Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BUAH KEABADIAN - Tipu Daya Pertama


Menyadari membuat kesalahan, bukan membuatnya memohon ampunan namun justru semakin menjadi berhasrat ingin menyesatkan. Ya, kesombongan iblis yang telah terinfeksi oleh hasad membuatnya buta akan cahaya yang nyata. Alih-alih mematuhi perintah-Nya, ia justru berani membantah berdalih sebisanya. “... aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya,..”, begitulah kurang lebih sumpahnya. Dan hari itu pun tiba, misi pertama ia jalankan tuk menepati janjinya.

Allah berfirman, “Wahai Adam! Tinggallah engkau bersama istrimu dalam surga dan makanlah apa saja yang kamu berdua sukai. Tetapi janganlah kamu berdua dekati pohon yang satu ini. (Apabila didekati) kamu berdua termasuk orang-orang yang zhalim.” Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat mereka (yang selama ini) tertutup. Dan (setan) berkata, “Tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).” Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya, “Sesungguhnya aku ini benar-benar termasuk para penasihatmu,” dia (setan) membujuk mereka dengan tipu daya. Ketika mereka mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah oleh mereka auratnya, maka mulailah mereka menutupinya dengan daun-daun surga. Tuhan menyeru mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” 

Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (Allah) berfirman, “Turunlah kamu! Kamu akan saling bermusuhan satu sama lain. Bumi adalah tempat kediaman dan kesenanganmu sampai waktu yang telah ditentukan.” (Q.S Al Araf : 19 – 23)

Ya, begitulah kisahnya. Iblis yang kini bergelar sebagai "setan", sifat makhluk pembangkang, ingkar lagi gemar menyesatkan. Ia berhasil membuat tipu daya pertamanya kepada Adam, menjadikan buah larangan menjadi sebuah buah keabadian. Namun, Adam tahu bagaimana menyikapi kesalahan, tak seperti iblis yang semakin membangkang hingga bersumpah kan menjadi musuh dan menyesatkan . Adam justru bersimpuh memohon ampunan dan menyadari kedzaliman yang ia lakukan. Allah pun mengampuni dan menjadikannya sebagai seorang Nabi di bumi.

Lalu benarkah opini sebagian orang, “andai saja Adam tak melakukan kesalahan, manusia akan tetap hidup di surga dengan penuh kenikmatan?”
close