KISAH HAMAN, MENTERI SEGALA URUSAN DI ZAMAN FIR`AUN
KompasNusantara - Barangkali banyak yang tidak mengenali siapa dia sesungguhnya, sebagaimana kita juga tidak pernah tahu bahwa sosok ini ternyata juga berperan penting sebagai "tangan kanan" Fir"aun, kalau saja tidak diinformasikan oleh Al-Qur"an.
Hal ini mengindikasikan bahwa ada peran tokoh antagonis dibalik kisah kezhaliman Fir"aun yang peran sentralnya tak kalah dahsyatnya dibandingkan Fir"aun itu sendiri. Dialah Haman; pembisik sekaligus Menteri Segala Urusan di Istana Fir"aun.
Jika kata Fir"aun disebutkan sebanyak 38 kali di dalam Al-Qur"an, paling tidak nama "Haman" muncul sebanyak 5 kali pada beberapa surah di dalam Al-Qur"an, diantaranya surah Al-Qashash ayat 6 dan 38, Al-Mu"min ayat 36-37 dan Al-Ankabut ayat 38.
Apa dan bagaiman peran Haman?
Di dalam al-Qur"an dikisahkan Haman merupakan wazir atau Perdana Menteri Fir"aun.
Haman juga bertugas sebagai penasehat, kepala istana, pengatur dan pengendali infrastruktur, panglima perang, pengendali stabilitas keamanan, pengontrol ucapan para pengkritik kerajaan, serta pengatur sekaligus pengendali segala bidang dan urusan.
Bahkan Haman merupakan pembisik yang selalu meneguhkan dan menguatkan bahwa Fir"aun adalah seorang titisan dewa Ra; dewa matahari yang patut disembah sekaligus dewa pemilik aliran sungai Nil.
Haman selalu memuji tindak tanduk lelaku Fir"aun baik dan buruknya.
Manakala adu tanding antara Nabi Musa عليه السلام dan Fir"aun yang pada akhirnya membuat para penyihir istana mengakui kemenangan di pihak Musa عليه السلام, alih-alih mengakui kekalahannya, Fir"aun justru meminta Haman tampil ke depan publik untuk mempengaruhi rakyatnya agar masih tetap dipercayai.
"Hai Haman, apakah aku ini seorang pendusta?" tanya Fir"aun penuh keangkuhan.
Haman tampil membela dengan penuh meyakinkan dan kecongkakan pula.
"Siapa yang berani menuduh paduka sebagai seorang pembohong?!"
"Hai Haman, apakah Tuhan di surga?" tanya Fir"aun lagi.
"Musa itu berdusta. Dia ahli membuat kebohongan!"
jawab Haman agar membuat Fir"aun senang.
"Ya, aku tahu Musa tidak lain, hanya tukang sihir yang pandai merangkai kata!" Fir"aun membenarkan.
"Benar Engkau pembesar kami. Semua raja takluk padamu, duhai Fir"aun!" Ujar Haman meyakinkan Fir"aun.
"Sekarang Haman!
Kuperintahkan buatkan aku menara pencakar langit agar aku bisa melihat Tuhannya Musa!" ujar Fir"aun tertawa dengan penuh kesombongan disertai gelak tawa Haman dan pengikutnya.
Haman memang terkenal hebat bersilat lidah menjilat penguasa. Haman berkilah dengan argumentasi jeniusnya.
"Wahai Fir"aun,
kali ini saya keberatan membuatkan Anda menara pencakar langit itu untuk bisa melihat Tuhannya Musa!" ujar Haman seraya membungkuk.
"Hah! Apa katamu?!! Kamu keberatan?!!" Fir"aun terbelalak matanya.
"Iya paduka, saya keberatan!" jawab Haman penuh tipu muslihat.
"Apa kamu sudah mau berbuat makar seperti Musa?!
Apa kamu sudah membangkang seperti para penyihir itu?" tanya Fir"aun mulai geram.
"Tidak paduka Raja Fir"aun yang Mahatinggi! Hamba masih tetap setia!" Jawab Haman tersenyum.
"Lantas kenapa kamu keberatan, hah?!!
Apa kamu tidak sanggup membangunkan infrakstruktur untuk rajamu ini?!"
Fir"aun mulai tak sabar menunggu jawaban Haman.
"Bukan begitu Paduka Raja Fir"aun!"
"Lantas?!" tanya Fir"aun.
"Meskipun kita bangunkan menara langit, kita tidak akan temukan Tuhan Musa di sana!" jawab Haman meyakinkan.
"Kenapa? Ada apa?!" tanya Fir"aun mengernyitkan keningnya.
"Sebab Tuhan Musa itu tidak ada. Hanya engkaulah Tuhan itu.
Hanya dirimu pemilik Mesir dan Nil ini. Engkau Fir"aun yang Tinggi!" ujar Haman menyanjung Fir"aun sekaligus melecehkan Tuhan Musa.
Lantas Fir"aun berterik di hadapan rakyatnya :
"Ana Rabbukumul "Ala! Akulah Tuhan kalian yang Tinggi!"
Demi mendengar sanjungan sedemikian tinggi dari Haman, kian melambunglah kecongkakan Fir"aun dengan segala kepercayaan dirinya.
Sujud sembahlah mereka yang terlanjur mengagumi Fir"aun dengan segala keyakinannya.
Meski dia bukan seorang Fir"aun, boleh jadi peran sentralnya melebihi seorang Fir"aun sekalipun, sebab dialah penasehat dan pembenar segala kesalahan dan kezhaliman Fir"aun.
Semoga bermanfaat
Qishashul Anbiya. Ibnu Katsir r.a.