Badai Luar Angkasa - Berikut Pengertian dan Efeknya Terhadap Cuaca Luar Angkasa
Penjelasan tentang badai luar angkasa yang menghujani elektron di Kutub Utara.
Astronomi - Simak penjelasan mengenai fenomena badai luar angkasa berikut ini.
Belum lama ini, ilmuwan telah mendeteksi adanya badai luar angkasa. Fenomena tersebut merupakan temuan pertama kali dalam sejarah para ahli.
Badai dengan hujan elektron ini tampak berputar-putar di atas Kutub Utara Bumi.
Dikutip dari nbcnews, para ilmuwan mengatakan pekan lalu mereka mengamati fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya. Massa plasma berputar-putar selebar 620 mil yang bergolak selama berjam-jam di atmosfer atas Bumi, berupa hujan elektron.
Lantas, apa itu badai luar angkasa?
Para peneliti menyebut gangguan tersebut sebagai badai luar angkasa karena menyerupai dan berperilaku seperti sistem badai berputar yang secara rutin menghantam garis pantai di seluruh dunia.
Namun hingga saat ini, mereka belum diketahui keberadaannya.
Saat satelit mengorbit di sekitar planet dan melewati Kutub Utara, terlihat sekilas gangguan besar di atmosfer bagian atas.
LAPAN: ISS, Stasiun Luar Angkasa Dapat Dilihat di Langit Indonesia
Badai antariksa spiral berputar kira-kira 125 mil di atas Kutub Utara, berputar di tempat selama delapan jam.
Berbeda dengan badai biasa yang dapat membuang curah hujan dalam jumlah besar di atas permukaan bumi, para ilmuwan malah mengamati elektron yang menghujani atmosfer bagian atas.
Dikutip dari gridid, badai luar angkasa ini dilaporkan menyerupai "badai biasa di lapisan atmosfer yang lebih rendah," yang telah diamati di lapisan atmosfer lebih rendah di Mars, Jupiter, dan Saturnus.
Fenomena serupa juga pernah terlihat di matahari, yang dikenal sebagai tornado matahari.
Tim peneliti mengatakan fakta bahwa badai luar angkasa ini terjadi selama aktivitas geomagnetik yang rendah.
Hal itu menunjukkan pentingnya peningkatan pemantauan cuaca luar angkasa yang memiliki kemampuan untuk mengganggu sistem navigasi dan komunikasi di bumi.
Efek Badai Luar Angkasa
Qing-He Zhang, profesor ilmu antariksa dari Shandong University yang menjadi penulis utama laporan studi tersebut.
Ia mengatakan kepada American Association for the Advancement of Science bahwa badai luar angkasa ini akan meningkatkan pemahaman kita terkait efek-efek cuaca luar angkasa yang penting.
“Badai antariksa akan menyebabkan efek-efek cuaca antariksa yang penting seperti peningkatan tarikan satelit, gangguan dalam komunikasi radio Frekuensi Tinggi, dan peningkatan kesalahan di lokasi radar over-the-horizon, navigasi satelit, dan sistem komunikasi,".