Okita Souji, Samurai Shinsengumi Terkenal yang Menderita TBC
Karakte Okita Souji dalam anime record of ragnarok |
Okita Souji merupakan seorang samurai Shinsengum–pasukan polisi khusus di Kyoto–pada akhir zaman Edo. Ia telah menjadi karakter di berbagai karya fiksi, seperti novel, manga, anime, film, dan permainan video.
Okita lahir di sebuah tempat yang saat ini disebut dengan Distrik Minato, Tokyo. Disebut-sebut, sebagai samurai, Soji memiliki kemampuan menggunakan pedang yang sangat hebat. Konon, tidak ada satu orang pun yang mampu mengimbangi kepiawaiannya dalam memainkan pedang.
Sebagai samurai muda yang terampil, Okita Souji menjadi tokoh penting dalam Shinsengumi dan dianggap sebagai salah satu anggota paling terampil dan terkemuka.
Selain memiliki kemampuan dalam berpedang, ia juga dikenal sebagai samurai Shinsengum dengan penampilan yang tampan. Konon ia digandrungi oleh banyak wanita di Kekaisaran Jepang.
Terdapat sebuah anekdot, bahwa ia pernah menolak seorang wanita. Kadung kepincut dan malah mendapat penolakan, wanita itu mengancam Okita akan melakukan bunuh diri.
Di usianya yang tergolong muda, Okita mengidap penyakit TBC. Ia meninggal di usia antara 25-27 tahun karena penyakit yang dideritanya.
Potret Okita Souji |
Kemampuan Berpedang Okita Souji
“Teknik pedang Okita yang paling terkenal adalah 'Sandantsuki',” jelas Barbara, pada lamanDiscover walks. “Ia memiliki kebiasaan mencondongkan tubuh ke depan dan memegang pedangnya dengan ujung pedang yang sedikit diturunkan.”
Okita mampu melakukan tiga kali tusukan pada saat ia mengambil satu langkah ke depan. Sering diceritakan, lawan Okita mengira bahwa dirinya telah ditusuk satu kali, padahal sebenarnya, dalam sekejap mata ia telah ditusuk tiga kali. Namun demikian, rincian pastinya tidak diketahui.
Gaya pedang Okita identik dengan gaya pedang gurunya, Kondo, dan bahkan teriakannya yang tipis serta bernada tinggi juga sangat mirip. Namun menurut Barbara, terdapat perbedaan antara Okita dengan gurunya, “berbeda dengan Kondo yang mendorong perutnya ke depan dalam posisi kuda-kudahiraseigan.”
Juro Abe, yang pernah bertempur melawan Shinsengumi, menyatakan dalam "Shidankaisokkiroku", bahwa “Sebagai salah satu murid Kondo, Soji Okita adalah pendekar pedang yang sangat baik.”
Juro juga menambahkan, bahwa Okita bersama rekannya “telah membunuh orang-orang tanpa alasan.” Hal ini menunjukan bahwa memusuhi Okita tentu bukanlah keputusan baik.
Dalam budaya populer, Okita digambarkan menggenggam pedang yang dijuluki “Kikuichimonji Norimune” (pedang yang dibuat pada awal abad ke-13).
Kisah ini menjadi populer setelah kemunculannya dalam novel "Shinsengumi Keppuroku" karya Ryotaro Shiba. Penulis kondang di Kekaisaran Jepang tersebut memunculkan pedang Norimune pada deskripsi seperti yang ditulis oleh Kan SHIMOZAWA, di mana pedang tersebut digambarkan sebagai “pedang Kikuichimonji yang tipis.”
Meskipun demikian, pedang Norimune adalah pedang tua yang sangat berharga, mungkinkah Okita menggunakannya untuk bertempur?
Selain pedang Norimune, ada beberapa jenis pedang tipis lainnya dengan lambang "Kikuniichi", dan ada kemungkinan pedang Okita adalah salah satunya.
Kisah Asmara Okita Souji
Seperti apa ketampanan Okita sebenarnya masih menyisakan perdebatan. Dalam budaya populer ia digambarkan sebagai pemuda yang tampan, namun beberapa pandangan menganggap bahwa ini hanya untuk kepentingan layar kaca saja.
Terlepas seperti apa rupa Okita sebenarnya, terdapat sebuah anekdot yang mengisahkan ia telah menolak wanita yang bekerja di dojo Shieikan. Wanita yang tampaknya berkemauan keras, meminta Okita untuk menikahinya, namun ia menolak lamarannya, dengan mengatakan “Saya masih magang.”
Wanita itu mencoba bunuh diri, mungkin karena penolakannya, dan kemudian menikah dengan pria lain setelah diperkenalkan oleh Kondo.
Dalam daftar kematian di KuilKoen ji,disebutkan seorang wanita yang diduga pernah menjadi kekasih Okita. Dalam daftar tersebut tercantum “kerabat Okita”. Menurut para peneliti, nama wanita itu adalah Tsune Ishii dan dia memiliki seorang anak perempuan.
Diyakini, namun belum terbukti, bahwa wanita bernama Tsune tersebut melahirkan anak perempuan Okita, yang diberi nama Kyo. Di sisi lain, terdapat suatu argumen bahwa Tsune adalah istri dari seseorang lainya yang memiliki kesamaan nama dengan Okita.
Menurut catatan harian Matsugoro Inoue pada tanggal 22 April 1863, Okita bersama rekannya, pernah menyewa pelacur di Yoshidaya di daerah Kuken-cho.
Melalui catatan tersebut, Okita tidak dapat dikatakan bahwa ia tidak pernah bermain-main dengan wanita, meskipun ketika pembicaraan mengarah pada wanita yang disukainya, ia menjadi sangat serius.
Akhir hidup Okita Souji
Prasasti tempat peristirahatan terakhir Okita Souji di Kuil Imado di Asakusa |
“Selama Perang Boshin, Okita dirawat di rumah sakit Matsumoto Ryjun di Edo setelah Pertempuran Toba-Fushimi pada bulan pertama Kei-4,” jelas Barbara.
Kondisi kesehatan Okita yang buruk membuatnya tidak sanggup lagi bertempur. Diduga latihannya yang intens mungkin telah menjadi beban tambahan bagi paru-parunya dan memperparah penyakitnya.
Pada tanggal 19 Juli 1868, Okita meninggal karena menderita TBC. Ia dimakamkan di Kuil Sensh-ji yang terletak di Azabu.
Konon sebelum kematiannya, ia mencoba beberapa kali untuk membunuh seekor kucing hitam yang sering menyelinap ke halaman toko tanaman. Namun upayanya selalu meleset, dan mulai menyadari kelemahannya sendiri.
Karena tanggal lahirnya tidak pasti, ada beberapa pendapat tentang berapa umurnya saat ia meninggal, tetapi diyakini berusia antara 25-27 tahun.