Datang Bulan di Puncak Hargo Dumilah ( Gunung Lawu )
Mungkin diluar sana kita banyak sekali menjumpai pendaki wanita yang mendaki gunung dalam keadaan datang bulan.
Benar, Meskipun begitu, Banyak sekali dari mereka yang tetap melakukan pendakian dengan tidak terjadi apa apa bahkan juga baik baik saja.
Tapi ingat,,,
Banyak juga dari mereka yang tetap mendaki dalam keadaan datang bulan dan berakhir dengan tidak mengenakan,, mulai dari pingsan, kelelahan, diganggu setan, hingga kesurupan.
Jadi, jangan sekali kali mengganggap remeh hal ini, dan perlu juga kalian tau, dari 10 wanita yang mendaki gunung dalam keadaan datang bulan, 7 orang mengatakan mengalamai hal yang tidak mengenakan seperti halnya yang sudah saya tuliskan di awal..
Oleh karena itu, persiapan dalam mendaki gunung itu benar benar harus matang dengan tidak menyepelekan hal sekecil apapun.
Dan akhirnya timbulah pertanyaan seperti ini.
"Mas jika kita datang bulannya saat di gunung gimana ?"
Waktu itu, jujur saya memang sempat kebingungan menjawab pertanyaan seperti ini, ya memang karena saya laki laki bukan perempuan, jadi saya tidak mengetahui persis bagaimana rasanya datang bulan dan apakah ada tanda tanda jika kita hendak datang bulan.
Ataukah datang bulan itu tiba tiba datang tanpa sepengetahuan atau gimana, saya sama sekali tidak mengerti karena saya tidak pernah mengalami.
Namun setelah saya mendapatkan banyak sekali informasi, ternyata sebagian besar wanita mengaku MENGETAHUI jika dia akan datang bulan.
Entah dari mana feelingnya saya tidak tahu, mungkin ada bagian tubuh yang sudah menandakan jika dia mau datang bulan atau semacamnya.
Oleh sebab itu, jika sudah merasakan akan datang bulan dan ingin mendaki gunung, hendaknya kita sudah bersiap dari rumah untuk membawa pembalut atau yang lainnya agar kita bisa siap jika hal itu memang benar benar terjadi saat kita masih berada di gunung nanti.
Tapi sayangnya,, banyak juga wanita yang mengaku tidak merasakan apapun sebelum dia datang bulan, jadi hal itulah yang terkadang membuat kita tidak siap jika dalam keadaan mendaki dan mengalami hal tersebut (datang bulan).
Tipsnya !
Ya mungkin kita ingat ingat tanggal aja kali ya..
jika memang biasanya tidak bisa merasakan apa apa sebelum datang bulan, setidaknya kita bisa melihat dari kalender rutin datang bulan kita agar kita bisa merencanakan pendakian agar lebih aman dan nyaman lagi..
Repotnya,, kalau wanita yang datang bulannya tidak tentu tiap tanggal nih...
Ya udah,,, untuk mengantisipasinya mending selalu siap aja pembalut atau semacamnya agar jika tiba tiba datang bulan kalian tidak repot.
Pertanyaan itu terus menerus mendatangi saya hingga akhirnya sayapun mendapatkan cerita ini.
Benar..
Teman wanita kita kali ini datang bulan saat dia masih berada di puncak gunung Lawu.
Tentu saja hal itu tidak diinginkan semua pendaki wanita, karena selain mungkin merepotkan, hal itu sangat berpotensi mengundang jin yang ada disekitar kita.
Dan akhirnya,,, cerita inipun terjadi,,,,
(Dalam cerita kali ini saya tidak akan menyebutkan lewat jalur mana dan di titik titik mana sajakah mereka mengalami hal ini. hal itu sengaja saya lakukan agar kita semua tetap nyaman saat mendaki gunung tersebut).
Bismillah
Langsung saja....
"Datang Bulan di Puncak Hargo Dumilah"
(Gunung Lawu)
Pendakian waktu itu adalah pendakian yang mungkin tidak akan pernah kulupakan selama hidupku, karena selain berkesan, sejak pendakian waktu itu,,hingga saat ini aku masih merasakan jika setan itu masih ada disini, dikamar ini dan tepat disamping tempatku duduk kini.
Masih sangat teringat jelas dikepalaku,, hari itu adalah beberapa bulan yang lalu tepat sebelum virus Corona menyerbu negeri ini.
Aku berniat untuk kembali menaklukan puncak Hargo Dumillah gunung lawu untuk yang kesekian kalinya.
Namun sayangnya, diantara teman temanku waktu itu,,hanya akulah yang pernah mendaki gunung ini, hal itulah yang akhirnya menjadikan aku sebagai navigator sekaligus leader dalam rombongan kali ini.
Perkenalkan, namaku Ayu dan ke 4 temanku Angga, Johan, Putri dan Siska, kami adalah rekan kerja yang kebetulan tinggal dalam satu Asrama.
Sore itu kami memang berniat untuk mendaki Gunung Lawu,, karena selain untuk mengisi liburan kami,, sepertinya semua rekanku mendadak penasaran dengan dunia pendakian setelah melihat banyak sekali foto bersliweran di sosial media dengan latar belakang gunung yang ada diindonesia yang sudah tidak dapat dipungkiri lagi keindahannya.
Sore itu, pendakianku sebenarnya sudah bisa dikatakan sebagai pendakian yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
Kenapa,
karena selain memang dari rumah salah satu rekanku dalam keadaan datang bulan, waktu itu adalah bulan Suro, bulan yang menurut masyarakat jawa dianggap sebagai bulan yang sakral, hal itu juga kerap ditandai dengan diadakannya selamatan hingga upacara tertentu ketika sudah memasuki bulan yang satu ini.
karena keinginan dan rasa penasaran rekan rekanku yang sudah tidak dapat dibendung lagi, akhirnya akupun tidak bisa lagi membatalkan rencana pendakian yang waktu itu memang sudah tertata rapi.
Dan setelah melakukan semua persiapan,, akhirnya aku dan rombongankupun berangkat menuju pintu pendakian pada sore hari, sebenarnya saat itu aku juga tau jika itu adalah waktu yang kurang tepat jika harus mendaki dengan anggota yang sama sekali belum pernah mendaki, tapi karena ada tuntutan pekerjaan yang memang harus dipenuhi, akhirnya mau tidak mau hanya sore harilah waktu yang bisa kami manfaatkan untuk melakukan perjalanan ini.
Singkat cerita, sekitar pukul 17.00 wib, aku dan rombongankupun sampai di pos perijinan gunung Lawu.
Sore itu, suasana pos perijinan sangat sepi sekali, hanya ada rombonganku yang saat itu terlihat duduk bersiap melakukan pendakian tanpa adanya pendaki lain yang memang biasanya terlihat wara wiri di area ini.
Dan setelah semua persiapan kurasa cukup, akhirnya aku dan rombongankupun memulai pendakian.
Diawal perjalanan, semua memang nampak biasa biasa saja, suasana gunung yang khas ditambah dengan suhu yang sangat dingin seolah memang menjadi tanda jika saat itu waktu sudah menjelang malam, perjalanan kulalui dengan sangat bahagia dengan sesekali bercanda agar perjalananku menjadi tidak terasa.
Namun semuanya berubah setelah beberapa jam kami melangkah, suasana yang sebelumnya menyenangkan, waktu itu perlahan berubah menjadi tidak mengenakkan.
"Yu aku capek" ucap siska yang terdengar lirih,
"Yaudah kita istirahat disini dlu" sahutku,
"Masih jauh nih yu" imbuh Angga,
"Ya Masih lah,, ini mah belum seberapa" sahutku,
Disela sela kami beristirahat,, malam itu akulah yang pertama kali merasakan jika ada sesuatu yang ternyata sedang mengintai kami.
Hal itu dapat kupastikan ketika aku sedang duduk santai, tiba tiba pandanganku teralihkan dengan sosok laki-laki yang terlihat dari kejauhan, meskipun waktu itu keadaannya lumayan gelap, tapi aku masih bisa melihatnya dengan sangat jelas jika sosok tersebut adalah kakek kakek yang terlihat berdiri seolah menunggu kedatanganku.
bahkan aku juga sempat melihat jika sosok tersebut melambaikan tangannya kearahku..
Awalnya aku sempat mengira jika sosok tersebut adalah pendaki lain,, namun dugaanku ternyata keliru setelah aku melihatnya lebih detail lagi ternyata sosok tersebut tidak memakai baju..
Melihat hal itu, tentu saja aku langsung terkejut dan segera memalingkan wajahku dan berusaha terlihat baik baik saja didepan teman temanku agar mereka tetap tenang dan agar suasana pendakian waktu itu tetap menyenangkan.
"Aduh,,, itu setan" ucapku dalam hati.
Karena fikiranku yang mulai merasa tidak karuan, akhirnya akupun memilih untuk segera melanjutkan perjalanan.
"Yuk lanjut gaes, kalau kita istirahat terlalu lama, kita nanti jadi lemes " ajakku.
Kali ini aku memilih berjalan tepat dibelakang Putri,, karena sejak aku melihat sosok kakek kakek tersebut, Aku mulai khawatir dengan keadaan Putri, Karena dalam rombongan kami, dialah yang saat itu dalam keadaan datang bulan.
"Jo kamu didepan ya,,, kamu kan disini paling tua..ikutin aja jalannya,, jalurnya cuma 1 kok,, aku jalan disini ya, dibelakang Putri" pintaku.
"Oke yu,,, beres,," jawab Johan.
Malam itu, aku memang sengaja memilih Johan untuk berjalan di barisan paling depan, karena selain dia paling dewasa diantara kami, dia adalah laki laki yang kurasa paling tangguh yang ada di rombonganku kali ini.
"Ya allah semoga tidak terjadi apa apa dengan Putri" ucapku dalam hati sambil berjalan pelan tepat dibelakangnya.
"Put" ucapku pelan,
"Iya yu" jawab Putri sambil tidak menghentikan langkahnya,
"Kamu gpp kan, gak capek kan" imbuhku,
"Enggak yu, aku baik baik saja" jawab Putri,
"Fikiranmu jangan sampai kosong ya,, kalau capek bilang. Kalau jalan, sambil becanda aja biar gak terasa. Oh iya, pembalutmu jangan buang sembarangan ya,, nanti kalau kamu ganti pembalut, Bilang aku, biar aku temenin" ucapku jelas,
"Iya Yu,,siap" jawab Putri singkat.
Malam itu, fikiranku memang sudah mulai tidak karuan,,, selain memang menghawatirkan keadaan Putri, waktu itu ditengah tengah perjalanan, aku tiba-tiba mencium aroma amis yang sangat menyengat.
Dan anehnya, hanya akulah orang yang ada dirombonganku yang mencium aroma ini.
Hal itu dapat kupastikan ketika tidak ada satupun anggota rombonganku yang mengeluh mencium bau atau semacamnya, mereka tetap berjalan seperti biasanya sambil terus bercanda seperti sedang tidak terjadi apa apa.
Dan lagi lagi, karena aku tidak ingin membuat rombonganku memikirkan hal yang tidak tidak, akhirnya akupun kembali merahasiakan hal ini.
Waktu itu aku tetap mencium aroma yang sangat tidak sedap tersebut yang sepertinya berasal tidak jauh dariku.
Bahkan, saking tidak sedapnya aroma tersebut, aku sempat beberapa kali mual mual, karena sudah tidak tahan lagi dengan aroma yang semakin lama seolah semakin pekat saja.
"Kamu kenapa mual mual put,, masuk angin lu yaa..." Ucap Siska yang saat itu memang tepat berjalan di belakangngku,
"Gak papa sis,,, lanjut aja" jawabku.
Dan dengan menahan semua itu, akhirnya akupun tetap melanjutkan perjalanan hingga singkat cerita kamipun memutuskan untuk mendirikan tenda mengingat waktu saat itu yang sudah menunjukan pukul 02.30 dinihari...
"Kita diriin tenda disini saja ya... disini biasanya juga digunakan sebagai tempat istirahat kok" ajakku,
"Tempat apa ini yu,, kalau siang kelihatannya bagus banget deh" ucap Angga,
"Sabana" jawabku singkat,
Dan tanpa menolak ajakanku, akhirnya semua temankupun bergegas untuk mempersiapkan tenda yang akan kami gunakan untuk beristirahat.
Setelah tenda berhasil berdiri, kamipun segera masuk untuk beristirahat karena memang saat itu cuaca sangat dingin sekali ditambah dengan badan yang memang terasa sangat lelah.
Dan belum lama kami berusaha memejamkan mata, saat itu tiba tiba kami dikejutkan dengan pemandangan yang sangat tidak masuk akal..
Waktu itu kami semua yang ada di dalam tenda ini terbangun karena Johan membangunkan kami karena dia mengaku melihat sesuatu..
"Eh bangun gaes..." Ucap Johan lirih sambil membangunkan kami satu persatu.
"Aduh apa sih jo, baru aja tidur lu udah berisik " protes Angga.
"Tau nih Johan,, kan kita nanti harus jalan lagi jo.. aku mau tidur aja lah" sahut Putri.
"Tau nih Johan,, ada apa sih" ucap Siska.
"Iya, ada apa sih jo" imbuhku sambil memegangi pundakku yang saat itu tiba tiba terasa sakit.
"Eh sini deh,, liat itu... diluar sepertinya ada orang aneh.. aku dari tadi gak tidur liatin orang itu ngelilingi sabana ini gaes" terang johan sambil menunjuk ke salah satu sudut sabana ini..
Mendengar hal itu, kami yang sebelumnya tidak kuat menahan rasa kantuk dan lelah, tiba tiba langsung bangun dan bergerombol dibelakang Johan yang ada di pintu tenda sambil mencari tahu dimana orang yang dimaksud Johan.
"Eh yang bener lu,, mana mana" ucap kami.
"Itu liat,, dia jalan pelan pelan deket pohon" ucap johan lirih.
Dan ternyata benar, saat itu kami semua memang melihat sosok laki laki paruh baya yang seperti sedang mengelilingi sabana ini..
Waktu itu aku memang sempat berfikir jika dia adalah salah satu pendaki gunung ini,, namun dugaanku salah ketika aku mengetahui jika dia hanya seorang diri dan hanya rombongan kamilah yang saat itu sedang ada di area ini.
Melihat hal itu,,, suasana di tenda kami seketika berubah menjadi mencekam..
Semua teman temanku ketakutan bahkan Siska yang memang terkenal manja ketika di tempat kerja saat itu langsung memaksa kami untuk tidak melanjutkan perjalanan ini dan memohon untuk segera pergi dari gunung ini..
"Ya allah itu apa an yu." Rintih Siska sambil meremas jacketku.
"Tenang dulu.. ayo kita tidur aja,, kita disini tamu, selama kita gak ganggu insyallah mereka gak ganggu" ucapku menenangkan.
"Bener jo,, mending tutup aja pintu tendanya kita tidur aja" imbuh Angga.
Dan tanpa memperdulikan hal itu, akhirnya kamipun kembali berbaring dengan perasaan yang sudah sangat ketakutan...
Namun tidak berhenti disitu saja, ditengah tengah aku kembali berusaha tidur, waktu itu aku tiba tiba kembali membuka mataku karena aku dengan sangat jelas sekali mendengar suara langkah kaki yang seolah sedang mengelilingi tendaku..
"Plek plek plek plek plek"
Mendengar hal itu, tentu saja aku seketika membuka mataku dan menoleh kearah semua teman temanku..
Tapi sayangnya saat itu hanya akulah yang mendengar suara tersebut.. semua temanku saat itu tertidur dengan sangat lelap.
Masih sangat teringat jelas di kepalaku,, saat itu suasana sangat menyeramkan.. suara langkah kaki yang terdengar mengelilingi tenda ini dengan sesekali ada suara gerakan memegang tendaku ini.. membuat perasaanku saat itu sudah sangat tidak karuan..
Jantungku berdetak kencang dengan tubuh yang gemetar membuat malam itu menjadi malam yang sepertinya sulit untuk kulupakan.
Detik demi detik kulalui dengan penuh rasa ketakutan dan kekawatiran..
Bahkan waktu itu aku juga mendengar suara garukan tanah yang seolah berada tepat di samping tempatku berbaring
"Grekkkk.. grekkkk.. grekkkk..."
Mirisnya..semua itu dengan sekuat tenaga sengaja kutahan agar semua teman temanku tetap nyaman dan tidak ikut merasakan apa yang kurasakan.
Dan hingga akhirnya pagipun tiba...
Pagi itu aku sangat terkejut karena waktu itu aku melihat banyak dari bagian tubuhku yang tiba tiba terlihat membiru.
( Menurut orang jawa, bekas tersebut adalah bekas jilatan Dedemit,,. Bekas tersebut berwarna kebiru biruan dan biasanya terletak di bagian tangan, kaki, perut dan pinggang).
Namun karena waktu itu aku belum menyadarinya, akhirnya akupun tetap diam tanpa memberitahukan hal tersebut kepada rekan rekanku.
Dan sejak kejadian yang kualami semalam, akhirnya akupun mulai merasakan jika rombonganku memang sedang diincar oleh makhluk tak kasat mata yang ada di gunung ini..
Mengetahui hal itu, pendakianku menuju puncak kulalui dengan lebih berhati hati lagi.
Sepanjang perjalanan, waktu kuhabiskan dengan berdoa dan berdzikir sambil terus memantau keadaan Putri untuk memastikan jika dia baik baik saja.
Dan dengan tidak menjumpai rintangan sekecil apapun, akhirnya akupun sampai di puncak dengan selamat..
Sesampainya di Puncak,, aku sempat melihat ada beberapa rombongan pendaki lain yang sepertinya sudah sampai terlebih dulu dibanding kami, mereka sudah terlihat sibuk mengabadikan moment moment mereka dengan tidak menghiraukan kedatangan kami.
Begitu juga dengan kami, kami berswafoto ria sambil sangat berbahagia karena perjalanan panjang kami akhirnya terbayar dengan lunas.
Kebahagian itu terlihat dari raut wajah semua rekanku yang saat itu sudah tidak terlihat kusam lagi.
Wajah wajah keputusasaan dan wajah yang kelelahan, saat itu sudah berganti menjadi senyuman.
Namun nyatanya, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama.
Masih beberapa jam kami dipuncak, tiba-tiba saat itu aku merasakan ada sesuatu yang terjadi pada diriku..
Dan benar...
saat itu aku tiba tiba Haid..
Merasakan hal itu, Tentu saja aku langsung kebingungan dan langsung mengajak semua rekanku untuk turun dari puncak gunung tersebut saat itu juga..
Dan setelah semua rekanku mengetahui jika aku mendadak datang bulan, tanpa lama lama lagi, akhirnya kamipun langsung turun kembali menuju tenda.
Waktu perjalanan menuju tenda, perasaanku sudah sangat tidak karuan, badan terasa lebih berat dari sebelumnya dengan pandangan yang sesekali buram entah kenapa..
Dan singkat cerita akupun sampai di tendaku sekitar pukul 18.30 malam.
Sesampainya di tenda, aku tiba tiba kembali mencium bau busuk yang sama seperti kemarin.. tapi kali ini bau tersebut bisa di cium oleh semua rekan rekanku.
Bahkan diantara dari kamipun sempat mual mual karena tidak tahan dengan aroma yang saat itu memang tiba tiba tercium pekat disekitar tenda.
Karena aku berfikir disini sudah tidak aman lagi, akhirnya akupun memutuskan mengajak semua temanku untuk segera pergi dari gunung ini.
"Ayo kita beresin tendanya jo,, perasaanku gak enak" ucapku,
"Iya sih,, perasaanku juga" sahut Putri dan Siska yang terlihat duduk sambil menoleh ke arah kanan kiri yang saat itu memang terlihat sepi.
Dan setelah semuanya beres, akhirnya malam itupun aku dan rombonganku turun dari gunung tersebut..
Selama perjalanan turun, waktu tetap kuhabiskan dengan terus memanjatkan doa agar semuanya baik baik saja mengingat kini tubuhku juga tidak suci seperti sebelumnya..
Dan setelah beberapa jam kami berjalan, akhirnya perasaanku sedikit lega karena saat itu aku bertemu dengan rombongan pendaki dari daerah lain yang juga sedang berjalan turun.
Dan dengan mempertimbangkan segala hal, akhirnya akupun memutuskan untuk ikut bergabung dan turun bersama sama dengan rombongan dari daerah lain tersebut.
"Mas gabung turun ya" ucapku
"Oh iya mbak,, silahkan,, makin rame makin seru" jawab mas mas tersebut
"Tapi kita istirahat dulu disini ya mas, dari tadi belum istirahat sama sekali soalnya" sahut Johan
"Iya mas, santai aja.. kita juga masih capek kok" jawab mas mas tersebut yang memang terlihat sangat ramah kepada kami waktu itu.
Di tengah tengah kami bersitirahat, waktu itu aku memang duduk terpisah dari rombonganku, karena entah kenapa saat itu aku melihat potongan kayu yang terlihat nyaman untuk diduduki meskipun terletak sedikit jauh dari tempat rombonganku istirahat.
Dan tanpa memikirkan apapun lagi, akupun langsung menduduki batang kayu tersebut sambil menaruh carrierku tepat di samping tempat dudukku.
Ketika aku sedang duduk melamun karena kelelahan, tiba tiba aku sangat terkejut tidak karuan karena aku melihat dengan sangat jelas, tepat di samping kiriku, ada sosok perempuan berwajah polos yang waktu itu menghadap persis kearahku.
Wajah sosok tersebut terlihat datar sambil mengeluarkan suara dessisan yang hingga saat ini masih seperti bisa kudengarkan.
Sosok tersebut duduk menoleh kearahku dengan sesekali menggerakan kepalanya kekanan dam kekiri.
Melihat hal itu tentu saja aku langsung terkejut dan berlari menyelamatkan diri.
"Setaaannnnnnn" teriakku sambil berlari ke arah teman temanku.
Namun anehnya, tiba tiba waktu itu aku langsung ditangkap oleh pemuda dari rombongan lain yang dengan cepat memeluk tubuhku dari belakang.
Dan disaat itulah aku langsung tersadar jika di depanku waktu itu adalah jurang yang sangat curam.
"Mbak.... hati$?-hati..." Ucap mas mas tersebut sambil tidak melepaskan pegangannya...
Mengetahui hal itu, aku langsung berjalan cepat menuju Putri dan Siska dan langsung memeluknya sambil meneteskan air mata.
Waktu itu aku sudah tidak kuat lagi menahan semua gangguan yang kualami, semuanya kuceritakan dengan detail apa yang sebenarnya kurasakan mulai awal mendaki gunung ini.
Mendengar hal itu, akhirnya kamipun memutuskan untuk segera pergi dari gunung tersebut dengan lebih berhati hati kembali.
Kini rombonganku lebih banyak dua kali lipat dengan bergabungnya mas mas dari rombongan lain yang membuat perasaanku sedikit lebih lega meskipun dalam hati sebenarnya akupun masih memikirkan wajah sosok perempuan yang tadi kulihat sangatlah menyeramkan.
Selama perjalanan turun, pandanganku tiba-tiba sesekali kabur dengan telinga yang terasa berdenging kencang.
Bahkan terkadang aku juga merasakan jika aku sedang tidak berjalan.
Fikiranku setengah sadar hingga pundakku sering sekali ditepuk oleh mas mas yang saat itu berjalan tepat dibelakangku.
"Woey,,, mbak,,, ngomong dong.. jangan melamun dan meilirik lirik gitu, kan kita jadi takut hehehe" ucapnya.
Puncaknya,,
Ditengah tengah perjalanan turun, aku tiba tiba melihat banyak sekali sosok perempuan yang berdiri berjejer tepat disamping kanan dan kiriku.
Sosok tersebut terlihat lebih dari satu sambil seolah mengawasiku dari balik semak semak sambil tertawa cekikikan
"Hiiii hi hi hi hi"
Melihat hal itu tentu saja aku langsung berteriak dan berlari tidak karuan.
"Aaaaaaaaaaaaaaa"
Dan lagi lagi, aku di pegang i oleh salah satu mas mas yang saat itu memang terlihat siaga untuk mengantisipasi gerakanku yang memang sering sekali terjadi secara tiba tiba.
"istigfar yu" ucap Johan,
"Aku bingung jo" jawabku lirih,
"Kamu dari tadi diam aneh, terus tiba tiba jalan cepat banget,,,tiba-tiba ketawa terus lari... untung kita siaga kalau gak udah gak tau lagi deh aku yu" terang Angga,
Masih belum selesai aku mendengar penjelasan Angga, tiba-tiba lagi-lagi pandanganku teralihkan dengan sosok perempuan tepat di belakang angga yang seolah saat itu juga ikut menatapku,, sosok tersebut berwajah sangat membusuk dengan rambut yang sudah sangat acak acakan.
Melihat hal itu akupun kembali berteriak ketakutan sambil berlari kearah dalam hutan
"Aaaaaaaaaaaa"
Dan setelah aku berhasil diamankan oleh mas mas dan semua teman temanku..
Akhirnya semua memutuskan untuk beristirahat di tempat tersebut dengan tidak lagi melanjutkan perjalanan.
"Mbaknya disini saja ya mbak,,, saya dan satu teman saya biar turun dulu untuk mencari bantuan ke basecamp,,.sepertinya tidak aman jika mbaknya terus jalan kebawah,,, saya merasakan semua makhluk disini memang sedang mengincar mbak" tutur salah satu mas mas yang saat itu sepertinya tau persis apa yang sedang kualami.
Dan singkat cerita, akhirnya 2 mas mas tersebut turun terlebih dahulu untuk mencari bantuan kepada pihak basecamp gunung ini.
Waktu menunggu bantuan tiba, tidak jarang aku melihat sosok perempuan hingga kakek kakek yang terlihat berjalan pelan tepat disamping rombonganku yang saat itu memang duduk jadi satu untuk menjagaku.
Namun sepertinya, semua penampakan itu hanya aku yang bisa melihatnya, hal itulah yang akhirnya membuat aku tidak berani lagi membuka mataku dan tetap berada di pelukan Siska dan Putri sambil terus menangis tiada henti.
Singkat cerita,
Setelah beberapa jam aku menunggu, akhirnya pihak bascamp menjemputku dan membantuku untuk turun kebawah..
Selama perjalanan turun, aku sudah tidak lagi membawa carrier atau apapun lagi.
Semua barangku dibawakan oleh petugas basecamp gunung ini sambil memastikan keadaanku dan semua keadaan rombonganku baik baik saja.
Perjalananku saat itu langsung dipandu sepenuhnya oleh mas mas bascamp gunung ini yang memang terlihat siaga ketika ada pendaki sedang dalam keadaan yang berbahaya.
Saat itu tanganku dipegang erat oleh mas mas tersebut dengan sesekali mengarahkan pandangannya kearahku dengan pandangan yang penuh kekhawatiran.
Waktu itu aku merasakan pundakku sangat berat tidak karuan dengan sesekali telinga yang sangat berdenging kencang.
Dan sesuai arahan mas mas agar aku tetap fokus kepada cahaya senter, akupun kembali berusaha menahan semuanya dengan terus memanjatkan doa sebisanya.
Dan anehnya, aku tiba tiba sampai di basecamp gunung ini dengan perasaan yang penuh tanda tanya.
" Lho kok sudah sampai mas " tanyaku heran,
" Lha Iya,, mbaknya tadi jalan sambil setengah sadar" ucap petugas basecamp tersebut.
" Temanku semua mana mas " tanyaku,
" Dibelakang jauh mbak,,mbaknya tadi jalannya cepet banget gak ada yang mampu ngejar " ucap mas mas tersebut.
Dan setelah menunggu beberapa lama, akhirnya teman temankupun sampai di basecamp gunung ini sambil terlihat letih dan sudah kehabisan tenaga.
Dan akhir cerita,
akupun kembali pulang kerumahku dengan perasaan yang masih aneh saja.
Sesampainya dirumah, bukannya hilang semua malah semakin menjadi jadi.
Setiap malam, aku merasakan sosok tersebut masih ada di sampingku.
Bahkan aku juga beberapa kali melihat sosok tersebut masih sama berwajah rata dengan tidak adanya hidung ataupun mata.
Tidak berhenti disitu saja, ditempat kerjapun aku beberapa kali melihatnya di salah satu sudut ruangan sambil berdiri menatapiku.
Dan hingga cerita ini ditulis, aku masih merasakan jika dia masih ada disini dan ikut mendengarkan apa yang sedang aku ceritakan.
Kami mengajak pembaca untuk mendengarkan penuturan dari narasumber atau tokoh Ayu secara Langsung.
Apa saja sebenarnya yang dialami dan interaksi apa saja yang dia lihat ketika dia sudah meninggalkan gunung tersebut.
Karena menurut narasumber, sosok tersebut, masih mengikutinya hingga saat ini.
Bahkan, sosok tersebut tidak jarang menampakan dirinya ketika narasumber berada di tempat kerja ataupun dirumahnya.
Dan uniknya.
Setiap cerita ini selesai diceritakan kepada teman teman narasumber,, semua teman teman narasumber mengaku didatangi oleh sosok perempuan berwajah datar tersebut lewat mimpinya... itu termasuk saya
[SEKIAM}
Terimakasih teman-teman semoga cerita ini menemani hari hari kalian.