Kisah Malaikat Ridwan Mengantar Orang Sholeh Ke Neraka
KompasNusantara - Malaikat Ridwan merupakan malaikat yang bertugas menjaga pintu Surga. Namun suatu ketika, malaikat tersebut diperintahkan untuk mengantarkan orang sholeh ke Neraka. Berikut kisahnya.
Diceritakan bahwa ada dua sahabat karib di dunia. Namun ketika meninggal dunia, keduanya mendapatkan perlakuan yang tidak sama. Satu orang dari keduanya adalah orang sholeh yang meninggal dunia dengan tenang. Seumur hidupnya diisi dengan amal ibadah dan perbuatan baik. Sementara itu, yang satunya banyak menghabiskan waktunya di dunia dengan perbuatan maksiat dan melanggar perintah Allah SWT.
Dijelaskan dalam kitab tersebut, ketika orang sholeh itu meninggal, ia diterima oleh Malaikat Ridwan dengan rasa hormat. Sambil membungkuk malaikat Ridwan berkata, “Silahkan Tuan, masuk Surga yang merupakan hak tuan. Saya antarkan sampai ke pintu gerbangnya”. Dengan penuh rasa suka cita, orang sholeh itu melangkah menuju Surga. Namun ia tiba-tiba tersentak kaget lalu menghentikan langkahnya. Ia mendengar suara yang sudah sangat dikenalnya. “Sahabatku tolonglah aku, atas nama persahabatan kita yang akrab, selamatkanlah aku dari siksaan api Neraka. Begitu suara itu kian terus memanggil orang sholeh tersebut”.
Orang sholeh tersebut memperhatikan sekeliling dan mencari-cari asal suara itu datang. Dilihatnya ada seorang laki-laki yang sedang diseret-seret ke Neraka oleh malaikat Malik yang wajahnya begitu menakutkan. “Ya Allah, laki-laki itu adalah sahabatku semasa hidup di dunia dulu”, gumam orang sholeh tersebut.
Karena merasa prihatin dengan apa yang dialami oleh sahabatnya itu, orang sholeh tersebut akhirnya tidak mau masuk ke Surga. Ia malah minta untuk diantarkan ke Neraka. “Antarkanlah saya ke Neraka”, pinta orang sholeh itu kepada malaikat Ridwan. Mendengar pernyataan itu, malaikat Ridwan langsung kaget dan dengan keras ia menolak permintaan orang sholeh itu.
“Bagaimana saya akan membawa tuan ke Neraka, padahal saya diperintahkan mengantar tuan ke Surga. Silahkan tuan tidak usah ragu-ragu, Surga yang Indah itu milik tuan dan saya akan melayani tuan secara baik-baik”, jelas malaikat Ridwan meyakinkan orang sholeh tersebut.
“aku tidak membutuhkan Surga maupun pelayananmu, bawalah saja saya ke Neraka”, ujar orang sholeh itu dengan suara agak keras. Karena mereka saling bersitegang dengan pendiriannya masing-masing, maka terdengarlah sebuah suara ghaib Yang Maha Agung. “Wahai malaikat-Ku sebenarnya Aku telah mengetahui apa yang tersembunyidi balik dada hamba-Ku yang sholeh ini. Namun agar lebih jelas bagimu, tanyakan sendiri kepadanya, kenapa ia memilih Neraka daripada Surga”, kata suara itu.
Malaikat Ridwan segera memenuhi perintah itudan bertanya,”mengapa tuan lebih menyukai Neraka daripada Surga?”. “Engkau lihat orang yang sedang di seret-seret menuju Neraka itu, Ia adalah sahabatku selama hidup di dunia. Ia menjerit-jerit minta tolong agar aku membebaskannya dari ancaman Neraka. Aku sadar sepenuhnya, bahwa aku yang lemah ini tidak mungkin dapat menyelamatkannya dari Neraka dan membawanya ke Surga. Karena itu, lebih baik aku yang ke Neraka agar dapat bersama-sama dengannya”, ujar orang sholeh itu.
Mendengar jawaban ini malaikat Ridwan semakin kaget dan terharu. Kemudian terdengarlah suara ghaib kembali, “wahai hamba-Ku yang sholeh dengan segala kelemahanmu, engkau rela masuk Neraka untuk bersama-sama dengan sahabatmu yang telah menemanimu sebentar saja di dunia. Padaha; sepanjang umurmu, engkau begitu taat dan berbakti kepada-Ku. Memuja-Ku sebagai Tuhanmu. Bagaimana Aku rela membiarkanmu masuk ke Neraka, karena itulah Aku hadiahkan sahabatmu itu untukmu. Dan ajaklah dia masuk Surga bersamamu. Inilah ganjaran yang sepadan bagimu”, terang suara itu.
Maka dengan Kemaha Pengampunan Allah SWT kepada makhluknya itu, kedua sahabat karib tersebut akhirnya diantarkan ke Surga dan masuk kedalamnya. Ahli maksiat itu mendapatkan hikmah berupa kenikmatan lantaran ia berkumpul dan bersahabat dengan orang sholeh semasa hidupnya.
الله أعلم بالصواب
Sumber kisah ini diambil dari kitab Durratun Nasihin. Dan permisalan teman duduk yang sholeh dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya, atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya. (HR. Bukhori dan Muslim)
Demikianlah kisahnya, semoga bermanfaat dan semoga kita selalu dipertemukan dengan orang-orang yang sholeh yang senantiasa mengajak kita dalam kebaikan. Aamiiin