KISAH NABI MUSA, QARUN, DAN PELACUR BAYARAN
KompasNusantara - Qarun, saudara sepupu Nabi Musa As, tekun membaca Taurat sampai bisa hafal isinya. Sayangnya, sikap dan tindakannya bertentangan dengan tuntunan Taurat. Dia membangkang terhadap Nabi Musa As.
Qarun merupakan salah seorang karyawan Firaun yang selalu menyakiti Nabi Musa As. Dia dekat dengan Nabi Musa As. karena masih mempunyai hubungan keluarga.
Ketika ayat yang mewajibkan membayar zakat turun, dia hendak berkompromi supaya dianggap sudah membayar zakat 1 dirham bagi setiap 1000 dirham dan 1 dinar dari setiap 1000 dinar.
Padahal, menurut ketentuan yang berlaku, dia harus membayar seperempat dari jumlah hartanya.
Dia sangat sibuk dengan urusan mengumpulkan harta sehingga hartanya membukit. Namun, dia sangat kikir sehingga enggan untuk mengeluarkan zakat.
Itu sebabnya ada yang mengatakan bahwa kunci-kunci hartanya saja harus diangkut dengan 60 keledai.
Setiap gudang kuncinya sebesar ibu jari. Ia selalu menghasut bani Israel bahwa Nabi Musa As. akan merampas hartanya. Hasutan itu ternyata mendapat jawaban. “Anda itu sesepuh kami. Kami siap melaksanakan perintah Anda.”
Lalu, Qarun berkata, “Bawalah seorang pelacur kepada saya supaya dia mengira saya telah berbuat zina dengannya.”
Mereka pun segera membawakan seorang pelacur kepadanya.
Qarun memberikan 100 dinar secara cuma-cuma kepada wanita tersebut. “Kamu harus mengatakan kepada orang-orang bahwa kamu telah bersetubuh dengan Musa dan kandunganmu itu sebagai buktinya,” bujuk Qarun.
Alkisah, Qarun mengumpulkan orang-orang dan mendatangkan Nabi Musa As. untuk memberikan nasihat. Ketika itu Qarun berkata kepada Nabi Musa As, “Musa, berilah saya nasihat yang singkat padat dan jelas.”
Tanpa curiga dengan sesuatu di balik maksud Qarun untuk meminta nasihat, Nabi Musa As. pun berkata, “Siapa yang mencuri, maka potonglah tangannya. Siapa yang menuduh berzina, maka cambuklah dia. Siapa yang berzina muhshan (berzina meski sudah menikah), maka rajamlah pelakunya.”
Tiba-tiba Qarun menyela, “Sekalipun kamu pelakunya?”
Beliau menjawab, “Ya, sekalipun saya yang melakukannya.”
Lalu, berdirilah Qarun. “
Beliau menyuruh bumi untuk yang keempat kalinya, “Wahai bumi, telanlah mereka itu!” Bumi pun menenggelamkan mereka habis-habisan ke dalam perutnya.
Menyaksikan Qarun dan dua orang pengikut setianya ditelan bumi, bukannya membuat bani Israel menyadari kebenaran Nabi Musa As. Malah sebaliknya, mereka malah menuduh yang bukan-bukan..
Di antara mereka ada yang berbisik dengan sesamanya, “Musa memanjatkan doa ini supaya dapat mewarisi harta Qarun.”
Bisikan itu pun terdengar oleh beliau. Lalu, beliau berdoa agar Allah menengelamkan harta Qarun termasuk rumah dan lainnya ke dalam perut bumi.
Kejadian itu diabadikan Allah dalam Alquran. Allah berfirman, “Kami benamkan Qarun berikut rumahnya ke perut bumi,” (QS Al-Qashash [28]: 81).
Kisah Qarun memiliki hikmah bagi kehidupan manusia, antara lain:
Harta melimpah yang diberikan Tuhan kepada Qarun bukan tanda bahwa Tuhan mencintainya sebagaimana anggapan segelintir orang. Justru itu adalah ujian Allah Swt., apakah kita mampu mensyukurinya dengan baik dengan menggunakannya di jalan Allah.
Demikianlah, semoga harta yang dianugerahkan Allah Swt., kepada kita tidak membawa atau menjerumuskan kita ke jurang ketamakan dan kesombongan. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang mensyukuri nikmat Allah Swt. Aamiin.