Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Tentang Taubatnya Seorang Pemuda


Dari Yusuf bin Al-Husein, ia berkata, “Aku bersama Dzunnun Al-Mishri di tepi pantai, tiba-tiba aku melihat seekor kalajengking yang besar berada di tepi saluran air, lalu ada seekor katak keluar dari saluran air itu.

Kemudian kalajengking itu naik ke atas tubuh katak, lalu katak itu berenang menyebrangi saluran air.

Dzunnun berkata, “Kalajengking ini memiliki kelebihan, marilah kita mengikutinya.”

Maka kami mengikuti jejaknya. Tiba-tiba, ada seorang laki-laki mabuk sedang tidur.

Ada seekor ular datang naik ke tubuhnya dari arah pusarnya menuju dadanya, ular itu mencari telinganya.

Tiba-tiba kalajengking itu datang menghadang dan menyengat ular tersebut sehingga ular pun berbalik dan mati.

Kalajengking pun kembali ke saluran air. Lalu datang katak, kalajengking itu menaiki katak, lalu menyebrangi saluran air.

Dzunnun membangunkan orang yang tidur itu, ia membuka kedua matanya.

Dzunnun berkata, “Wahai anak muda, lihatlah bagaimana Allah menyelamatkanmu. Kalajengking ini datang membunuh ular yang akan menggigitmu.”

Kemudian Dzunnun berkata:
Wahai yang lalai, Yang Maha Mulia menjagamu. Dari semua kejelekan yang merayap dalam kegelapan. Bagaimana mata tertidur terhadap Raja. Banyak kenikmatan datang dari-Nya.

Pemuda itu bangkit dan berkata, “Tuhanku, ini perbuatan-Mu terhadap orang yang berbuat maksiat kepada-Mu. Lantas bagaimana kasih sayang-Mu kepada orang yang taat kepada-Mu?!” Kemudian ia pergi.

Aku berkata, “Ke mana?”

Pemuda itu menjawab, “Menuju ketaatan kepada Allah.”

Pemuda itu bermaksiat, namun setelah melihat bagaimana kasih sayang Allah kepada-Nya, ia -tanpa menunda- segera bertaubat.

Bertaubatlah, sekarang juga.

Jadikan kisah pemuda ini sebagai pelajaran untuk kita.

Saat kita berbuat maksiat, Allah terus mengalirkan udara segar untuk dihirup.

Saat tubuh berbuat dosa, Allah tetap memberikan rezeki makanan dan minuman.

Saat diri berani durhaka, Allah tetap berikan kesehatan dan kelengkapan panca indera.

*Pertanyaannya: sampai kapan kita terlena?*

Bertaubatlah, sekarang juga.
Terkadang kita bermaksiat dalam keadaan tidak malu kepada Allah, padahal Allah terus menyembunyikan aib-aib kita

Adakalanya kita melupakan Allah dalam hidup kita, padahal Allah tidak pernah sedetik pun melupakan kita

Sesekali kita durhaka dalam kondisi tidak takut kepada Allah, padahal Allah selalu menjaga kita

*Bertaubatlah, jangan ditunda.*

Dari buku RAHASIA KEAJAIBAN ISTIGHFAR karya Kang Arif Rahman Lubis.
close