Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sebuah Renungan - Anakku, Suatu Hari Nanti Ketika Kamu Melihatku Tua Renta

ANAKKU, suatu hari nanti kamu akan melihatku tua renta, dengan pola yang tidak logis, jika hari itu datang, aku mohon berikan sebagian waktumu untuk memperhatikanku, berikan pula sebagian kesabaranmu untuk memahamiku. Saat tanganku mulai bergetar-getar, sehingga sering sekali makananku jatuh ke dadaku, saat aku tidak kuat lagi memakai bajuku sendiri, maka hiasilah sikapmu dengan kesabaran mengurusku.

Ingatlah dulu ketika aku bertahun-tahun lamanya mengajarimu hal-hal yang tidak bisa kulakukan di hari ini. Jika aku tidak lagi rapi dan wangi; jangan salahkan aku. Tapi ingatlah dimasa kecilmu, bagaimana aku selalu berusaha menjadikanmu rapi dan wangi. Jangan menertawakanku, bila kamu melihat aku tidak tau atau tidak paham tentang perkembangan zamanmu.

Tapi jadilah kamu mata dan pikiranku, agar aku bisa menutupi ketertinggalanku. Aku dahulu yang mendidikmu, aku dulu yang mengajarimu apa yang harus aku lakukan hari ini, dan apa harusnya tidak aku lakukan hari ini.

Janganlah kamu bosan dengan lemahnya ingatanku, lambatnya kata-kata dan pikiranku saat berbicara kepadamu. Karena yang membahagiakanku saat ngobrol denganmu sekarang ini; adalah kebersamaanku denganmu saja. Bantulah aku untuk mendapatkan keinginanku, karena aku masih tau apa yang kuinginkan.

Saat kedua kakiku tidak patuh lagi untuk membawaku ke tempat yang kuinginkan; jarilah kamu orang yang penyayang.. Ingatlah bahwa aku dahulu menuntunmu berkali-kali agar engkau mampu berjalan.

Maka jangan kau malu menuntunku saat itu, karena nanti juga kamu akan mencari orang yang menuntunmu.

Ingatlah di umurku ini aku tidaklah menginginkan kehidupan sepertimu, tapi simpelnya, aku hanya menunggu kematian. Maka, temanilah aku, jangan kau campakan aku. Saat kamu ingat-ingat kesalahanku; ingatlah bahwa tidak ada yang kuinginkan darinya kecuali kebaikan untukmu.. maka, sesuatu yang paling baik kau lakukan untukku saat ini adalah memaafkanku, menutupi aibku.. semoga Allah memaafkanmu dan menutupi aibmu.

Sungguh tawa dan senyumanmu masih terus membuatku bahagia seperti dulu.. oleh karena itu, jangan halangi aku untuk menemanimu. Aku dahulu bersamamu saat kamu dilahirkan.

Maka, hendaklah kamu bersamaku saat aku mendekati kematian.

Ya Rabb, ampunilah aku dan kedua orang tuaku..

Sayangilah mereka berdua, sebagaimana mereka telah mendidiku (dengan kasih sayang) saat aku kecil.
amiiin
-------------------------
SEMOGA BERMANFAAT

Sampaikanlah ilmu ini kepada orang lain. Sekecil apapun perbuatan baik yang dilakukan, akan mendapat balasan.
close