Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

AZAB YANG MEMBINASAKAN KAUM MADYAN DAN ASHABUL AIKAH


Azab Kaum Madyan dan Ashabul Aikah

KompasNusantara - Setelah semua usaha nabi Syu’aib untuk mengajak kembali, kedua kaum itu tidak menemui hasil, maka beliau meminta pertolongan pada Allah.

“Ya Allah, bukakanlah pintu hati mereka agar mau mengikuti ajaranku,” doa nabi Syu’aib.

Nabi Syu’aib yakin bahwa suatu saat kaum Madyan dan kaum Ashabul Aikah akan mau menerima ajarannya. Berangkat dari pemikiran itulah ia tetap meneruskan dakwahnya dengan tidak mengenai putus asa sedikitpun. Seperti biasa ia selalu mendapat cacian dan hinaan dari kaum Ashabul Aikah.

“Wahai saudaraku, jika kalian tidak mau menyembah Allah dan menghentikan semua perbuatan maksiatmu, niscaya Allah menurunkan azab-Nya, “kata nabi Syu’aib kepada kaum Ashabul Aikah.

Kaum itu sudah tidak menggubris seruan nabi Syu’aib. Begitu mendengar kata-kata itu, mereka malah ingin buktinya.

Azab Kaum Madyan dan Ashabul Aikah

Hingga akhirnya Nabi Syu’aib ‘alaihissalam berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhan Kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan haq (adil) dan Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.”(QS. Al A’raaf: 89)

“Tunggulah barang beberapa hari ini. Niscaya kalian akan merasakannya, “kata nabi Syu’aib. Kemudian beliau berkemas dan mengajak semua pengikutnya meninggalkan perkampungan itu. Mereka menuju perkampungan kamu Madyan.

Setelah kepergian nabi Syu’aib dan pengikutnya, tiba-tiba awan di langit bergulung-gulung bergerak perlahan-lahan. Tak lama kemudian menaungi kaum Ashabul Aikah. Awan itu menimbulkan hawa panas. Akibatnya orang-orang mengeluh kepanasan.

Mereka mencari naungan lagi dan mencari angin yang bisa melenyapkan kegerahannya. Tiba-tiba datanglah guntur yang menyambar mereka. Sungguh janji Allah itu benar. Pada hari itu merupakan siksaan bagi kaum Ashabul Aikah yang telah mendustakan nabi-Nya.

Untunglah nabi Syu’aib dan pengikutnya sudah keluar meninggalkan wilayah itu sehingga mereka selamat dari azab itu. Setelah tiba di wilayah Madyan, nabi Syu’aib melakukan dakwah kembali. Namun kaum itu masih berpendirian seperti dulu.

Azab Kaum Madyan dan Ashabul Aikah

“Wahai kaumku, apakah kalian tidak mengetahui bahwa orang-orang yang mendiami wilayah Ashabul Aikah telah mengalami siksaan, “kata nabi Syu’aib dengan memberikan contoh kaum Ashabul Aikah.

“Wahai Syu’aib bencana itu sudah wajar. Bencana itu datangnya bukan dari dirimu juga bukan dari Tuhanmu, melainkan dari alam, “teriak mereka seraya mengejek nabi Syu’aib.

“Jika kalian tidak mau menerima ajaranku dan enggan meninggalkan perbuatan maksiat, niscaya Allah akan menurunkan siksaan padamu juga, “kata nabi Syu’aib memperingatkan.

“Jika memang benar itu merupakan siksaan dari Tuhanmu, kami ingin merasakannya juga, “kata mereka dengan congkaknya.

Namun kaumnya mengolok-olok adzab yang beliau ancamkan, bahkan meminta disegerakan adzab. Para pemuka mereka juga berkata kepada yang lain,

Berkatalah orang-orang kafir terkemuka dari kaum Syu’aib kepada sesamanya, “Jika kamu mengikuti Syu’aib, niscaya kamu akan merugi”.  (QS. Al A’raaf: 90)

Karena semua nasehat tidak pernah mendapat tanggapan sendikitpun dari kaum Madyan akhirnya nabi Syu’aib dan pengikutnya meninggalkan wilayah Madyan.

Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh Nabi syu’aib ‘alaihissalam agar keluar dari kota itu bersama orang-orang yang beriman karena adzab akan turun menimpa kaumnya, selanjutnya Allah mengirimkan kepada mereka cuaca yang begitu panas yang membuat tanaman kering, sumur kering, dan susu hewan habis, maka orang-orang pun keluar mencari kesejukan, lalu mereka menemukan awan hitam yang sebelumnya mereka kira sebagai hujan dan rahmat, sehingga mereka berkumpul di bawahnya, maka azab Allah diturunkan. Azab itu berupa guntur. Hanya sekali sambar, maka kaum Madyan tidak ada lagi yang tersisa. Itulah balasannya jika mendustakan nabi yang telah menunjukkan jalan kebenaran. Kemudian ditimpakan kepada mereka bunga api yang membakar dan api yang bergejolak sehingga membakar mereka semua, bumi pun berguncang dan mereka ditimpa suara yang mengguntur yang mencabut nyawa mereka sehingga mereka menjadi jasad-jasad yang mati bergelimpangan.

Azab Kaum Madyan dan Ashabul Aikah

Dia juga menimpakan suara yang mengguntur sebagai balasan atas olok-olokkan mereka kepada Nabi mereka (QS. Hud:  87).

Kemudian mereka diganyang oleh gempa bumi, lalu mayat-mayat mereka bergelimpangan dalam rumahnya masing-masing.(QS. Al A’raaf: 91).

Dan begitulah mereka telah Mendustakan Syu’aib sesuai dengan kebiasaaannya. lalu mereka diganyang oleh siksaan suatu hari berselubung asap. Itulah siksaan hari yang amat dahsiat. (QS. Asy Syuuraa’: 189).

Allah menyelamatkan Nabi Syu’aib ‘alaihissalam dan orang-orang yang beriman bersamanya, Dia berfirman,

“Dan ketika datang adzab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Mad-yan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa.”(QS. Hud: 94-95). Nabi Syu’aib dan pengikutnya yang beriman terlepas dari bencana siksa Allah itu karena sebelumnya sudah disuruh Allah mengungsi. Demikianlah kisah nabi Syu’aib yang telah berjuang untuk menegakkan ajaran kebenaran.

close