Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gunung Qaf, Tempat Tinggal Para Wali Allah


Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya di balik Jabal (gunung) Qof terdapat sebidang tanah putih yang tiada tumbuhannya. Luas tanah itu seperti tujuh kali dari luas dunia, disana penuh sesak & dipenuhi oleh para malaikat. Sehingga apabila sebilah jarum dijatuhkan dari atas niscaya terjatuh diatas salah satu dari mereka & tiap-tiap tangan mereka memegang bendera yang panjangnya 40 farsakh. Tiap bendera tulisannya.

LA ILAHA ILLALLOH MUHAMMAD ROSULULLAH

Setiap malam jum’at, mereka berkumpul dan mengelilingi Gunung itu untuk merendahkan diri kepada Allah, dan memohon keselamatan untuk umat Muhammad SAW. Jika fajar subuh sudah tiba, mereka berdo’a :

"Ya Allah, ampunilah orang yang mandi hari Jum’at dan yang datang menghadiri Jum’at. Mereka berdo’a dengan suara tangis yang sangat keras".

Lalu Allah berfirman :
"Hai Malaikatku ! Apa yang kalian kehendaki ?"

Mereka menjawab :
"Kami berharap, engkau mau mengampuni dosa umat Muhammad SAW. Aku telah mengampuni mereka, jawab Allah SWT."

Sebagian pendapat para Ahli Wilayyah juga mengatakan bahwa di Jabal Qof itulah tempat dimana para Wilayyah (wali) dinobatkan ke-Waliannya.

Jabal Qaf yang dicipta oleh Allah dari zamrud yang hijau itu adalah bukit yang mengelilingi ke segenap penjuru pada urat bumi agar bumi tidak bergerak bergoncang dan ia dijaga oleh satu malaikat yang besar, kekar dan kuat.

Pada suatu hari Sayidina Iskandar Zul-Qarnain naik ke atas Jabal Qaf dan bertanya:
“Hai Jabal Qaf, di bawahmu ada sejumlah bukit-bukit kecil, coba ceritakan kepadaku kekuasaan Allah yang demikian itu”

Jawab Jabal Qaf:
“Di balik saya ada bumi yang berjarak 500 tahun perjalanan ditambah pula oleh Allah yang memiliki kekuasaan yang sangat besar yakni 500 buah bukit yang dijadikan dari air yang dibekukan, bukan es atau salju. Dengan air yang dibekukan dimaksudkan sebagai daya tahan terhadap lapisan-lapisan bumi agar tidak habis / hancur terbakar oleh kedahsyatan ganasnya api neraka yang ada di bawah lapisan bumi yang terbawah”.

“Dan dipancangkan-Nya di bumi itu gunung menjadi pasaknya agar kamu tidak berguncang” (Luqman: 10).

“Dan bersegeralah untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu serta mendapatkan surga seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa” (Ali Imran: 133).

Seluas langit dan bumi memberikan arti dua kali lipat. Langit berpasangan dengan bumi, matahari dengan bulan, siang dan malam.

“Maha Suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu berpasangan”
(Yasin: 36).

Kita dipastikan mengerti maksud berpasangan itu bagaimana. Tentunya luas, panjang, lebar dan besarnya adalah sama. Kalau tidak sama, orang jawa menyebutnya “Gitang” (pincang).

“Sesungguhnya Allah telah menciptakan tujuh langit dan bumi seperti itu pula” (al-Thalaq: 12).

Sewaktu Sayidina Abdullah bin Salam bertanya kepada Nabi Saw: “Dengan apa bumi ini bisa tenang?”

Jawab Nabi Saw: “Dengan beberapa gunung“

Pertanyaan berikutnya: “Dengan apa gunung-gunung itu dikokohkan?”

Jawab Nabi Saw: “Dengan gunung Qaf yang dibuat dari zamrud hijau dan birunya langit“

Setelah itu ditanya lagi: “Berapa jarak tingginya dari bumi ke langit dunia?”

Jawab Nabi Saw: “500 tahun perjalanan“

Pertanyaan selanjutnya tentang jarak antara perjalanan kiri dan kanannya (utara-selatan) dari titik tengah?

Jawab Nabi Saw: “200 tahun perjalanan”

Dan ketika ditanyakan tentang penghuni bumi yang berlapis tujuh itu. Nabi Saw menyebutkan: “Penghuni lapisan ketujuh adalah para malaikat, penghuni lapisan keenam adalah Iblis beserta bala tentaranya, penghuni lapisan kelima adalah setan, penghuni lapisan keempat adalah ular, penghuni lapisan ketiga adalah kalajengking, penghuni lapisan kedua adalah jin, dan penghuni lapisan pertama adalah manusia“. 

Allah berfirman:
“Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang mendampingi”. (al-Ra’d: 4)

Berkaitan dengan ayat ini, Nabi Saw. selanjutnya menerangkan bahwa di belakang gunung Qaf ada
  • 70 bumi dari misik (kasturi)
  • 70 bumi dari emas
  • 70 bumi dari besi
  • 70 bumi dari Anbar
  • 70 bumi dari kapur.
Di belakang ini semua terdapat alam malaikat. Tidak ada satu manusia-pun yang mengetahui jumlah para malaikat ini kecuali Allah, dan mereka bertasbih dengan kalimat:

LA ILAHA ILLALLOH MUHAMMAD ROSULULLOH

Dalam masalah bumi ini, Ibnu Abbas Ra. Mengatakan: “Bahwasanya tiap-tiap bumi, sebagian dari padanya seperti bumi kita ini dan di dalamnya terdapat alam seperti alam kita”.

Nabi Saw bersabda: “Hai Aisyah! di alam yang tidak nampak ini, terdapat hujan, mendung, matahari dan bulan. Tidak ada yang mengetahui kecuali kekasih Allah yang Arifbillah.

Keseluruhan alam ini dinamakan alam kejadian atau alam makhluk atau segala sesuatu yang Allah ciptakan. Kejadian tersebut terbagi menjadi 3 yaitu:
  1. Alam Syahadah
  2. Alam Misal
  3. Alam Arwah.

PENUTUP
Sebagaimana ahli al-kasyaf menyaksikan alam yang begitu luas dan jauh? Adakah mereka perlu menaiki sejenis kendaraan dan terbang ke seluruh alam maya untuk menyaksikannya? Nabi Muhamamd Saw telah menaiki buraq dan mengembara ke seluruh alam di bawah bumbung Langit Dunia (Langit Pertama). Kemudian baginda Saw mi’raj menggunakan tangga yang diulurkan dari alam atas seumpama lif yang dibawa turun dari tingkat atas. Tetapi boraq hanya untuk kegunaan nabi-nabi tidak bagi manusia biasa, walaupun seorang yang kasyaf. Namun, Allah Swt mempunyai caranya sendiri untuk memperlihatkan alam ciptaan-Nya kepada sesiapa yang Dia kehendaki.

Coba kita pandang kepada sebuah bangunan. kita dapat melihat bangunan tersebut kerana ada cahaya dari sumber cahaya yaitu matahari. Cahaya matahari menerpa ke arah bangunan itu lalu membawa seluruh bangunan tersebut kepada mata kamu. Mata kita juga bercahaya sebagai persediaan untuk menerima pancaran cahaya matahari yang datang. Jika mata kita terpejam atau berselaput tidak mungkin cahaya matahari boleh memasukinya. Pertemuan cahaya matahari dari atas dengan cahaya mata di bawah melahirkan Apabila kita sudah larut dalam urusan Tuhan maka urusan Tuhanlah yang memperjalankannya ke seluruh alam maya hingga terdampar ke Sidratul Muntaha. Seterusnya memanjat ke Qubah yang menjadi puncak segala alam kejadian. Tidak ada apa-apa lagi kecuali: “ALLAH Jalla Jalaluh Subhanahu Wa Ta’ala.
close