Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MALHAMAH KUBRO!! Peperangan Terbesar Yang Akan Terjadi Di Akhir Zaman


Kelak, jelang hari akhir dunia, akan meletus peperangan yang teramat besar lagi mengerikan. Ialah Al Malhamah Kubra, perang yang tak pernah terbayangkan kengeriannya, melibatkan puluhan juta pasukan, di masa ketika dunia mendekati kehancuran. Seperti apa perang akhir zaman tersebut? Berikut penjelasannya.

Disarikan dari e-book “Al Malhamah Kubra (Peperangan Besar)” oleh Asy Syaikh Muhammad Al Imam yang diterjemahkan oleh Umar Al Indunisy dari Darul Hadits di Ma’bar, Yaman, bahwasanya peperangan tersebut pernah dikabarkan nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sejak Shubuh hingga waktu Maghrib, beliau memberikan khutbah di hadapan shahabat.

Dalam waktu seharian itu, Rasulullah mengabarkan apa yang belum dan telah terjadi, salah satunya yakni tentang Al Malhamah Al Kubra.

Dari ‘Amr bin Akhthab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shalat Fajr bersama kami lalu naik mimbar kemudian berkhutbah sampai datang waktu Dzhuhr. Setelah itu, beliau turun untuk shalat kemudian naik mimbar lagi untuk berkhutbah sampai datang waktu ‘Ashr. Setelah itu, beliau turun untuk shalat kemudian naik mimbar lagi untuk berkhutbah sampai matahari tenggelam. Dalam khutbah tersebut, beliau mengabarkan kepada kami tentang hal-hal yang telah terjadi dan yang akan terjadi. Orang yang paling tahu dari kami adalah orang yang paling hafal.” (HR. Muslim).

Berikut beberapa hal tentang Malhamah Kubra, perang akhir zaman yang mengerikan. Bisa jadi, perang meletus tinggal hitungan mundur waktu. Bisa jadi, kehancuran dunia tinggal hitungan hari.

1. Kapan Perang Besar Terjadi?

Dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah bersabda, “Makmurnya Baitul Maqdis saat runtuhnya Yatsrib (Madinah), dan runtuhnya Madinah saat terjadinya peperangan besar (Malhamah Kubra), dan terjadinya peperangan besar saat ditaklukkannya Konstantinopel, dan ditaklukkannya Konstantinopel saat keluarnya Dajjal.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Syaikh Al Imam menjelaskan, makna “Makmurnya Baitul Maqdis” yakni kelak masjid di Yerussalem, Palestina itu akan terbebaskan dan kembali makmur. Adapun cara memakmurkannya, ulama berpendapat kekhalifahan Islam akan berdiri di sana. Sebagaimana kabar dari Ibnu Hawalah, Rasulullah bersabda,

“Wahai Ibnu Hawalah, jika engkau telah melihat khilafah telah turun di tanah yang suci (yakni Baitul Maqdis), maka telah dekat terjadinya gempa-gempa, musibah-musibah dan perkara-perkara yang besar. Hari kiamat pada hari itu lebih dekat kepada manusia dibanding dekatnya tanganku ini dari kepalamu.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Ketika Baitul Maqdis berjaya, di sisi lain, Yatsrib atau Madinah Al Munawarah mengalami keruntuhan. Namun maknanya bukanlah kejatuhan Islam di kota nabi tersebut, melainkan hilangnya kemakmuran kota karena para penduduk Madinah berbondong-bondong pindah ke pusat negeri muslim yang baru, yakni di Baitul Maqdis, Yerusalem.

2. Menggunakan Senjata Tradisional

Saat Al Malhamah Al Kubra terjadi, manusia tak lagi memiliki alat-alat modern. Tak ada senapan, meriam, tank, pesawat tempur, senjata nuklir, dan peralatan perang modern lain. Tak ada alat transportasi modern, atau apapun yang saat ini dikuasai oleh bangsa barat.

Di perang akhir zaman, manusia kembali menggunakan pedang, busur, dan panah, serta mengendarai kuda dan berjalan kaki. Semua berjalan secara tradisional namun diikuti oleh pasukan yang sangat banyak, menewaskan banyak jiwa, menumpahkan banyak darah.

“Peperangan besar ini tidak lagi akan memakai segala senjata yang ada pada saat ini, ini semua tidak akan dipakai lagi. Senjata-senjata modern ini tidak akan ada lagi pada saat pertempuran dahsyat dan peperangan besar tersebut.

Yang ada adalah senjata yang sudah dikenal pada setiap zaman seluruhnya, yaitu pedang dan sebagainya. Adapun senjata modern yang menyebar saat ini hanya akan bertahan sebatas waktu tertentu kemudian akan selesai peran dan urusannya,” jelas Syaikh Muhammad Al Imam.

3. Muslimin Berdamai dengan Nasrani, lalu Bersama-sama Mengalahkan Yahudi

Dalam kisah Malhamah Kubra juga dikabarkan bahwasanya peperangan diawali dengan mengalahkan Yahudi. Sebagaimana diketahui saat ini, Yahudi memusuhi penganut dua agama samawi lain, yakni Muslimin dan Nashara. Kelak di peperangan besar di hari akhir, Muslimin dan Nasrani mengikat perjanjian, lalu berperang melawan Yahudi.

Diriwayatkan dari Jubair bin Nufair, dari seorang shahabat, Rasulullah bersabda, “Kalian akan berdamai dengan Romawi dengan perdamaian yang aman, lalu kalian akan berperang (dengan mereka), padahal mereka adalah musuh di belakang kalian. Maka kalian akan ditolong, mendapat ghanimah, dan akan selamat.”

Dalam peperangan ini, Yahudi akan binasa seluruhnya. Seperti yang dikabarkan dalam hadits Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Hari kiamat tidak akan terjadi sampai kaum Muslimin memerangi Yahudi, kaum Muslimin memerangi mereka (Yahudi) sampai ada sesorang Yahudi sembunyi di balik batu dan pohon. Berkatalah batu atau pohon, ‘Wahai hamba Allah, ini ada seorang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia’.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

4. Nasrani Melanggar Perjanjian

Setelah Yahudi kalah, Nasrani justru melanggar perjanjian dengan Muslimin. Mereka bahkan mengatakan bahwasanya Nasranilah yang mengalahkan Yahudi, bukan Muslimin. Perang pun meletus antara Muslimin dan Nasrani. Inilah puncak dari peperangan besar atau Al Malhamah Al Kubra. Tidaklah kiamat terjadi kecuali setelah adanya peperangan ini.

Dari ‘Auf bin Malik, Nabiyullah bersabda, “Hitunglah enam (perkara yang akan terjadi) menjelang hari kiamat... kemudian terjadi perjanjian damai antara kalian dan Bani Ashfar (Romawi/Nasrani), lalu mereka mengkhianati perjanjian itu lalu mendatangi kalian dengan delapan puluh bendera (yaitu delapan puluh bendera melawan kaum Muslimin-pen).” (HR. Al Bukhari).

Kisah lengkap peperangan ini dikabarkan shahabat Rasulullah, Ibnu Mas’ud. Beliau radhiyallahu ‘anhu berkisah, “Sesungguhnya hari kiamat tidaklah akan terjadi sampai warisan tidak dibagi dan seseorang tidak bergembira dengan ghanimah.

Para musuh (Romawi atau yang lainnya) berkumpul untuk memerangi kaum Muslimin, dan kaum Muslimin berkumpul untuk memerangi mereka. Ibnu Mas’ud menunjuk dengan tangannya ke arah Syam (sekarang wilayah Suriah, Palestina, Yordania-pen). Aku (perawi) berkata, ‘yang kamu maksud Romawi?’ Dia berkata, ‘Ya’.

Lalu dia berkata, ‘dan pada saat peperangan itumeletus, terjadi kemurtadan yang dahsyat. Maka kaum Muslimin mengutus pasukan yang bertekad untuk mati dan tidak akan kembali kecuali kalau menang. Mereka (kaum Muslimin dan orang kafir) bertempur seharian hingga malam menghalangi mereka. Kemudian kaum Muslimin dan orang kafir berperang kembali, masing-masing tidak ada yang menang dan tewaslah pasukan yang siap mati.

Kemudian kaum Muslimin mengutus pasukan yang bertekad untuk mati dan tidak akan kembali kecuali jika menang. Maka mereka bertempur sehaian, hingga malam menghalangi di antara mereka. Kaum Muslimin dan orang kafir kembali, masing-masing tidak ada yang menang dan tewaslah pasukan yang siap mati. Kemudian kaum Muslimin mengutus pasukan yang bertekad untuk mati dan tidak akan kembali kecuali jika menang.

Maka mereka bertempur sampai mereka memasuki waktu sore. Kaum Muslimin dan orang kafir pun kembali, masing-masing tidak ada yang menang dan tewaslah pasukan yang siap mati. Di hari yang keempat, kaum Muslimin yang tersisa bangkit memerangi orang kafir. Allah akan menjadikan kekalahan atas orang kafir. Mereka bertempur dengan suatu pertempuran yang –entah dikatakan- tidak pernah terlihat yang semisalnya... (Rasulullah bersabda), ‘Mereka adalah para penunggang kuda terbaik di muka bumi’.” (HR. Muslim dan Ahmad).

Allahu akbar! Sungguh peperangan yang mengerikan dan tak pernah terbayangkan sebelumnya. Perang Malhamah Kubra tak mengenal jeda istirahat, dua kubu berduel hari demi hari, kecuali di malam hari. Peperangan terus berkecamuk, tanpa ada kemenangan, dan hanya menyisakan tewasnya pasukan.

Perang terus terjadi setiap hari, di belahan dunia manapun, hingga Allah menakdirkan kemenangan bagi muslimin, setelah entah berapa hari. Namun setelah perang mengerikan berakhir, kengerian kiamat akan tiba dalam waktu singkat.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Tidaklah akan terjadi hari kiamat sampai Romawi tiba di Al A’maq atau Dabiq. Maka keluarlah menuju mereka tentara dari Madinah yang merupakan bumi pilihan pada hari itu. Maka ketika mereka telah berbaris (siap bertempur) Romawi berkata,

‘Biarkanlah antara kami dan orang-orang yang tertawan dari kami, kami akan perangi mereka”. Maka kaum Muslimin berkata, ‘Tidak! Demi Allah, kami tidak akan membiarkan hal ini antara kalian dan saudara kami (yang kalian tawan)’.

Maka kaum Muslimin pun memerangi mereka. Terpukul mundur sepertiga pasukan yang berada dibarisan kaum Muslimin, yang Allah tidak mengilhamkan taubat pada mereka selamanya. Terbunuh sepertiganya, dan mereka sebaik-baik syuhada di sisi Allah. Sepertiganya lagi yang tidak terfitnah, selamanya menaklukkan. Mereka menaklukkan Konstantinopel.” (HR. Muslim).

5. Muslimin Menaklukkan Nasrani

Makna “penaklukan Konstantinopel dan mengalahkan Romawi” sebagaimana disebut dalam hadits-hadits di atas bukanlah peristiwa sejarah yang telah terjadi. Muslimin memang pernah berjaya menaklukkan Konstantinopel dan memukul mumur pasukan Romawi. Itu terjadi di bawah kepemimpinan Muhammad Al Fatih.

Adapun saat Malhamah Kubra, terjadi penaklukan kedua Konstantinopel. Wilayah tersebut ditaklukkan dua kali karena setelah penaklukkan pertama, Konstantinopel kembali ke tangan Nasrani. Kelak, jelang hari Kiamat, Konstantinopel akan kembali ke dekapan muslimin.

Jika ada pertanyaan, bukankah Konstantinopel dan Romawi hanyalah sejarah dan tak ada lagi di masa kini? Asy Syaikh Al Imam memiliki penjelasan tentangnya. Ia memaparkan bahwasanya menaklukkan Konstantinopel yang dimaksud yakni penaklukan terhadap Nasrani.

“Ini menunjukkan bahwa penaklukan terhadap Nashara di waktu yang akan datang benar-benar akan terwujud bagi kaum Muslimin. Nashara, mereka banyak jumlah pemeluknya dan mereka punya banyak negara. Peperangan berlangsung antara mereka dan kaum Muslimin sesuai perjalanan waktu.”

Dalam peperangan besar di hari akhir nanti, muslimin memang mengalami kemenangan. Muslimin berjaya mengalahkan Yahudi dan Nasrani, lalu memimpin kemakmuran dunia. Namun setelah kemenangan itu, ada Hari Kiamat yang tak dapat ditunda kedatangannya esok hari.

Jika usia kita sampai di hari itu, yakni hari di mana Malhamah Kubra terjadi, maka semua hal yang dimiliki tidaklah bermanfaat kecuali keimanan kepada Allah Ta’ala. Semoga kita dijauhkan dari segala kengerian Al Malhamah Al Kubra, serta kengerian Hari Akhir. (*)

Wallahu a’lam bis-shawab.

close