon mangga yang besar. Pohon mangga itupun juga berbicara peda tabat dan meminta tolong agar ditanyakan kepada Nabi Khidir. “Mengapa kok buah manggaku tidak pernah diambil dan dimakan  orang?” Tabatpun juga menyetujui permintaan pohon mangga itu.

Tabatpun melanjutkan pencariannya lagi Di tengah perjalanan lagi ia menjumpai sebuah sumur tua. Dan anehnya sumur tua itupun juga berbicara kepada Tabat dan meminta tolong jika bertemu Nabi untuk ditanyakan “Mengapa air didalam sumurku ini tidak pernah diminum orang?”. Tabatpun juga menyetujui permintaan sumur tua itu dan menjawab “Ya”.

Setelah bertahun-tahun menyusuri sungai, akhirnya usaha Tabat membuahkan hasil. Ia menjumpai seorang Priyayi yang memakai jubah putih bersih. Tabatpun menghampiri dan bertanya “Apakah Kisanak adalah Nabi Khidir?”. Ternyata orang berjubah putih itu adalah nabi. Tabatpun langsung menangis dan bersujud karena bersyukur kepada Tuhan karena usahanya di ridloi.

Tabat langsung menyampaikan amanat dari kiai bahwa Kiai ingin meminta petunjuk untuk puterinya. NAbi Khidirpun menjawab dan memberi petunjuk jika sang puteri ingin sembuh maka harus dinikahkan. Karena bodohnya Tabat, ia langsung menerima jawaban tanpa bertanya dengan siapa puteri harus menikah.

Setelah itu Tabat menyampaikan pesan permasalahan  dari Orang yang ada di dalam kubur, pohon mangga dan sumur tua. Nabi khidir menjawab “Sebenarnya orang di dalam kubur itu adalah seorang ulama, karena ia memiliki ilmu tetapi tidak pernah ditularkan kepada orang lain maka di dalam kubur tidak tenang arwahnya. Jika orang itu ingin bebas, suruh kasihkan ilmunya kepadamu Tabat. maka ia akan tenang di alam kubur”

“Mengapa pohon mangga buahnya tidak pernah di ambil orang padahal buahnya besar-besar. Hal itu dikarenakan di dalam pohon mangga itu terdapat pusaka yang ampuh. Jika ingin buahnya diambil dan dimakan orang. MAka ambillah pusaka itu.”

“Yang terakhir mengapa sumur itu airnya tidak pernah diambil orang. Itu karena di dalam sumur itu terdapa sebuah emas. Jika ingin airnya diambil oleh orang maka suruh sumur itu serahkan emasnya kepadamu.”

Setelah mendapatkan amanat dari Nabi, Tabat langsung mohon pamit untuk kembali. Setiba di sumur tua Tabat menyampaikan apa yang diamanatkan Nabi. Akhirnya dibrikanlah Tabat emas yang ada dalam sumur itu. Setelah menemui Mangga diberikanlah pusaka ampuh dai pohon mangga itu. Setelah sampai dikuburan diberikanlah tabat ilmu dari ulama itu. Akhirnya Si Tabat manjadi orang yang Pandai, Kaya dan Sakti.

Setelah bertahun-tahun berkelana akhirnya Tabat tiba di Pondok. Semua orang tidak ada yang mengenali karena Tabat terlihat bagaikan seorang yang pandai berpendidikan, sopa dan santun. Berbeda dengan tabat beberapa tahn yang lalu. Bahkan Kiaipun juga tidak mengenali karena perubahan Tabat. Akhirnya setelah Tabat menceritakan apa yang terjadi akhirnya Kiaipun terharu akan diri Tabat yang sekarang. Kiai dan para teman santri tidak menyangka setelah kembali tabat menjadi seorang yang Pandai, kaya dan sakti. Tabat juga menyampaikan obat untuk kesembuhan puteri Kiai yaitu agar sang Puteri dinikahkan. Tetapi Kiai bertanyadengan penuh rasa ragu “Kepada siap harus kunikahkan Tabat?” Tabatpun juga tidak tau kepada siapa harus dinikahkan. Karena Si Tabat yang berjasa dan dapat menemukan nabi Khidir akhirnya Tabat dinikahkan dengan Puteri. Akhirnya sang puteripun sembuh dan menjadi isteri Tabat serta hidup bahagia.

Karena kepatuhan terhadap guru dan orang tua akan mendatangkan berkah.

Itulah sepenggal cerita yang saya kutip saat menghadiri Pengajian Akbar dalam rangka Khoul Manakib Syeh Abdul Khodir Jaelani dan KH. Jauhari Umar di Pasutuan Jawa Timur.

close