Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TOKOH TABI’IN INI KEBAL DIBAKAR API SEPERTI NABI IBRAHIM AS


Dzu'aib bin Kilab رحمه الله‎ ini dianggap memiliki Karomah.
Ketika Beliau رحمه الله dilemparkan ke bara api, tubuhnya tetap sehat dan bugar.
Karomah itu diberikan Allah ﷻ karena Beliau رحمه الله rela disiksa demi mempertahankan keimanan.
Jadi ingat Kisah Nabi Ibrahim عليه السلام, ya ?

Inilah Kisahnya….
Ketika iman sudah melekat di dada, siksaan fisik pun tiada artinya.
Itulah yang dirasakan Dzu'aib bin Kilab رحمه الله.
Padahal sebelumnya Beliau رحمه الله sama sekali tidak mengenal Islam, akan tetapi ketika Beliau رحمه الله mendengar tentang Islam dan aneka cerita tentang
sosok dan pribadi dan akhlak mulia Rasulullah ﷺ, Beliau رحمه الله akhirnya rela masuk Islam.
Anak laki-laki dari Kilab bin Rabi'ah Al-Khaulani ini menjadi penduduk Yaman pertama yang masuk Islam (mualaf), pada masa pemerintahan Khalifah Rasyidin pertama, Abu Bakar as Siddiq رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ.
Nama aslinya adalah Abdullah bin Tsaub رحمه الله, dan nama gelar atau kunyahnya (nama populer) adalah Abu Muslim Al-Khaulani رحمه الله.
Beliau رحمه الله digolongkan sebagai Tabi’in, yaitu sebutan untuk muridnya para Sahabat Rasulullah ﷺ.

Rela Disiksa.
Tapi apa yang terjadi, kepindahannya ke Islam malah menimbulkan masalah besar.
Seorang yang bernama Aswad Al Ansi, seorang ilmuwan yang menobatkan diri sebagai pengganti Rasulullah ﷺ yang khusus menguasai kota Shan'a, ibukota negeri Yaman.
[Pasca wafatnya Nabi Muhammad ﷺ, muncullah beberapa orang yang mengaku nabi. Diantara nabi palsu itu juga ada yang muncul di Yaman] Syurahbil bin Muslim رحمه الله menceritakan, :
Berbagai upaya dilakukan Aswad Al Ansi untuk mengembalikan Dzu'aib bin Khilab رحمه الله kepada keyakinannya semula.

Tapi dengan ketulusan hati, Dzu'aib رحمه الله tidak mau mengakui Aswad, Beliau رحمه الله yakin dia adalah nabi palsu. Tapi penolakannya itu berbuah kecaman dan ancaman, hingga Beliau pun dipanggil menghadap Aswad.

"Kenapa engkau tidak mempercayaiku, aku juga nabimu," tegur Aswad.

"Aku tidak melihat tanda-tanda kenabian (akhlak yang mulia) pada dirimu," jawab Dzu'aib رحمه الله dengan lantang.

Mendapat jawaban itu, Aswad begitu marah dan berteriak dengan keras,
"Hai Dzu'aib, apakah kamu sadar apa yang kamu katakan tadi?"

Diluar dugaan, Dzu'aib رحمه الله ini tetap tegar dengan pendiriannya. "Tidak ada yang perlu aku takuti,
Aku tetap beriman kepada Allah ﷻ dan Muhammad ﷺ adalah Rasul-Nya," jawab Dzu'aib dengan bangga.

Suasana seketika menjadi tegang, Aswad pun mengancam akan membunuh Dzu'aib رحمه الله.
"Apakah engkau tidak takut jika tubuhmu kami lempar ke bara api itu?" ucap Aswad menggertak.

Tapi dengan keberanian yang luar biasa, Dzu'aib رحمه الله justru tersenyum seraya berseru,
"Aku minta izin, aku mau berdoa dulu kepada Allah ﷻ."

Dialog tawar menawar akidah itu pun berakhir buntu.
Dzu'aib رحمه الله tetap bersikeras bahwa Aswad adalah bukanlah nabi melainkan pendusta alias nabi palsu.

Akhirnya Aswad menyuruh beberapa prajuritnya untuk melempar Dzu'aib رحمه الله ke dalam bara api yang disebutnya sebagai neraka.
Rupanya Aswad sudah menyiapkannya untuk Dzu'aib رحمه الله.
Dengan kepasrahan yang sangat tinggi,
Dzu'aib رحمه الله akhirnya menjalani hukuman dengan dimasukkan ke dalam api.

Tapi aneh, begitu Beliau رحمه الله dilempar, semua mata terbelalak, seperti layaknya menyaksikan kisah Nabi Ibrahim عليه السلام yang kebal api.
Tubuh Dzu'aib رحمه الله tidak terbakar, seolah dingin di tengah kobaran api, tubuhnya tak terbakar sedikitpun.

Akhirnya, Aswad Al-Ansi pun memerintahkan Abu Muslim رحمه الله untuk keluar dari Yaman.
Setelah keluar, Abu Muslim رحمه الله lantas pergi ke kota Madinah.
Sesampainya di masjid Nabawi, Beliau رحمه الله lalu menambatkan kudanya dan kemudian masuk ke dalam masjid serta melaksanakan shalat.
Kehadirannya itu dilihat oleh Umar bin Khattab رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ sehingga Beliau رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ menghampirinya, dan bertanya, “Dari manakah engkau?”

Abu Muslim رحمه الله menjawab, “Dari Yaman.”

Umar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ bertanya lagi,
“Bagaimana informasi tentang laki-laki yang dibakar oleh si pembohong besar (nabi palsu), namun ternyata tidak terbakar?” [ternyata berita itu sangat cepat tersebar sampai ke kota Madinah]

Abu Muslim رحمه الله menjawab,
“Laki-laki itu bernama Abdullah bin Tsaub (ini adalah nama asli Abu Muslim Al-Khaulani).”

Umar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ pun bertanya,
“Aku bertanya dengan nama Allah, engkaukah orangnya?”

Abu Muslim رحمه الله menjawab, “Ya.”

Mendengar jawaban tersebut, Umar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ langsung merangkulnya dan menangis.
Beliau رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ selanjutnya membawa Abu Muslim رحمه الله ke tempat Khalifah, Abu Bakar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ, mempersilahkannya duduk di antara dirinya, dan sang Khalifah.

Umar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ berkata,
“Segala puji bagi Allah ﷻ yang belum mencabut nyawa saya hingga saya dapat bertemu dengan umat Muhammad ﷺ yang dianugerahi karamah seperti
yang dianugerahkan kepada Ibrahim عليه السلام.”

Semoga bermanfaat

Sumber :
Siyar A’lamin Nubala’ karya Imam Adz-Dzahabi
close