Kisah Nabi Musa Ingin Jadi Umat Nabi Muhammad SAW
KompasNusantara - Kisah Nabi Musa Alaihisalam ingin menjadi umat Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam ini cukup populer dan bisa menambah motivasi kita untuk semakin taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dikutip dari Kitab Sabilul Idzkar Wal I'tibarkarya Habib Abdullah bin Alawy Al-Haddad (Ulama besar Yaman) dan Kitab Syarofu Ummutil Muhammadiyah karya Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki (Ulama Saudi Arabia). Dikisahkan, ketika Nabi Musa Alaihisslam (AS) bermunajat di Gunung Thursina, Beliau 'bertemu' Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan mengajukan beberapa permintaan terkait isi dalam Lauh-Lauh (Kitab Taurat) yang diterimanya.
Nabi Musa Berkata:
"Ya Tuhanku, aku melihat di Lauh-Lauh (Taurat) itu disebutkan suatu umat yang menjadi umat terbaik yang pernah terlahir ke dunia, mereka menyuruh sesamanya untuk berbuat kebaikan dan mencegah sesamanya berbuat kemungkaran. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku".
Allah Subhanahu Wa Ta'ala Menjawab:
"Itu adalah Umat Muhammad".
Nabi Musa Berkata Lagi:
"Ya Tuhanku, aku melihat di Lauh-Lauh itu disebutkan suatu umat yang menjadi umat terakhir yang diciptakan, namun mereka adalah umat yang paling dahulu masuk Surga. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku".
Allah Subhanahu Wa Ta'ala Menjawab:
"Itu adalah Umat Muhammad".
Nabi Musa Berkata Lagi:
"Ya Tuhanku, aku melihat di Lauh-Lauh itu disebutkan suatu umat yang memiliki anak-anak yang sudah dapat menghapal kitab suci mereka, sedangkan umat-umat sebelum itu membaca kitab suci mereka dengan melihat. Apabila Kitab itu disingkirkan, mereka tidak dapat membacanya dan tidak mengetahuinya. Engkau juga memberikan mereka daya hafal yang tinggi yang tidak diberikan pada umat-umat lainnya. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku".
Allah Subhanahu Wa Ta'ala Menjawab:
"Itu adalah Umat Muhammad".
Nabi Musa Berkata Lagi:
"Ya Tuhanku, aku melihat di Lauh-Lauh itu disebutkan suatu umat yang beriman pada kitab suci yang pertama kali diturunkan hingga kitab suci yang terakhir diturunkan. Mereka senantiasa memerangi kesesatan, bahkan mereka juga memerangi makhluk paling pendusta yang bermata satu (Dajjal). Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala Menjawab:
"Itu adalah Umat Muhammad".
Nabi Musa Berkata Lagi:
"Ya Tuhanku, aku melihat di Lauh-Lauh itu disebutkan suatu umat yang dapat memakan hasil dari zakat yang dikeluarkan oleh sesama mereka, namun tetap diberi pahala yang berlipat-lipat. Engkau mewajibkan zakat itu pada orang-orang kaya di antara mereka dan menyalurkannya pada orang-orang miskin. Sementara ketika umat-umat lain berzakat, jika diterima maka zakat itu akan dimakan Api, dan jika ditolak maka zakat itu akan dimakan hewan buas dan burung-burung. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai Umatku".
Allah Subhanahu Wa Ta'ala Menjawab:
"Itu adalah Umat Muhammad."
Nabi Musa Berkata Lagi:
"Ya Tuhanku, aku melihat di Lauh-Lauh itu disebutkan suatu umat yang ketika berniat untuk berbuat baik namun mereka tidak melaksanakan niat tersebut, maka akan tertulis satu kebaikan. Dan jika mereka melaksanakan niat tersebut, maka akan tertulis bagi mereka 10 hingga 700 kali lipat.Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku".
Allah Subhanahu Wa Ta'ala Menjawab:
"Itu adalah Umat Muhammad".
Nabi Musa Berkata Lagi:
"Ya Tuhanku, aku melihat di Lauh-Lauh itu disebutkan mereka suatu umat yang dapat memberikan syafa'at sekaligus menerima syafa'at. Ya Tuhanku, jadikanlah mereka itu sebagai umatku".
Allah Subhanahu Wa Ta'ala Menjawab:
"Itu adalah Umat Muhammad."
Setelah mendegar semua itu, Nabi Musa Alaihisalam melemparkan Lauh-Lauh yang dipegangnya sembari berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah aku salah satu umat Muhammad".
Subhanallah, betapa beruntungnya umat Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam karena telah diistimewakan Allah dari umat lainnya. Kisah Nabi Musa ini telah menyadarkan bahwa kita adalah umat terbaik yang dipilih Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sebagai balasan dari karunia besar ini, setiap muslim yang mengaku umat Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam sejatinya harus tunduk dan taat kepada syariat-Nya dan berlomba-lomba dalam kebaikan.
Wallahu A'lam Bishawab.