Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Kabut Mengerikan Pembawa Azab Pedih


Kabut abu tak sekedar menutup indahnya langit biru. Bukan pula sekedar kejadian alam yang datang di cuaca dingin dan menyerupai awan mendung. Kabut, atas izin Allah, menjadi pembawa petaka umat manusia.

Dalam banyak kisah, kabut menjadi pembawa azab yang sangat mengerikan. Kabut azab ini pernah terjadi di masa Nabi Yusuf dan juga di era Nabi Muhammad. Para pembangkang lah yang menerima azab mengerikan dari Allah Ta'ala tersebut.

Dikisahkan suatu hari Rasulullah begitu berduka karena sangat sulit mengajak kaum musyrikin Quraisy kepada Islam. Begitu banyak gangguan yang diterima beliau shallallahu 'alaihi wasallam.

Sifat mereka begitu keras dan angkuh. Sikap mereka begitu keji saat menyiksa muslimin. Dengan sabar, Rasulullah terus mengajak mereka untuk beriman. Namun mereka tetap saja di atas keyakinan agama nenek moyang.

Rasulullah yang terus saja menghadapi penolakan bahkan penyiksaan kaum kafir quraisy atas muslimin, suatu saat menengadahkan tangan. Beliau memanjatkan doa, "Ya Allah, timpakanlah kepada mereka musim kemarau selama tujuh tahun seperti tujuh tahun kemarau di zaman Nabi Yusuf," (HR. Al Bukhari).

Tak lama setelah itu, kaum kafir Quraisy di Kota Makkah pun didatangi kabut gelap di atas langit. Mereka kemudian mengalami kekeringan yang benar-benar kerontang.

Kekeringan ini pula tidak terjadi selama sekali musim atau beberapa bulan saja, melainkan bertahun-tahun. Lebih tepatnya, selama tujuh tahun kekeringan melanda Kota Makkah dan membuat kaum kafir ditimpa kelaparan dan kemelaratan.

Atas perintah Allah, kabut hitam telah membawa angin kering dan mencegah datangnya hujan. Kabut mengerikan mengelilingi kota Makkah hingga kagelapan menyelimutinya. Kekeringan pun kemudian membinasakan segala sesuatu yang dimiliki kaum Quraisy. Tanaman tak mampu tumbuh, kebun-kebun habis tak bersisa, sumber air tiba-tiba kering dan berhenti mengalir.

Ketika semua persediaan makanan telah habis, harta pun tak mampu lagi membeli pangan dari luar kota, para pembangkang ayat Allah itu pun memakan kulit dan bangkai. Tak ada pilihan lain selain menjadi kanibal karena kelaparan.

Betapa menyedihkan kondisi mereka akibat tak menerima dakwah Rasulullah. Betapa mengerikan azab yang ditimpa mereka akibat menolak mentauhidkan Allah.

Peristiwa azab ini pula pernah ditimpakan pada kaum Nabi Yusuf, sebagaimana do’a Rasulullah. Lalu, apakah azab tersebut hanya terjadi dua kali dan tak akan datang lagi di era modern ini. Jawabannya tidak. Kabut mengerikan ini mengancam umat manusia di hari akhir dan akan menjadi tanda bahwa hari kiamat akan segera tiba.

Pada hari itu, kabut gelap akan menyelimuti bumi. Kabut itu membawa azab sebagaimana azab kepada kaum kafir di era Nabi Yusuf dan Nabi Muhammad. Kabut itu pula meliputi setiap manusia baik yang beriman maupun yang kafir. Namun dampak penyakit yang dirasakan kabut ini akan berbeda bagi keduanya. Muslimin akan merasakan azab kabut itu layaknya penyakit flu. Mereka hanya akan merasakan pilek di hidung-hidung mereka.

Adapun kaum kafir, mereka akan merasakan azab yang begitu menyiksa hampir di seluruh panca indra. Telinga mereka sakit, nafas mereka sesak, kesakitan melanda para kafirin. Mereka ingin segera lepas dari azab menyakitkan itu sampai-sampai mereka berjanji kepada Allah akan beriman jika azab ini diangkat.

Mereka berdoa agar azab ini segera hilang dan berjanji akan beriman setelahnya. Namun semua sudah terlambat. Hari akhir sudah tiba, pengadilan akhirat akan segera digelar.

“Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. (Mereka) berdoa, ‘Ya Rabb kami, lenyapkanlah dari kami azab itu, sesungguhnya kami akan beriman.’ Bagaimana mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan” (QS. Ad Dukhaan ayat 10-13).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun pernah bersabda, “Sesungguhnya Rabb kalian memperingatkan kalian dari tiga perkara; kabut yang menyerang seorang mukmin seperti pilek dan menyerang orang kafir sampai keluar dari seluruh tempat pendengarannya; yang kedua: Daabbah; dan yang ketiga: Dajjal” (HR. Ath Thabari).
close