Kisah Nabi Ibrahim dan Kaumnya
Kisah Nabi Ibrahim yang meneguhkan keesaan Tuhan di hadapan kaumnya yang menyembah berhala-berhala.
KompasNusantara - Disebutkan, Nabi Ibrahim merupakan pendukung Nabi Nuh. Ia menguatkan ajaran Nabi Nuh, pendahulunya. Allah pun menyebut Nabi Ibrahim terhindar dari segala keburukan, termasuk terhindar dari puncak keburukan, yakni menyekutukan-Nya.
Dikisahkan, Nabi Ibrahim berkata kepada kaumnya, juga ayahnya yang merupakan pembuat berhala/patung untuk disembah, "Hai ayah apa yang kalian sembah? Apakah kamu menghendaki sembahan-sembahan selain Allah dengan jalan berbohong? Bagaimana dugaanmu tentang Tuhan yang memelihara alam raya ini?"
Nabi Ibrahim menolak penyembahan berhala seperti dilakukan kaumnya. Kemudian, dia bertanya-tanya mengenai Tuhan, memandang ke arah bintang-bintang, lalu berkata bahwa dia sakit. Terkait ayat ini, banyak ulama yang berpendapat Nabi Ibrahim sakit karena karena kelakuan kaumnya, tetapi ada juga ulama yang menyampaikan itu alasan Nabi Ibrahim agar tidak perlu ikut ritual menyembah berhala bersama kaumnya.
Saat kaumnya meninggalkan Ibrahim untuk pergi ke sebuah perayaan, Ibrahim diam-diam pergi ke tempat berhala-berhala ditempatkan dan bertanya, "Kamu tidak makan? Kenapa kamu tidak menjawab?"
Saat itu Nabi Ibrahim ingin menegaskan berhala tidak bisa makan, apalagi memberi makan manusia. Diam-diam, berhala-berhala itu dia hancurkan.
Ketika kaumnya datang, Nabi Ibrahim berkata, "Apakah kalian menyembah patung yang kalian buat sendiri. Padahal Allah-lah yang menciptakan kalian dan apa yang kalian kerjakan."
Kaum Nabi Ibrahim yang menentang pernyataan lalu membuat sebuah bangunan. Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalamnya bersama kobaran api. Namun, dengan kuasa Allah, Nabi Ibrahim tidak terbakar.
Dalam Surah Al Anbiya ayat 69 disebutkan, Allah memerintahkan api agar menjadi dingin. "Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim."
Nabi Ibrahim tercatat sebagai orang pertama yang mengumandangkan Allah sebagai Tuhan semesta alam. Itu sebabnya Nabi Ibrahim amat diagungkan semua agama.
Nabi-nabi sebelum Ibrahim menyebut Allah dengan menyesuaikan keadaan masyarakat pada saat itu. Mereka berkata Allah itu Tuhan kami, Tuhan bangsa kami, Tuhan suku kami. Namun, Nabi Ibrahim berkata Allah ialah Tuhan seru sekalian alam.