Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

URWAH BIN ZUBAIR - KISAH 101 TABI'IN


KompasNusantara - Suatu ketika, di dekat Rukun Yamani, duduklah empat orang pemuda yang masih remaja, terhormat nasabnya dan berbaju harum, bagaikan merpati-merpati masjid, berbaju mengkilat dan membuat hati jinak karenanya. Mereka adalah Abdullah bin Zubair, Mush’ab bin Zubair, Urwah bin Zubair dan Abdul Malik bin Marwan.

Terjadi perbincangan ringan dan sejuk di antara anak-anak muda ini. Tak lama kemudian salah seorang dari mereka berkata, “Hendaklah masing-masing dari kita memohon kepada Allah apa yang hendak dia cita-citakan.”

Khayalan mereka terbang ke alam ghaib nan luas. Angan-angan mereka berputar-putar di taman-taman harapan nan hijau. Abdullah bin az-Zubair berkata, “Aku ingin menguasai Hijaz dan memegang khilafah.”

Mush’ab berkata, “Aku ingin menguasai dua Irak (Kufah dan Bashrah) sehingga tidak ada orang yang menyaingiku.” Sedangkan Abdul Malik bin Marwan berkata, “Jika engkau berdua hanya puas dengan hal itu saja, maka aku tak akan puas kecuali menguasai dunia semuanya dan aku ingin memegang kekhilafahan setelah Muawiyah bin Abi Sufyan.”

Sementara itu, Urwah bin Zubair terdiam dan tidak berbicara satu kalimat pun. Saudara-saudaranya tersebut menoleh ke arahnya dan berkata, “Apa yang engkau cita-citakan, wahai Urwah?”

Dia menjawab, “Mudah-mudahan Allah memberkati kalian semua terhadap apa yang kalian m cita-citakan dalam urusan dunia kalian. Sedangkan aku hanya bercita-cita ingin menjadi seorang alim yang mengamalkan ilmunya, orang-orang belajar Kitab Rabb, Sunnah Nabi dan hukum-hukum agama mereka kepadaku dan aku mendapatkan keberuntungan di akhirat dengan ridha Allah dan mendapatkan surga-Nya.”

Wallahu a’lam.

Sumber: 101 Kisah Tabi’in - Hepi Andi Bastoni
close