3 Negara yang Ketergantungan Gas Alam Rusia tapi Memusuhinya Akibat Invasi ke Ukraina
Negara di Eropa sangat tergantung kepada pasokan gas alam Rusia. |
KompasNusantara - Gas alam Rusia sangat dibutuhkan oleh negara-negara di dunia khususnya kawasan Eropa. Bahkan, Moskow memasok sekitar 40% kebutuhan gas alam negara-negara di Benua Biru.
Menyusul sanksi internasional atas invasi Rusia ke Ukraina, negara-negara di Eropa ikut melayangkan sanksi kepada Negeri Beruang Merah.
Mulai dari pembekuan aset dan bank Rusia, pemutusan kerja sama, hingga larangan terbang warga Rusia ke negara mereka.
Namun, dalam hal ini ada kekhawatiran dari beberapa negara Eropa mengenai balasan yang bisa dilakukan presiden Vladimir Putin dengan memberhentikan pasokan gas alamnya ke Eropa.
Hal tersebut bisa memicu krisis energi di Eropa karena beberapa negara di kawasan ini sangat bergantung pada pasoakan gas alam Rusia.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa negara yang sangat bergantung kepada gas alam Rusia, namun justru ikut memusuhinya karena invasi ke Ukraina:
1. Jerman
Rusia adalah pemasok utama gas alam ke Jerman. Dilansir dari Reuters, Jerman mengimpor sekitar 142 miliar meter kubik gas alam pada tahun 2021. Jumlah tersebut turun 6,4% dari tahun sebelumnya.
Kemudian, untuk penggunaan gas domestik pada tahun 2021 adalah sekitar 100 miliar meter kubik. Dalam hal ini, gas alam Rusia memuncaki impor Jerman per Desember 2021 pada porsi 32% dari pasokan gas Jerman.
Selanjutnya, diikuti oleh Norwegia yang memasok sebesar 20%, serta Belanda sebesar 12%. Data tersebut diambil dari Independent Commodity Intelligence Services (ICIS).
Jerman membutuhkan banyak gas alam karena tahun lalu pembakaran gas menyumbang 15,3% dari pembangkit listrik Jerman. Dalam hal ini, gas alam telah membuat setengah dari 41,5 juta rumah tangga tetap hangat di musim dingin.
Sebelum munculnya konflik antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan Jerman ikut memberikan sanksi untuk Rusia, kedua negara memiliki ikatan kemitraan energi yang kuat selama beberapa dekade.
Pada 2021, sekitar 34% minyak mentah Jerman berasal dari Rusia dan sekitar 53% batu bara keras yang diterima pembangkit listrik dan pembuat baja Jerman juga diimpor dari negara yang sama.
Namun, setelah munculnya berbagai sanksi terhadap Rusia, Jerman menjadi salah satu negara yang turut memberikan sanksi. Jerman memberhentikan proses sertifikasi pipa gas Nord Stream 2. Proyek senilai USD11,6 miliar ini dimiliki oleh perusahaan gas Rusia bernama Gazprom.
Sejumlah negara di Eropa sangat tergantung kepada pasokan gas alam Rusia. |
2. Italia
Negara berikutnya yang bergantung pada gas alam Rusia adalah Italia. Negara yang terkenal dengan pizza dan spagetinya itu menjadi importir gas alam terbesar kedua di Eropa setelah Jerman. Italia mengimpor 90% pasokan gasnya, di mana 45% gas alam didatangkan dari Rusia.
Dilansir dari The Local it, tingginya kebutuhan gas alam Italia dikarenakan negara ini telah menghapus pembangkit batu bara pada tahun 2020-2021. Selain itu, tidak seperti Jerman dan Prancis, Italia tidak memiliki kemampuan tenaga nuklir.
Perdana Menteri Italia Mario Draghi khawatir dengan keadaan saat ini yang memungkinkan krisis pada sektor energi di Italia, karena bisa saja Rusia memberhentikan pasokan gas alamnya ke Eropa.
Kekhawatiran lainnya adalah Rusia bisa saja sengaja menciptakan kelangkaan gas alam di Eropa untuk menaikkan harganya di pasar energi Eropa.
Menyikapi hal tersebut, Draghi juga bermaksud untuk mengimpor gas alam dari negara lain selain Rusia, salah satunya Amerika Serikat (AS).
“Presiden Joe Biden telah menawarkan kesediaannya mendukung sekutu dengan lebih banyak persediaan gas alam, dan saya ingin berterima kasih karenanya,” ucap Draghi.
Sebelumnya, walaupun Italia sangat bergantung pada pasokan gas alam Rusia, mereka tetap mengikuti negara lain yang memberikan sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Salah satu sanksi yang diberikan Italia ke Rusia adalah penyitaan kapal pesiar milik miliarder Rusia Andrey Igorevich.
3. Prancis
Saat ini Prancis memiliki angka impor gas alam dari Rusia sebesar 24%. Angka tersebut menurun setelah Prancis beralih ke Norwegia sebagai pemasok utama gas alam di negaranya.
Dilansir dari laman rFi, Beberapa waktu yang lalu, perusahaan raksasa Prancis, Total Energies mengatakan bahwa perusahaan tidak bisa berhenti membeli gas alam Rusia.
CEO Total Energies Patrick Pouyanne mengatakan, mengakhiri pembelian gas alam Rusia sama saja dengan memberikan miliaran euro kepada investor Rusia.
Tidak seperti minyak yang mudah dikirim untuk dijual di manapun, gas alam sering dipasok dengan pipa langsung ke masing-masing negara klien.
“Saya tidak tahu menggantinya bagaimana, tidak ada yang lain yang tersedia, dan saya memiliki kontrak 25 tahun yang tidak bisa saya dapatkan kembali,” ungkapnya.
Pouyanne juga memperingatkan bahwa ekonomi Eropa akan membayar mahal atas sanksi gas alam Rusia. “Tanpa gas Rusia, Anda menghentikan bagian dari ekonomi Eropa," tukasnya.
"Jika kita menghentikan gas Rusia, kita tahu bahwa pada musim dingin 2023 kita memiliki masalah. Pada bulan Januari kita harus membagi penggunaan gas, bukan untuk rumah tangga, tetapi untuk industri,” imbuh Pouyanne.
Sama halnya dengan Jerman dan Italia, sebelumnya pemerintah Prancis juga ikut melayangkan sanksi untuk Rusia atas invasinya ke Ukraina.