Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa itu obligasi ? Pengertian, Fungsi, Manfaat, dan Contohnya


KompasNusantara - Untuk Anda yang sudah bekerja atau menghasilkan pendapatan sendiri, mungkin berpikiran agar pendapatan yang diterima menjadi lebih bermanfaat. Mulai dari berpikir bagaimana mengaturnya, mengelola dan menabung. Pastinya Anda sudah menyusun rencana untuk masa depan Anda seperti untuk menikah, membeli rumah, melanjutkan pendidikan, membahagiakan orang tua, dan lain-lain. Salah satu hal yang tidak boleh terlupakan adalah mengenai investasi. Telah diketahui bahwa investasi ini sangat berguna untuk menunjang kehidupan Anda. Rencanakan secara matang tujuan mana yang ingin Anda capai terlebih dahulu.

Sebagai hal yang penting untuk diketahui dan dipelajari untuk urusan pengelolaan finansial Anda adalah investasi. Dari banyaknya informasi investasi yang beredar, ada tujuh produk investasi yang bisa dijadikan pilihan. Ketujuh produk investasi tersebut di antaranya tabungan, deposito, reksadana, obligasi, saham, emas, dan properti. Dari semua produk investasi tersebut pastinya terdapat kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Sebaiknya cari tahu terlebih dahulu jenis investasi apa yang sesuai dengan kondisi Anda serta dapat menunjang masa depan Anda. Investasi ini sangat berguna bagi Anda bahkan orang-orang disekitar Anda juga dapat merasakan manfaat investasi ini.

Disini akan dibahas salah satu produk investasi yang juga menjanjikan untuk dipilih yaitu obligasi. Sejauh ini, popularitas investasi obligasi tidak seramai saham dan deposito. Namun, bukan berarti jenis investasi ini tidak ada peminatnya. Bahkan Obligasi Negara Ritel (ORI) sampai saat ini menjadi salah satu obligasi negara (Surat Utang Negara) yang sangat diburu oleh masyarakat. Agar lebih mengetahui lebih jelas tentang apa itu obligasi dan keterangan lainnya, dibawah ini terdapat penjelasan untuk menambah pengetahuan Anda tentang obligasi.


Pengertian Obligasi

Obligasi merupakan istilah dalam pasar modal untuk menyebut surat pernyataan hutang penerbit obligasi terhadap pemegang obligasi. Obligasi atau yang juga dikenal dengan istilah bond merupakan sertifikat atau surat berharga yang berisi tentang pengakuan atas hutang oleh penerbit obligasi kepada investor (pemberi pinjaman). Inti dari pengertian obligasi adalah sertifikat atau surat berharga yang isinya adalah kontrak antara investor selaku pemegang obligasi dengan perusahaan penerbit obligasi yang menyatakan bahwa pemegang obligasi telah meminjamkan sejumlah dana kepada perusahaan penerbit obligasi. Perusahaan penerbit obligasi sebagai peminjam dana, berkewajiban untuk membayar sejumlah bunga secara berkala sesuai dengan tempo yang telah ditetapkan dan juga melunasi pokok pinjaman ketika tanggal jatuh tempo obligasi. Utang obligasi umumnya diterbitkan oleh pemerintah dan perusahaan swasta yang membutuhkan dana dari luar perusahaan.

Terdapat istilah kupon obligasi yang berarti tingkat bunga pinjaman obligasi yang harus dibayarkan oleh debitur kepada kreditur. Pada umumnya obligasi diterbitkan pada rentang waktu tertentu. Pinjaman obligasi umumnya berjangka waktu menengah – panjang. Rata-rata obligasi memiliki jangka waktu 5 tahun dan yang paling lama 30 tahun. Obligasi tidak termasuk objek program penjaminan simpanan. Bank hanya menjadi agen penjual obligasi. Obligasi adalah hutang namun dalam bentuk sekuritas. Sama seperti saham, utang obligasi bisa dipindahtangankan. Obligasi bisa diperjual-belikan dipasar sekunder layaknya saham.

Bagi penerbit, baik pemerintah maupun perusahaan, obligasi merupakan opsi pendanaan yang menarik karena memiliki jangka waktu yang relatif panjang dengan biaya yang relatif murah. Dari sudut investor, ketika berinvestasi obligasi. Akan terlihat mirip dengan investasi di deposito bank. Investor akan memperoleh bunga (kupon) secara berkala. Umumnya diberikan setiap tiga (3) bulan, enam (6) bulan atau satu (1) tahun sekali sampai dengan jangka waktu tempo yang telah ditentukan.


Jenis Obligasi

Terdapat banyak jenis obligasi yaitu obligasi suku bunga tetap, Obligasi Suku Bunga Mengambang (Floating Rate Note), Obligasi Berimbal Hasil Tinggi (Junk Bond), Obligasi Tanpa Bunga, Obligasi Inflasi, Obligasi Indeks Berbasis Ekuiti, Obligasi Subordinasi, Obligasi Abadi, Obligasi Atas Unjuk, Obligasi Tercatat. Jenis-jenis tersebut tentunya memiliki perbedaan yang perlu Anda ketahui. Jika belum mengetahui pengertian dari masing-masing jenis obligasi, maka dibawah ini terdapat penjelasan mengenai hal tersebut.

• Obligasi Suku Bunga Tetap

Obligasi suku bunga tetap biasanya memiliki kupon bunga tertentu dengan biaya tetap dan dibayar secara berkala sepanjang masa berlaku obligasi. Dimana kupon tersebut wajib diperhatikan karena berlaku terhadap besaran tetap ketika obligasi berlaku.

• Obligasi Suku Bunga Mengambang (Floating Rate Note)

Obligasi jenis ini juga memiliki kupon, namun bunga yang dibayarkan mengacu pada indeks pasar uang seperti LIBOR dan Euribor. Jadi besaran biaya dapat berubah sewaktu-waktu. Spread nya tetap konstant karena hampir semua FRN memiliki kupon triwulan yaitu mereka membayar setiap tiga bulan.

• Obligasi Berimbal Hasil Tinggi (Junk Bond)

Obligasi yang satu ini memiliki peringkat dibawah peringkat investasi yang akan diberikan oleh lembaga pemerintah kredit. Maka dari itu jenis obligasi ini memiliki resiko yang cukup tinggi, sehingga banyak investor yang mengharapkan suatu imbalan yang lebih tinggi.

• Obligasi Tanpa Bunga

Obligasi ini lebih dikenal dengan Zero Coupon Bond, yakni jenis obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga. obligasi jenis ini diperdagangkan dengan pemberian potongan harga yang didapat dari nilai pari. Pemegang obligasi menerima secara penuh pokok hutang pada saat jatuh tempo.

• Obligasi Inflasi

Obligasi ini juga lebih dikenal dengan istilah Inflation Linked Bond, yakni obligasi yang pokok hutangnya mengacu pada indeks inflasi. Bunga yang dibayarkan pada obligasi ini cenderung lebih rendah jika dibanding obligasi suku bunga tetap, namun dengan berkembangnya nilai pokok utang sejalan dengan inflasi, maka pembayaran obligasi akan ikut meningkat.

• Obligasi Indeks Berbasis Ekuiti

Obligasi jenis ini mengacu pada indeks yang merupakan indikator bisnis seperti penghasilan, nilai tambah, ataupun indeks nasional seperti beberapa produk domestic obligasi yang berbeda dari keamanan pendapatan tetap standar karena pembayaran akhir didasarkan pada pengembalian ekuitas yang mendasarinya, yang dapat berupa satu saham, satu keranjang saham, atau indeks ekuitas.

• Obligasi Subordinasi

Obligasi yang memiliki peringkat prioritas lebih rendah dibanding obligasi lainnya, sehingga menimbulkan adanya likuidasi. Hal inilah yang kemudian menjadikan hierarki dari para kreditur. Seperti, adanya pembayaran dari likuidator, pembayaran pajak, dan lain sebagainya. Pemegang obligasi yang pembayarannya diutamakan adalah mereka yang memiliki tanggal penerbitan paling awal dibanding yang lainnya, sehingga disebut obligasi senior. Setelah obligasi tersebut dilunasi, obligasi subordinasi lainya pun dilakukan. Obligasi subordinasi memiliki resiko yang lebih tinggi, sehingga memiliki peringkat kredit yang lebih rendah.

• Obligasi Abadi

Obligasi ini tidak memiliki masa jatuh tempo, atau ada juga yang memiliki masa jatuh tempo namun dengan jangka waktu yang sangat panjang. Obligasi jenis ini dilihat berdasarkan dari nilai tunai obligasi yang ada pada saat itu yang nilai pokoknya hampir mendekati nol.

• Obligasi Atas Unjuk

Obligasi atas unjuk adalah surat resmi yang tidak memiliki nama pemegang. Sehingga siapapun yang memegang surat obligasi tersebut dapat menuntut dilakukannya pembayaran atas obligasi yang dipegangnya. Obligasi jenis ini biasanya diberi nomor urut dan didaftarkan demi menghindari pemalsuan, akan tetapi dapat diperjualbelikan layaknya uang tunai. Sayangnya, obligasi jenis ini sering disalah gunakan dan berisiko terhadap kehilangan dan pencurian.

• Obligasi Tercatat

Obligasi tercatat memiliki nama kepemilikan yang telah terdaftar dan dicatat oleh penerbit atau lembaga. Semua jenis pembayaran baik bunga dan yang lainnya akan ditransfer langsung kepada pemegang obligasi tersebut.

Obligasi memang memiliki berbagai jenis dan macamnya. Namun, ada tiga (3) jenis obligasi jika dilihat dari sisi penerbit obligasi, yaitu Corporate Bonds, Government Bonds, dan Municipal Bonds. Berikut  penjabarannya :

• Corporate Bonds

Obligasi ini diterbitkan oleh perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah Badan Usaha Milik Negra (BUMN). Atau biasanya orang juga menyebut nya dengan obligasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh korporasi.

• Government Bonds

Obligasi ini diterbitkan oleh Pemerintah. Nah, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, obligasi pemerintah, seperti ORI, bisa diperoleh melalui agen penjual. ORI pertama kali diterbitkan pada tahun 2006.

• Municipal Bonds

Nah, inilah jenis obligasi lainnya, yaitu municipal bonds. Obligasi ini juga diterbitkan oleh Pemerintah, namun lebih khusus ke Pemerintah Daerah. Biasanya, penerbitan obligasi oleh Pemerintah Daerah berorientasi pada kepentingan publik.

Manfaat Obligasi

Sebagai salah satu instrumen investasi, obligasi memberikan sejumlah keuntungan atau manfaat bagi para pemegang nya. Terdapat banyak keuntungan jika Anda memilih investasi ini. Berikut terdapat beberapa manfaat atau keuntungan obligasi yang perlu diketahui :
 

• Dijamin oleh Undang-Undang

Setiap obligasi yang telah diterbitkan oleh pemerintah akan dijamin oleh Undang Undang. Karena dalam Undang Undang telah disebutkan bahwa pemerintah Indonesia akan menjamin pembayaran pokok beserta bunga berdasarkan ketentuan waktu yang berlaku.

• Proses pencarian cepat dan fleksibel

Nasabah atau investor bisa melakukan pencarian obligasi pada waktu yang sesuai dengan harga di pasar. Kemudian juga dapat melakukan transaksi jual beli obligasi dengan mekanisme sekunder. Namun hal itu tidak berlaku pada obligasi sukuk tabungan / ST serta saving bonds retail / SBR.

• Pendapatan secara berkala

Setiap nasabah / investor akan memperoleh pendapatan secara berkala yang berbentuk kupon. Kupon itu dapat dibayarkan secara langsung ke rekening Nasabah. Jumlah nominalnya sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati di awal.

• Mempunyai resiko rendah

Ada suatu cara untuk meminimalkan resiko kerugian saat melakukan investasi obligasi. Cara tersebut yaitu dengan memprediksikan risiko kredit pada awal sebelum melakukan kontrak. Besarnya prediksi kredit bisa dilihat dengan bentuk peringkat / rating. Peringkat / rating itu dapat dimanfaatkan untuk mengukur kemampuan serta kondisi finansial emiten dengan tujuan untuk mengembalikan dana pinjaman yang disertai dengan pembayaran kupon / bunga dengan penuh berdasarkan kontrak. Peringkat / rating tersebut juga dapat dengan mudah dihitung melalui finata. Dengan software keuangan usaha finata ini dapat melakukan prediksi atas rating / peringkat dengan tepat. Sehingga dapat membuat keputusan dengan tepat.

• Capital gain dan kupon

Setiap kontrak obligasi memiliki bunga yang harus dibayar dari emiten ke investor / pihak yang memberi dana. Bunga di dalam kontrak obligasi disebut dengan kupon obligasi. Kupon obligasi mempunyai suku bunga yang jauh lebih tinggi daripada deposito. Besarnya kupon obligasi dapat mencapai ± 6% – 12%. Kupon obligasi juga mempunyai tingkat profitabilitas sendiri serta dapat dijadikan sebagai pendapatan tetap / passive income dalam bentuk cash flow dari kupon obligasi tersebut.

• Dapat dikonversi

Keuntungan pada obligasi hanya berlaku pada obligasi konversi. Obligasi konversi ini dapat diubah dan dikonversikan menjadi bentuk saham di dalam suatu perusahaan penerbit obligasi oleh pihak pemegang obligasi / pemberi dana. Sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan dan manfaat tersendiri. Selain itu juga dapat dimanfaatkan sebagai promosi emiten terhadap para investor / pemberi dana supaya dapat membuat penjualan obligasi meningkat.

Contoh Obligasi

Untuk menambah pemahaman Anda mengenai obligasi, cara yang paling mudah adalah melihat bagaimana contoh dari obligasi itu sendiri. Anda dapat menganalisis dan memahami bagaimana obligasi itu. Berikut ini contoh penerapan obligasi yang dapat Anda jadikan tambahan pengetahuan :
 
Nominal obligasi =Rp 1000 ;
Kupon = 10%/th
Periode pembayaran setiap 6 bulan, dengan jatuh tempo 20 tahun

Jika tingkat bunga yang berlaku umum adalah 11%/tahun, maka harga obligasi :
P = C/(1+r) + C/(1+r)2 ……C/(1+r)n + M/(1+r)n
P = 50/(1+0.055) + 50/(1+0.055)2 …..+50/(1+0.055)40 + 1000/(1+0.055)40 = 919.77 (harga dibawah nominal disebut at discount)

Jika required yield 10%/tahun (sama dengan kupon), maka harga obligasi :
P = C/(1+r) + C/(1+r)2 ……C/(1+r)n + M/(1+r)n
P = 50/(1+0.05) + 50/(1+0.05)2 …..+50/(1+0.05)40 + 1000/(1+0.05)40 = 1000 (harga sama persis dengan nominal disebut at par)

Jika required yield 6.8%/tahun, maka harga obligasi :
P = C/(1+r) + C/(1+r)2 ……C/(1+r)n + M/(1+r)n
P = 50/(1+0.034) + 50/(1+0.034)2 …..+50/(1+0.034)40 + 1000/(1+0.034)40 = 1.347,04 (harga diatas nominal disebut at premium)
 

Kesimpulan

Setelah mengetahui pengertian, jenis, manfaat dan contoh obligasi pasti sekarang Anda mulai tertarik untuk menjalankan salah satu jenis investasi tersebut. Namun, keputusan obligasi menjadi keputusan yang sangat besar dan harus penuh dengan pertimbangan. Sebaiknya pertimbangkan secara matang dengan berkonsultasi dengan orang yang sudah berpengalaman dan ahli dalam bidangnya agar Anda tidak salah untuk melangkah. Hal ini disebabkan karena investasi merupakan hal yang sangat penting untuk finansial Anda kedepannya. Selain kelebihan diatas terdapat juga beberapa juga kekurangan dari obligasi karena memang semua jenis investasi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Kekurangannya adalah penerbit obligasi berisiko gagal bayar dan konsekuensinya investor tak cuma tidak memperoleh untung, tetapi tak mendapatkan kembali seluruh pokok utang. Untungnya, kekurangan ini tak berlaku pada obligasi negara yang terlindungi undang-undang. Selanjutnya, rentan terhadap perubahan suku bunga, ekonomi, dan kondisi politik yang tidak stabil. Perubahan-perubahan tersebut berdampak pada pasar keuangan. Terakhir adalah menjual obligasi sebelum jatuh tempo di Pasar Sekunder menimbulkan kerugian bagi investor. Sebab harga jualnya lebih rendah dari harga belinya.

close