Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Nabi Abdul Ghaffar Dan Anjing Bermata Empat


KompasNusantara - Nabi dan Rasul diutus untuk menyampaikan ar-risalah tauhid kepada para umat pengikutnya. Tentu saja, dalam menyampaikan dakwahnya, mereka mengalami lika-liku yang itu dapat menjadi pembelajaran dan contoh bagi manusia.

"Dan semua kisah-kisah Rasul-Rasul, kami ceritakan semua kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu kami teguhkan hatimu; dan didalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman"(QS Hud 120).

Lika-liku dalam perjalanan dakwah Nabi atau pun Rasul, juga banyak diwarnai kisah-kisah menarik. Salah satunya adalah, nabi yang diganti namanya karena seekor anjing. Lalu bagaimana kisahnya ?, penasaran siapakah Nabi ini ?, Simak ulasannya berikut ini.

Dikutip dari Badai’uz Zuhur halaman 51, nama aslinya adalah Abdul Ghaffar atau Yasykur bin Lamak.

Pada suatu hari Abdul Ghofar melihat seekor anjing yang kudisan bermata empat. Ia pun mengatakan betapa jeleknya anjing sang. Sudah kudisan, matanya empat lagi. Anjing pun seketika bisa berbicara. Anjing mempertanyakan siapa yang sebenarnya sedang dihina, apakah dirinya atau Tuhan yang menciptakan.
Jika yang dihina oleh Abdul Ghaffar adalah dirinya, maka sungguh ia tidak memesan untuk tercipta sebagai anjing kudisan yang bermata empat.
Tapi jika yang dihina adalah Allah dzat yang menciptakan anjing, maka hinaan itupun lebih tidak pantas, karena Allah Maha Berkehendak.

Abdul Ghaffar pun kemudian begitu kaget mendengar penjelasan tersebut. Ia begitu menyesali perkataan yang telah terlontar. Ia kemudian selalu mengingat, meratap dan menangisi apa yang ia katakan kepada anjing itu.

Karena itu, umatnya kemudian memangilnya Yahunu. Yanuhu memiliki arti meratap atau menangisi dosa-dosa yang telah dilakukan.

Karena seringnya menangis, iapun diabadikan namanya menjadi sebutan Nuh atau meratap. Hingga saat ini, Nabi Abdul Ghaffar kemudian familiar dengan Nabi Nuh AS.
close