Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Putri Duyung Fenomenal dari Cerita Rakyat Kekaisaran Jepang

Putri duyung geisha Jepang dengan payung di bawah ombak besar dan ranting-ranting bunga sakura oleh Martin Nieto

Ningyo, yang dapat diartikan sebagai manusia ikan adalah makhluk dalam cerita rakyat Kekaisaran Jepang yang dapat dibandingkan dengan putri duyung dalam legenda Barat. Meskipun memiliki kesamaan tubuh, kedua makhluk ini sebenarnya sangat berbeda.

Sebagai contoh, kisah putri duyung pada umumnya–terutama di Barat–dianggap sebagai makhluk berparas cantik dan menggoda setiap pria yang akan ia bunuh.

Sedangkan untuk ningyo Jepang, tidak ada kisah sedemikian rupa. Ia memiliki beragam variasi dalam penampilannya dan cara berinteraksi dengan manusia.

Penampilan Ningyo Mitologi Kekaisaran Jepang

“Berparas cantik dengan rambut terurai yang indah, berbadan mulus, dan memiliki sirip,” lebih kurang seperti itulah kebanyakan budaya populer menggambarkan putri duyung. Namun, jika anda menganggap ningyo berpenampilan sedemikian rupa, tentu salah kaprah.

Wu Mingren, pada lamanAncient-origins, mengatakan bahwa ningyo sering digambarkan, “makhluk dengan bagian atas seperti monyet dan bagian bawah seperti ikan.”

Ningyo dengan penampilan seperti apa yang dijelaskan oleh Wu, pernah dibuat oleh P.T. Barnum: Putri Duyung Fiji.

Faktanya, penggambaran putri duyung dalam tradisi Kekaisaran Jepang sangatlah bervariasi. Sebagai contoh, telah diklaim bahwa dalam berbagai tradisi lokal, ningyo tidak memiliki tubuh manusia (atau bahkan mirip kera) sama sekali.

Sebaliknya, mereka hanya memiliki kepala manusia/mirip kera/reptil yang melekat pada tubuh ikan. Kadang-kadang, kepala ini digambarkan secara aneh, misalnya cacat/bertanduk/dengan mulut penuh taring setajam silet.

Ningyo dengan tubuh ikan dan kepala manusia

Ada juga jenis ningyo yang dikenal sebagai amabie/amabiko, yang dikatakan memiliki paruh burung, dan ditutupi dengan sisik dari leher ke bawah.

Kemampuan Mistis Ningyo dalam Mitologi Kekaisaran Jepang

Para ningyo diyakini memiliki kemampuan mistis. Sebagai contoh, mereka sering dikatakan dapat mengeluarkan air mata mutiara. Selain itu, beberapa ningyo, seperti amabie, dianggap dapat meramalkan masa depan.

Dalam sebuah cerita yang tercatat pada abad ke-19, seorang amabie dikatakan muncul dan meramalkan panen yang baik namun diikuti wabah penyakit. Amabie menyebutkan bahwa untuk menghindari wabah, seseorang harus membuat gambar yang mirip dengannya.

Putri duyung yang meramalkan wabah dari koran zaman Edo

Ningyo lainnya dilaporkan kurang baik hati, dan mampu berubah bentuk. Ia memiliki sebuah kemampuan yang konon mereka gunakan untuk memikat manusia ke laut dan membuat manusia tersebut mati.

Orang Jepang percaya bahwa jika ningyo tertangkap, maka akan membawa kesialan dan badai.

Oleh karena itu, banyak nelayan yang menemukan makhluk ini terjebak di jaring mereka akan melemparkannya kembali ke laut. Juga diyakini bahwa jika ningyo terdampar di pantai, itu adalah pertanda perang atau bencana.

Biarawati Berusia 800 Tahun

“Kepercayaan yang paling terkenal tentang kekuatan gaib ningyo adalah jika seseorang memakan dagingnya, maka orang tersebut akan hidup kekal atau setidaknya memiliki umur yang sangat panjang,” jelas Wu. Konon ia memiliki daging yang rasanya lezat.

Ada banyak cerita yang mengisahkan tentang kekuatan magis dari daging ningyo. Kisah paling sohor ialah 'Happyanku Bikuni' (yang berarti 'biarawati Buddha berusia 800 tahun').

Alkisah, seorang nelayan yang menangkap seekor ningyo. Ia mengundang teman-temannya ke rumahnya untuk makan, dan ia tidak memberitahukan kepada mereka bahwa mereka akan memakan daging ningyo.

Meskipun tidak diberitahu mengenai asal-usul daging tersebut, teman-temanya tahu dari mana daging tersebut berasal–versi lain menyatakan salah satu tamunya mengintip ke dapur dan terkejut melihat ikan itu berkepala manusia. Alhasil mereka tidak menyantapnya.

Namun, secara kebetulan, anak perempuan nelayan itu memakan daging tersebut. Ia berhenti tumbuh pada usia 15 tahun, dan akhirnya menjadi seorang biarawati, mengembara sampai kematiannya pada usia 800 tahun.

Ningyo di Kuil Tenshou-Kyousha Kekaisaran Jepang

Orang Jepang kuno percaya akan keberadaan ningyo, dan bahkan memiliki bukti fisik atas keberadaannya. Kuil Tenshou-Kyousha di Fujinomiya menyimpan jasad ningnyo yang diawetkan.

Menurut legenda, ningyo pernah menampakkan diri pada seorang pangeran Kekaisaran Jepang. Saat makhluk itu akan mati, ia memberi tahu sang pangeran tentang bagaimana ia bisa menjadi makhluk seperti itu.

Ningyo Kuil Tenshou-Kyousha

Ternyata, ningyo ini dulunya adalah seorang nelayan. Sebagai akibat dari masuk ke perairan yang dilindungi untuk mencari ikan, sebuah kutukan dijatuhkan padanya, yang kemudian mengubahnya menjadi ningyo.

Nelayan tersebut belajar dari pengalamannya, dan meminta pangeran untuk mendirikan kuil di mana jasadnya yang diawetkan bisa dipajang.

Kuil ini sekarang dikenal sebagai Kuil Tenshou-Kyousha dan menyimpan mumi putri duyung. Mumi putri duyung ini dirawat oleh ordo Shinto di Fujinomiya, dekat Gunung Fuji.

Ada kemungkinan bahwa ningyo ini adalah salah satu spesimen 'putri duyung' paling awal yang dibuat oleh orang Jepang. Namun jika berbicara yang paling terkenal ialah Putri Duyung Fiji.
close