Fakta Tentang Jembatan Siratal Mustaqim yang Bakal Membuatmu Tobat Sejadi-Jadinya
KompasNusantara - Sebagai umat Islam, tentu nama jembatan Siratal Mustakim sudah tidak asing lagi di telinga. Jembatan tersebut merupakan penghubung antara surga dan neraka. Kita tentu sulit membayangkan bagaimana perwujudan jembatan tersebut, sebab para ulama menyebutkan bahwa titiannya sekecil rambut yang dibelah tujuh.
Jika sang penghubung surga dan neraka sekecil itu, bagaimana kita bisa melewatinya? Tak akan bisa dibayangkan dengan akal sehat. Tapi, dengan kekuasaan-Nya, tentu ada yang mampu melewatinya. Terlepas dari cara bagaimana melewatinya, baiknya kita simak dulu beberapa fakta tentang jembatan Siratal Mustaqim tersebut.
Merupakan jembatan yang lurus
Nama jembatan Siratal Mustaqim sendiri berasal dari bahasa Arab, Shirath al mustaqim. Nama tersebut juga banyak terkandung dalam Al-Qur’an. Bahkan, hampir tiap waktu diucapkan umat muslim saat membaca surat Al-Fatihah. Pada kalimat, ‘Ihdinas siratal mustaqim’ jika diterjemahkan berarti ‘tunjukkanlah kami pada jalan yang lurus’.
Jembatan yang lurus |
Secara harfiah, siratal mustaqim memiliki makna jalan lurus, atau bisa diartikan sebagai jembatan yang lurus. Umat muslim pun meyakini jika jembatan tersebut terbentang di atas neraka, di mana ujung dari jembatan tersebut merupakan surga.
Tajam melampaui pedang
Melewati jembatan Siratal Mustaqim merupakan salah satu peristiwa yang pasti dialami oleh manusia. Bukan hanya dari golongan orang biasa, bahkan para Nabi juga akan melewatinya. Titian tersebut digambarkan dengan sebuah garis yang sangat tipis, bahkan lebih tipis dari rambut, namun tajamnya melampaui pedang.
Ilustrasi Jembatan Shirathal Mustaqim |
Sangat sulit dibayangkan betapa mengerikan saat memijakkan kaki di atas sesuatu yang tajamnya melampaui pedang. Keadaan itu juga dijabarkan dalam Al-Qur’an, surat Al Maryam ayat 71-72. Dalam ayat tersebut, Allah memang menggariskan bahwa semua manusia akan melewati jembatan mengerikan tersebut. Namun, Allah akan menyelamatkan sebagian yang Dia kehendaki.
Licin juga berduri
Selain tajam, jembatan Siratal Mustaqim juga sangat licin. Di atasnya terdapat banyak sekali besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok. Jembatan tersebut menyerupai sebuah pohon yang memiliki duri tajam. Menurut hadist, Rasulullah adalah orang pertama yang akan melewati jembatan Siratal Mustaqim. Dan tentu saja, sebagai manusia suci akan sangat mudah bagi Nabi Muhammad melewatinya. Namun, bagaimana dengan manusia seperti kita?
Jembatan sirotol mustaqim |
Pada saat itu Rasul akan berdoa kepada Allah, untuk menyelamatkan manusia berdasarkan dengan imannya. Penjelasan tersebut diriwayatkan oleh Al Bukhori. Meski jembatan itu sangat tipis, tajam dan berduri, Allah tetap memberi kemampuan pada siapapun manusia yang Dia kehendaki.
Gambaran saat menyeberang
Selain digambarkan sebagai jembatan yang tipis dan tajam, menurut penuturan ulama jembatan tersebut juga bergerak ke kanan dan ke kiri. Hal itu akan membuat para penyeberangnya merasakan ketakutan luar biasa. Tiap kaki yang berpijak pada titian tersebut, akan sangat mudah untuk tergelincir dan jatuh ke bawah.
Ilustrasi gambaran orang menyebrang Shiratal Mustaqim |
Mengingat betapa tajamnya jembatan Siratal Mustaqim, sebelum jatuh bisa saja tubuh manusia yang melewatinya ‘terpotong’ terlebih dahulu oleh jembatan yang ia lalui. Namun, masing-masing punya cara tersendiri saat menyeberang. Digambarkan, ada manusia yang menyeberang dengan begitu cepat seperti kedipan mata, ada pula yang merangkak namun selamat.
Membedakan antara orang beriman dan munafik
Seperti dijelaskan sebelumnya, orang yang menyeberang jembatan Siratal Mustaqim memiliki cara yang beragam. Ada yang secepat kilat, ada yang seperti naik kuda, ada yang tertatih-tatih namun akhirnya berhasil, ada pula yang tercabik-cabik hingga akhirnya terjatuh ke dalam neraka. Menurut Rasulullah, saat peristiwa tersebut tengah terjadi, para Nabi dan Malaikat juga sibuk mendoakan orang-orang yang beriman.
Kengerian Saat Melintasi Jembatan Shiratal Mustaqim |
Karena doa tersebut, Allah pun memberikan cahaya bagi mereka yang beriman, cahaya yang membedakan antara manusia yang beriman dan munafik. Dengan bantuan doa para Nabi dan Malaikat, orang bertaqwa akan diberi kemampuan untuk melewati jembatan siratal mustaqim dengan selamat.
Adanya beberapa fakta tentang jembatan Siratal Mustaqim ini, mungkin membuat beberapa di antara kita masih kesulitan membayangkan bagaimana wujud jembatan yang menghubungkan antara neraka dan surga tersebut. Sebagai manusia biasa, kita memang tidak akan bisa menjangkau kekuasaan-Nya. Namun, untuk berjaga-jaga, alangkah baiknya mulai sekarang memperbaiki kualitas iman agar selamat saat melintasi Siratal Mustaqim.