Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bapak Ibrahim Walaupun Hanya Tamatan Sekolah Dasar (SD) Namun Beliau di Juluki Profesor


Bapak Ibrahim dikenal sebagai sosok sederhana dan ramah oleh para peneliti yang datang ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Meskipuan hanya tamatan sekolah dasar, Ibrahim tidak minder untuk belajar mengenal satwa dan tanaman di TNGL.

Menurut Ketua Forum Konservasi Leuser (FKL) Rudi Putra, selama mengabdi di hutan untuk melestarikan keragaman hayati, Ibrahim telah menguasai 1000 lebih jenis tumbuhan hutan di TNGL.

Tak hanya nama, Ibrahim juga mampu menyebutkan secara lengkap nama ilmiah, siklus perkembangan tumbuhan, serta mengetahui satwa apa saja yang memakan buah, daun dan kulit tumbuhan.

“Karena ilmu dan keahliannya jarang dimiliki banyak orang bahkan yang bergelar berpendidikan formal, maka saya selalu bilang kepada beliau jangan mati sebelum ada pengganti,” sebut Rudi.

Ibrahim mengaku mulai aktif bekerja di bidang konservasi sejak usia 20 tahun. Awalnya, ia yang berprofesi sebagai petani dan tak memiliki pengetahuan tentang flora dan fauna.

Awalnya pada saat tahun 1986, dirinya diajak untuk menjadi asisten peneliti orangutan bagi salah satu peneliti asal California, kemudian bersama peneliti dari Utrech, Belanda yang fokus pada keragaman tumbuhan yang tersebar di hutan TNGL Ketambe pada tahun 1992.

Tak lama setelah itu, Ibrahim mulai sering terlibat sebagai sebagai konsultan untuk penelitian ke sejumlah hutan di Indonesia. Selanjutnya, pada tahun 2013, bersama WWF, Ibrahim kembali melakukan penelitian pakan badak di hutan Kalimantan Timur.

Ibrahim kini sudah menguasai sejumlah metodologi penelitian, baik untuk tumbuhan dan satwa dan sudah banyak mendampingi peneliti yang melakukan riset di Kawasan Ekosistem Leuser dan Taman Nasional Gunung Leuser, baik untuk yang menyelesaikan pendidikan S1, S2, S3 bahkan meraih gelar profesor baik lokal maupun luar negeri.

“Ibrahim, kami panggilnya profesor sebagai gelar kehormatan, karena ilmu dan keahliannya terhadap tumbuhan dan satwa liar jarang dimiliki orang lain yang hanya berpendidikan SD, beliau sosok yang sederhana dan ramah dengan semua orang,” pungkas rudi.
close