Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SEJARAH SUKU APACHE : NINJA DI TANAH AMERIKA


KompasNusantara - Suku Apache adalah salah satu suku asli amerika, mereka terkenal karena kehebatan dan keberanian dalam berperang..

Suku Apache bagai ninja dari Amerika. Secara tiba-tiba mereka dapat berada di belakang anda lalu menggorok leher anda tanpa anda sadari.

Senjata mereka tergolong primitif yaitu menggunakan kayu dan tulang. Mereka juga adalah ahli menggunakan pisau di dunia, juga ahli dalam mengayunkan dan melemparkan kapak.

Namun ada beberapa fakta yang mungkin kurang mendapatkan perhatian banyak orang..

Kata Indian (Suku Indian)
Sebenarnya bukanlah nama suku asli Amerika melainkan Christopher Colombus.. Sang penjelajah terkenal dari Eropa yang menciptakan kata Indian.

Saat berlayar dan menemukan daratan. Ia mengira bahwa daratan tersebut adalah India "di Asia".

Sehingga.. dia memanggil suku-suku yang ditemuinya dengan nama Indian. Orang-orang mengikutinya menggunakan kata Indian bahkan hingga saat ini..

Walaupun fakta menunjukkan bahwa penamaan Indian tersebut sebenarnya berasal dari kekeliruan.

Orang Eropa memandang penduduk asli Amerika sebagai satu suku.. yakni Indian.

Padahal ada banyak sekali suku di dataran Amerika yang memiliki nama masing-masing Misalnya suku Apache, Mohawk, Blackfoot dan dll.

Saat orang-orang Eropa mulai berdatangan ke Amerika untuk mendapatkan emas serta tujuan lainnya.
Penduduk asli Amerika menyambut mereka dengan baik. 
Namun lama kelamaan lahan serta tanah kelahiran mereka diambil secara perlahan-lahan.

Kemudian terjadi berbagai macam perang dan konflik yang menelan banyak korban jiwa.
Sehingga jumlah penduduk suku asli semakin berkurang sementara imigran kulit putih terus berdatangan.

Kebudayaan suku-suku tersebut pun digeser dengan kebudayaan barat. Bahkan mereka harus berbicara dengan bahasa Inggris sehingga bahasa asli kesukuan terancam punah.

Pada abad 18-19.
Pemerintah yang notabene merupakan keturunan kulit putih menerapkan sebuah kebijakan. Penduduk suku asli yang masih hidup terpaksa ditempatkan di wilayah-wilayah tertentu yang dinamakan reservasi.

Tempat tersebut cukup tertinggal dibanding dengan pusat-pusat kota Amerika yang megah sekarang ini.

Kondisi ekonomi.
pendidikan dan geografisnya pun membuat reservasi kurang layak untuk ditinggali.

Banyak masyarakat suku asli yang hidup miskin, stress, hingga menghabiskan hari-hari-nya dengan mabuk.

Penduduk asli Amerika yang berkulit kecokelatan ini. Kerap kali dipandang sebelah mata baik oleh penduduk Amerika kulit putih maupun dunia. Mereka dianggap terbelakang dan kuno.

Hanya sebagian kecil yang mendapatkan pekerjaan layak dan menjadi sukses.
Tetapi penduduk asli tersebut tetap berjuang agar hak dan suara mereka didengar oleh segenap warga Amerika. Sama halnya seperti penduduk kulit hitam keturunan Afrika-Amerika..


Mereka terus melakukan teror kepada penduduk Amerika kulit putih (Orang Eropa) dan militer sangat kesulitan untuk menghentikan aksi-aksi mereka.

Tekhnik perang gerilya yang diutamakan mereka yaitu "hit and run".. Mereka adalah teror dan bahkan militer Amerika sangat kesulitan menaklukkan mereka.

Salah satu pemimpin perang suku Apache yang sangat legendaris adalah Geronimo. Nama aslinya Goyaałé adalah seorang pemimpin suku Apache modern yang melawan orang kulit putih Amerika karena saat itu ras kulit putih melakukan pengusiran dan pengintimidasian terhadap suku asli Amerika (Apache, Cherooke, dll).


Geronimo dan pasukan Apache melakukan perlawanan dengan mengenakan pakaian khas Indian yaitu mengadaptasi hewan suci Indian antara lain Jaguar dan Elang Amerika. 

Banyak pasukan Amerika tewas karena taktik Mr. Geronimo yaitu "hit and run", disaat pasukan amerika sibuk menembak dan mengisi mesiu, Tanpa diketahui, dengan tiba-tiba pasukan Apache datang dari belakang dan langsung menggorok leher merekan. "Menakutkan"

Geronimo menjadi seorang leader Indian terakkhir yang melakukan perlawanan terhadap Amerika.

Para keturunan prajurit Apache saat ini banyak melatih prajurit modern bagaimana bertempur dengan tangan.

close