Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nabi Musa Dan Bani Israil, Kisah (Para Penyembah Patung Anak Sapi)


KompasNusantara - Bani Israil hidup dalam keamanan dan ketentraman. Mereka membutuhkan undang-undang yang dapat mereka gunakan sebagai aturan hidup., serta syariat yang dapat mengatur mereka. Oleh karena itu Allah mewahyukan kepada NAbi Musa untuk menyepi kesuatu tempat untuk menerima Syariat-Nya. Selama kepergiannya tersebut Beliau mengangkat Harun sebagai pengganti beliau  untuk mendakwahi Bani Israil dan membimbing mereka.

Beliaupun pergi ke gunung Sinai, tempat beliau mendapatkan wahyu pertama kali saat pulang dari Madyan ke Mesir. Kemudian Nabi Musa as. mengambil Lembaran-lembaran yang berisi Taurat. Didalam kitab itu terdapat nasihat-nasihat dan hukum-hukum untuk mengatur kehidupan BAni Israil.

Sepeninggal Musa ternyata Bani Israil ternyata telah dihasut oleh seseorang yang bernama Samiri. Ia mengumpulkan perhiasan dan emas lalu membuat patung yang berongga dalam bentuk anak sapi, dimana jika angin masuk ke dalamnya dari lubang yang satu dan keluar dari lubang yang lainnya, maka akan keluar suara yang mirip suara anak sapi, lalu Samiri memberi tahukan mereka, bahwa itu adalah Tuhan mereka dan Tuhan Nabi Musa.

Akhirnya Bani Israil percaya dan menyembah patung itu tersebut lalu meninggalkan menyembah Allah swt. Nabi Harun as. berusaha menasehati dan mengingatkan mereka, namun mereka tetap diatas kebodohan itu. Bahkan, mereka menyanggahnya dan hampir membunuhnya. Mereka juga memberitahu bahwa mereka tidak akan meninggalkan penyembahan kepada patung anak sapi itu sampai Nabi Musa as. kembali.

Ketika Nabi Musa as. kembali, ia mendapati kaumnya dalam keadaan yang seperti itu. IApun sangat marah, kecewa bercampur sedih, hingga iapun melempar lembaran-lembaran Taurat itu dari tangannya.

Nabi Harun as. lalu memberitahukan kepada Nabi Musa as. bahwa kaumnya hampir saja membunuhnya. NAbi Musa as. pun mendatangi Samiri, orang yang membuat patung tersebut. Nabi Musa berkata kepada Samiri tentang alasannya membuat patung. Kemudian Nabi Musa membakar Patung itu hingga habis dan membuang Abunya ke laut.

Kemudian Allah swt. memberitahukan kepada Nabi Musa, bahwa Harun telah berlepas diri dari mereka,. Ia telah berusaha keras untuk mereka menjauhi dari menyembah patung anak sapi. Hal itu menjadikan hati Nabi Musa tenang, karena saudaranya tidak ikut dalam perbuatan dosa itu. Nabi Musa pun meminta ampun kepada Allah untuk dirinya dan saudaranya, Harun.

Kemudian Nabi Musa memilih 70 orang terbaik dari kalangan mereka untuk pergi bersamanya le suatu tempat yang telah ditentuka oleh Allah swt.

Pada saat mereka telah sampai ke tempat tersebut, mereka malah meminta untuk melihat Allah secara nyata. Hal itu menjadikan Nabi Musa marah, Allah pun menurunkan Halilintar dan menyambar ke 70 orang itu hingga Roh mereka melayang.

Lalu Nabi Musa as. berdoa kepada Allah dan merendahkan diri kepada-Nya meminta agar Allah memberikah Rahmat kepada mereka. Allahpun memngabulkan permohonannya. Allah pun menghidupkan kembali mereka yang mati tersambar halilintar agar besyukur kepada-Nya.

Kemudian Nabi Musa membawwa mereka kembali ke kaumnya dan membacakan Kitab Taurat kepada mereka serta menerangkan nasehat dan hukum-hukum  yang terkandung di dalamnya. Beliau juga mengambil perjanjian dari mereka untuk mengamalkan isinya. Merekapun berjanji dengan terpaksa.

Selanjutnya Allah memberikan Wahyu kepada Nabi Musa, bahwa telah tiba saatnya bagi Bani Israil untuk masuk dan menempati Negri yang di berkahi, yaitu Palestina.

Nabi Musa senang sekali, namun ternyata Bani Israil penyecut dan penakut. Mereka berkata kepada Nabi Musa :

"Wahai Musa, sesungguhnya dalam Negri itu banyak orang yang gagah perkasa. Sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar. Jika mereka keluar maka kami akan memasukinya."

Ketika itulah ada dua mukmin diantara mereka yang berkata :

"Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang ( kota ) itu, maka jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya pada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman."

Namun Bani Israil tetap menolaknya dan berkata dengan perkataan yang sangat buruk;

"Wahai Musa, kami sekali-sekali tidak akan memasukinya selamanya, nselagi mereka ada didalamnya, karena itulah pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja."

Maka bertambahlah kemarahan Nabi Musa kepada kaumnya yang lupa dengan nikmat Allah. Ketika itulah Nabi Musa as. berdoa kepada Allah agar menjauhkan dirinya dari kaumnya yang fasik itu.

Kemudian datanglah jawaban dari Allah swt. yang isinya bahwa negri itu diharamkan atas mereka selama 40 tahun. Dan selama itu, mereka akan berputar-putar kebingungan dibumi Allah.

Demikianlah hukuman Allah kepada Bani Israil, mereka tersesat terus selama 40 tahun dipadang sahara, tanpa memiliki tempat tinggal yang pasti. Akhirnya, mereka mengembara ke berbagai negri hingga saat ini.

close