Batu Hajar Aswad Dahulu Memiliki Sinar Yang Mampu Menerangi Seluruh Jazirah Arab
Batu hajar aswad ini, sangat dikenal oleh mereka yang pernah menginjakkan kaki ke tanah suci Mekah. Hampir semua orang yang pergi ke sana ingin menciumnya. Jadi, pemandangan berdesakan bukanlah hal baru di depan batu tersebut.
Dikutip dari Wikipedia, Hajar Aswad merupakan sebuah batu yang diyakini oleh umat Islam berasal dari surga, dan yang pertama kali menemukannya adalah Nabi Ismail dan yang meletakkannya adalah Nabi Ibrahim.
Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab. Namun semakin lama sinarnya semakin meredup dan hingga akhirnya sekarang berwarna hitam. Ibn Abbas meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad berkata: "Batu Hitam turun dari surga dan itu lebih putih dari susu, tetapi dosa anak-anak Adam mengubahnya menjadi hitam." [Tirmidzi]
Batu ini memiliki aroma yang unik dan ini merupakan aroma wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya, dan pada saat ini batu Hajar Aswad tersebut ditaruh di sisi luar Ka'bah sehingga mudah bagi seseorang untuk menciumnya. Adapun mencium Hajar Aswad merupakan sunah Nabi Muhammad SAW. Karena dia selalu menciumnya setiap saat tawaf.
Pada masa Rasulullah berusia 30 tahun, pada saat itu beliau belum diangkat menjadi rasul, bangunan ini direnovasi kembali akibat banjir yang melanda Kota Mekkah pada saat itu. Ketika sampai pada peletakan Hajar Aswad, Suku Quraisy berselisih, siapa yang akan menaruhnya. Perselisihan ini nyaris menimbulkan pertumpahan darah, akan tetapi dapat diselesaikan dengan kesepakatan menunjuk seorang pengadil hakim yang memutuskan. Pilihan tersebut, ternyata jatuh pada Nabi Muhammad Saw.
Rasulullah Saw dengan bijak berkata pada mereka, “Berikan padaku sebuah kain”. Lalu didatangkanlah kain kepadaNya, kemudian beliau mengambil hajar Aswad dan menaruhnya dalam kain itu dengan tangannya. Lalu beliau berkata, ” Hendaklah setiap qabilah memegang sisi-sisi kain ini, kemudian angkatlah bersama-sama!”. Mereka lalu melakukannya dan ketika telah sampai di tempatnya, Rasulullah menaruhnya sendiri.
Dengan tangannya kemudian dibangunlah.
Menurut Islamiclandmarks.com, selama berabad-abad, tak terhitung banyaknya orang termasuk banyak Nabi termasuk Nabi Muhammad SAW sendiri, para Sahabat, tokoh-tokoh saleh dan jutaan Muslim yang telah melakukan haji dan umrah telah menempatkan berkah mereka bibir di atasnya.
Disebutkan Hajar al-Aswad dan pada hari kiamat akan bersaksi untuk semua orang yang menciumnya, dan imannya masing-masing orang itu.
Ibn Abbas menceritakan bahwa Nabi sambil bersandar pada Ka'bah berkata: “Hajar al-Aswad dan al-Maqam (Ebrahim) adalah dua permata dari permata surga. Jika Allah tidak menyembunyikan pancaran mereka, mereka akan menerangi segala sesuatu antara Timur dan Barat. " [Tirmidzi]
Umar sahabat nabi suatu kali mencium hajar aswad dengan membuat suatu pernyataan yang ingin mematahkan anggapan bahwa islam memuja dan menyembah batu seperti Hajar Aswad. Karena saat itu, orang Arab memuja dan menyembah berhala batu. Umar menjelaskan bahwa dia mengikuti praktik Sunnah Nabi.
“Aku tahu betul bahwa kamu hanyalah sebuah batu yang tidak dapat berbuat baik atau merugikan. Seandainya saya tidak melihat Nabi mencium Anda, saya tidak akan melakukannya.