Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KISAH SITI AISYAH DAN BIBIR ORANG-ORANG YANG SENANG GHIBAH

Suatu hari, Siti ‘Aisyah pernah bercerita di hadapan Nabi SAW tentang seorang wanita. Terakhir, Siti ‘Aisyah memungkas, “Alangkah pendeknya wanita itu, ya Rasul!” Mendengar demikian, ia langsung menegur, “Sungguh kau telah menggunjingnya.”

Pernyataan Rasulullah SAW itu mengisyaratkan bahwa apabila yang disampaikan Siti ‘Aisyah itu terdengar oleh wanita tadi, pasti tidak menyukainnya, meski keadaan wanita tersebut memang demikian adanya.

Anehnya, mengapa para pelaku ghibah seakan mendapatkan “kenikmatan” tersendiri saat melakukannya? Tidaklah mengherankan karena Iblis senantiasa menggoda manusia melalui berbagai pintu, termasuk dari ghibah ini.

Konon, bibir orang-orang yang senang berbuat ghibah, oleh Iblis dilumati dengan madu, sebagaimana dikisahkan Al-Ghazali dalam Mukasyafatul Qulub. Tujuannya agar mereka selalu merasa “manis” saat membicarakan dan menyebarkan aib orang.

Dikisahkan, dalam sebuah perjalanan, Nabi Isa AS pernah bertemu dengan Iblis yang sedang membawa madu di salah satu tangannya dan membawa abu di tangan lainnya.

Ditanya oleh Nabi Isa, “Apa yang akan kau lakukan dengan madu dan abu itu, hai musuh Allah?”

Iblis menjawab, “Madu ini akan kuoleskan pada bibir para ahli ghibah agar mereka merasa manis dan semakin giat melakukan ghibahnya. Sementara abu ini ku balurkan pada wajah anak-anak yatim, sehingga orang-orang merasa benci kepada mereka.”

close