Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gaia Deteksi Fenomena Gempa Bintang di Bima Sakti

Gempa bintang ini, yang dikenal sebagai osilasi non-radial terdeteksi di ribuan bintang misi Gaia ISA, yang dipimpin para ilmuwan Universitas Cambridge.

Astronomi - Observatorium luar angkasa milik Badan Antariksa Eropa (ESA) Gaia mendeteksi fenomena 'gempa bintan g' yang menyerupai gempa dan tsunami di Bumi.

Gaia diluncurkan pada tahun 2013 untuk mempelajari Galaksi Bima Sakti dan telah menghasilkan peta galaksi. Ini mengungkapkan informasi tentang bintang dan komposisi kimianya termasuk warna, usia, suhu dan tingkat kecerahan.

''Observatorium juga mendeteksi gempa bintang yang mengubah bentuk bintang,'' kata ESA seperti dilansir dari Daily Mail.

Gempa bintang ini, yang dikenal sebagai osilasi non-radial terdeteksi di ribuan bintang misi Gaia ISA, yang dipimpin para ilmuwan Universitas Cambridge.

Ketika disatukan, ini membentuk 'peta DNA' - visual multi-dimensi asteroid, planet, bintang, dan galaksi - dan membantu mengidentifikasi sudut paling layak huni dari galaksi ini.

Peta tersebut menyediakan katalog informasi terbesar yang pernah ada tentang bintang-bintang di Bima Sakti, termasuk komposisi kimianya, rekan bintang, warna, massa, usia, dan kecepatan bintang bergerak menuju atau menjauh dari kita (kecepatan radial).

Salah satu penemuan paling mengejutkan yang muncul dari data baru adalah Gaia mampu mendeteksi gempa bintang - gerakan kecil di permukaan bintang yang mengubah bentuk bintang, sesuatu yang awalnya tidak dibuat observatorium.


Sebelumnya, Gaia telah menemukan osilasi radial yang menyebabkan bintang membengkak dan menyusut secara transitif, sambil mempertahankan bentuk bolanya. Tapi Gaia sekarang juga melihat getaran lain yang oleh para astronom digambarkan sebagai 'lebih seperti tsunami skala besar'.

Osilasi non-radial ini mengubah bentuk global bintang dan karenanya lebih sulit dideteksi, sebagaimana dikutip dari Daily Mail.

"Starquakes mengajarkan kita banyak tentang bintang, terutama cara kerja internal mereka. Gaia membuka tambang emas untuk "asteroseismologi" bintang masif," kata Conny Aerts dari KU Leuven di Belgia, yang merupakan anggota kolaborasi Gaia.

Dia menambahkan bahwa misi tersebut juga berhasil mendeteksi osilasi yang membuat bintang mengembang dan menyusut dengan tetap mempertahankan bentuknya.

ESA menggambarkan gempa bintang sebagai gerakan kecil di permukaan bintang yang mengubah bentuknya.

close