Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KISAH MURID YANG BODOH - Berkah Dari Kyai Untuk Para Santri


KompasNusantara - Cerita hikayat ini pernah saya dengar dari seorang kyai tatkala sedang ceramah di mimbar jum'at.

Mohon maaf alfaqir lupa siapa nama kyai tersebut dan siapa perawinya, pada suatu hari di sebuah pesantren ada 5 murid yang sedang belajar ilmu agama dengan seorang kyai atau pengasuh pesantren tersebut, lalu dari kelima murid tersebut ada satu murid yang bodoh alias tidak terlalu pintar di antara ke empat murid tersebut. Saat kyai sedang mengajari kelima murid sambil tanya jawab, si murid bodoh ini selalu saja di jadikan bahan tertawaan bagi teman-temannya,, lalu kyai tersebut merasa iba atas kejadian itu kepadanya.

Suatu hari ketika murid bodoh tersebut sedang kerja menyabuti rumput di halaman pesantren lalu di panggillah dia hai tejo (nama samaran) sini sebentar, 

"Ada apa kyai memanggilku"

Aku ingin memberimu satu amalan kata kyai itu, "Amalan seperti apa kyai.?" jawabnya si tejo,

Amalkanlah ini YA HAYYU YA QOYYUM setiap habis shalat selama 313 kali kata kyai itu tanpa banyak bicara dan bertanya si murid tersebut mengiyakan untuk melaksanakan amalannya.

Lalu ketika ada undangan dari pesantren lain di suatu daerah maka kyai ini berniat mengajak 5 muridnya tersebut, ketika pulang dari tempat undangan ternyata hujan deras sekali dan jembatan satu-satunya untuk menyebrang dari desa ke pesantren hanyut terbawa derasnya air sungai, dengan badan yang basah kuyup dan gelap gulita serta kedinginan, melihat keadaan tersebut lalu kyai meminta kepada semua muridnya agar menempuh jalan putar karna terlalu beresiko jika menyebrangi sungai tandasnya.

Namun salah satu muridnya menjawab
"Maaf kyai jalan memutar itu cukup jauh sekali dan hujannya deras sangat beresiko sekali jalan memutar, karna banyak jurang yang terjal takutnya kita terperosok karna begitu gelap dan licin jalannya,

Yasudah berarti kita bermalam disini kata kyai itu bilang kepada semua muridnya, namun dengan hujan yang tidak kunjung reda ini tak mungkin bermalam dengan pakaian yang basah kuyup lalu si murid bodoh itu dengan tegasnya bilang,
"Kyai naiklah kepunggungku",

"Kepunggungmu" buat apa?? tanya kyai,

"Kita akan menyebrangi sungai itu"

Apa kamu bisa jo.? Kata salah satu muridnya

"Bisa percayalah pada Allah apa yang sering kyai bilang"

Tanpa berfikir kyai langsung menaiki punggung si tejo lalu dengan keyakinan mantab di sebrangi sungai yang banjir tersebut. Dan subhanallah tejo dan kyai di atas punggung tejo berjalan diatas air dengan kebesaran Allah Swt, sitejo berhasil menyebrangi, kyai dan teman-temannya bergantian di gendong diatas punggung si tejo, Lalu tejo, kyai dan teman-temannya berhasil dengan selamat dari bahaya, setelah itu kyai bertanya pada sitejo,

Wahai tejo muridku
"Amalan apa yang kamu lakukan sehingga dapat berjalan diatas air menyebrangi sungai yang deras itu"

"Amalan-amalan yang kyai kasih" jawab tejo, dengan tegas coba kau sebutkan amalan itu, tanya kyai

"Lalu si tejo tersebut menjawab aku amalkan YA KAYYU YA GAYYUNG selama menyebrangi sungai, Kaget bercampur heran menyelubungi prasaan kyai dan ke empat murid pun terkejut terdiam dan kerheranan dengan jawaban si tejo ini,

"Lho bukankah aku mengajarimu dengan amalan ya Hayyu ya QoYYum.??

*****
Yang bisa kita petik dari kisah ini dimana murid tersebut semata-mata hanya takdim mengabdi kepada gurunya, dia bodoh tapi punya keyakinan yang tinggi kepada Allah Swt dan gurunya. Itulah salah satu karomah karna taatnya dengan guru yang dia akui karena keshalihan-nya pada Allah Swt, dan menjadi sebuah pertolongan dari ALLAH SWT.

Rasulullah Saw bersabda Kelebihan orang alim (ulama) atas ahli ibadah adalah seperti kelebihanku ke atas orang yang paling rendah di antara kamu.

Kemudian Baginda bersabda lagi: Sesungguhnya para malaikat dan penduduk langit dan bumi hinggakan semut dalam lubangnya berserta ikan bersalawat (berdoa) untuk orang-orang yang mengajar kebaikan kepada manusia. (Hadits riwayat At-Tirmidzi)

Abu al-Aswad berkata: Tiada suatu pun yang lebih mulia daripada ilmu; raja-raja adalah pemimpin bagi rakyat sedangkan para ulama adalah pemimpin kepada raja.

Ibnu Abbas Radhiallahu'anhuma pula berkata: Nabi Sulaiman ‘alaihissalam diberikan dua pilihan antara harta dan kekuasaan, Baginda memilih ilmu, lalu Baginda pun dikaruniakan juga dengan harta serta kekuasaan. Kelebihan Mengajar Ilmu Yang Bermanfaat Dalam Islam, mengajarkan ilmu yang bermanfaat itu adalah suatu amalan yang dipandang tinggi, sangat mulia dan satu kerjanya yang suci di sisi Allah Subhanahu wa Ta‘ala serta Rasul-Nya.

Firman Allah Ta'ala dalam Surah An-Nahl ayat 43 dan Surah Al- Anbiya’ ayat 7:
Yang artinya: "Maka bertanyalah kamu kepada Ahlu'dz Dzikri jika kamu tidak mengetahui.

Jadi hormatilah gurumu baik guru agama maupun dunia semoga bermanfaat Salam ukhuwah fillah.

close