Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kaum Nabi Nuh AS Yang Mendustakan Nabi Nuh Karena dianggap Tidak Punya Kelebihan Apapun


KompasNusantara - Orang-orang kaum Nabi Nuh yang ingkar lalu berkata kepada Nabi Nuh dan para pengikutnya, “Kami tidak melihat kamu memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami,” yakni, setelah kalian memiliki keimanan itu kami tetap tidak melihat kelebihan atau keistimewaan apapun dibandingkan kami, “bahkan kami menganggap kamu adalah orang pendusta”.

Kemudian Nabi Nuh berkata, “Wahai kaumku Apa pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan aku diberi rahmat dari sisi-Nya, sedangkan (rahmat itu) disamarkan bagimu. Apa kami akan memaksa kamu untuk menerimanya, padahal kamu tidak menyukainya?”.

Ini merupakan sikap baik yang ditunjukkan Nabi Nuh kepada mereka, ia tetap memperlihatkan kelembutan agar mereka mau diajak ke jalan yang benar. Dan memang kelembutan itu diperintahkan oleh Allah.

Sebagaimana diperintahkan juga kepada Musa dan Harun Alaihimassalam, “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” (Thaha:44)

Dan diperintahkan juga kepada Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi wa Sallam, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.” (An-Nahl:125)

Itulah yang dimaksud oleh Nabi Nuh ketika berkata, “Apa pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan aku diberi rahmat dari sisi-Nya,” yakni, kenabian dan risalah-Nya, “sedangkan (rahmat itu) disamarkan bagimu,” yakni, kalian tidak memahaminya dan tidak mendapatkan hidayah untuk mengikutinya, “Apa kami akan memaksa kamu untuk menerimanya,” yakni, apakah kami harus menekan dan memaksakannya kepada kalian, “padahal kamu tidak menyukainya?” yakni, sementara kalian tidak suka dengan ajakan kami itu.

Kemudian Nabi Nuh melanjutkan, “Wahai kaumku  Aku tidak meminta harta kepada kamu (sebagai imbalan) atas seruanku, karena imbalanku hanyalah dari Allah,” yakni, aku sama sekali tidak mengharapkan upah apapun dari kalian atas ajakanku yang akan bermanfaat bagi dunia dan akhirat kami ini, karena pahala yang dijanjikan Tuhanku lebih baik bagiku dan lebih kekal dari pada harta kalian.

Wallahu a’lam.

Sumber: Qashash Al-Anbiyaa’-Ibnu Katsir
close